P R O M I S E -56-

468 56 10
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian dimana Taeyong mengajak berbicara kedua orang tuanya. Akhirnya mereka melakukan kesepakatan. Yaitu, mereka akan berusaha untuk bersikap baik-baik saja dihadapan Jeno. Dan mereka akan berusaha mengatasi konsekuensinya jika suatu saat Jeno tahu.

"Apa hari ini akan ada gurumu yang datang?" tanya Seoyeong sembari menyiapkan sarapan. Wanita itu menjalankan perannya dengan baik, bersikap seperti dulu seakan kejadian kemarin tidak terjadi. Mencoba kembali untuk berperan menjadi seorang ibu.

"Eung... hari ini jadwalku dengan guru matematika," jawab Jeno.

Meski sudah berpisah dengan Doyoung, Jeno tetap diberikan fasilitas home schooling untuknya.

"Baiklah...belajar dengan rajin, eoh? Tapi jangan juga memaksakan dirimu," pesan Seoyeong.

Jeno mengangguk, "nee eomma!"

"Oh ya... panggilkan hyungmu untuk sarapan," titah Seoyeong.

Jeno pergi ke kamar Taeyong yang kebetulan berada di samping kamarnya.

"Hyung," Jeno menyembulkan kepalanya ke dalam kamar Taeyong.

"Hyung?"

Kosong. Tidak ada Taeyong di kamarnya, Jeno memilih mencari ke kamar mandi.

Tok tok

"Hyung, kau di dalam?"

"Eoh... kalian sarapan duluan saja!"

"Geurae!"

Jeno kembali ke meja makan dan menyampaikan apa yang dikatakan kakanya tadi.

"Yasudah, makan sarapanmu lalu minum vitaminmu... sebelum berangkat bekerja eomma akan menyiapkan makanan dan minuman untukmu dan guru yang mengajar," jelas Seoyeong.



"Aku tahu kau sibuk dengan kondisi Jeno, tapi kau juga harus memperhatikan kondisimu sendiri, Lee," nasihat Jaehyun.

"Aku mengerti, tapi saat ini Jeno adalah prioritasku...," balas Taeyong.

Jaehyun menghela napasnya.

"Kenapa? Apa kondisiku memburuk?" tanya Taeyong, jujur saja alasan selain dia mementingkan kondisi Jeno, dia sendiri belum siap dengan diagnosis dari dokter tentang kondisinya.

"Apa kau sering mengonsumsi obat-obatan?" bukannya menjawab dokter satu itu justru bertanya balik pada Taeyong.

"Saat kepergian Jeno, aku mengonsumsi obat pereda nyeri, ibat penenang dan obat tidur," jawab Taeyong. Saat dia menemukan obat-obatan di nakas Jeno. Tanpa ragu di mengonsumsinya untuk menenangkan dirinya.

"Tanpa dosis?"

Taeyong mengangguk, dia dapat mendengar jelas jika Jaehyun berdecak.

"Pantas saja... ini, baca dengan teliti," titah Jaehyun.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang