P R O M I S E -8-

918 104 7
                                    

Prokk prokk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prokk prokk

Riuh tepuk tangan terdengar saat para anggota tim basket melihat duel antara Jeno dan Eric.

"Bukankah keduanya memilki kekuatan yang unggul?"

"Heol! Aku yakin pelatih akan kesulitan memilih diantara mereka," ucap salah satu siswa.

"Psst... sepertinya Eric akan dipilih, kau ingat? Tahun lalu dia masuk keanggotaan basket dengan bantuan ayahnya," balas siswa lain dengan suara pelan. Namun bisa terdengar oleh Eric dan Jeno yang sedang bermain.

Jeno menyeringai, dia langsung mengambil alih bola pada Eric yang termenung kemudian memasukkannya ke ring.

Prokk prokk

"Wah...Lee Jeno!" beberapa siswa mengacungkan jempolnya pada Jeno. Jeno tersenyum sembari mengatur napasnya.

Permainan duel setiap anggota sudah selesai, kini saat yang ditunggu adalah saat pelatih mengumumkan siapa saja yang akan menjadi pemain utama.

"Baiklah, kerja bagus semuanya. Kalian menampilkan performa terbaik kalian hari ini. Okey, untuk 5 pemain utama adalah Kim Younghoon, Park Jihoon, Na Jaemin, Choi Yeonjun, dan Sohn Eric. Kemudia untuk 5 pemain cadangan yaitu Lee Jeno, Kim Junkyu, Choi Soobin, Hwang Hyunjin dan Yoon Sanha," papar pelatih Kim.

Jeno mendongakkan kepalanya medengar ucapan pelatih Kim.

"Baik...bereskan lapangannya, besok kita akan berlatih dengan sungguh-sungguh," pesan pelatih Kim sebelum keluar dari lapangan.

Jeno mengejar pelatih Kim, "permisi ssaem... kenapa aku bisa ditempatkan di bagian tim cadangan? Bukankah saat duel aku lebih unggul dari Eric?" tanya Jeno. Tentu dia tidak terima begitu saja.

"Kau memanfaatkan kelengahan lawan, itu yang membuatmu unggul," jawab Pelatih Kim dengan asal.

"Aniya... aku sudah jauh lebih unggul dari Eric dan yang terakhir itu memang ketidaksengajaam saat Eric lengah. Bahkan aku sudah melakukan semua yang kau perintahkan agar bisa menjadi pemain utama," jelas Jeno.

Pelatih Kim terkekeh, "apa ada pemain utama yang begitu rajin membersihkan lapangan dan membereskan bola? Kau tahu, itu hanyalah pekerjaan untuk pemain cadangan. Sadarlah! Kau hanya pantas menjadi cadangan, Lee Jeno."

Jeno mengepalkan tangannya mendengar ucapan pelatih Kim. Pria itu tersenyum kecil melihat Jeno, dia mendekatkan mulutnya pada telinga Jeno lalu berbisik.

"Sialan! Aku lebih baik keluar dari tim basket, daripada harus memiliki pelatih licik seperti kau!" Jeno menatap tajam pria yang ber-notabe menjadi pelatihnya selama ia menjadi anggota tim basket. Persetan dengan menghormati pria di depannya ini.

"Silahkan saja," ujar pelatih Kim.



Johnny menghela napasnya melihat Taeyong yang bertamu, lalu sedari awal dia datang dia hanya bolak balik seperti setrika.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang