P R O M I S E -28-

683 82 15
                                    

"Aku dengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku dengar... kau berkelahi dengan Haechan, kenapa?" tanya Jaemin, tadi saat pergi ke kantin untuk membeli minum Jaemin mendengar banyak murid membicarakan kedua sahabatnya.

"Haechan... dia mengkhianatiku dengan membagi nomorku pada Taeyong hyung," jawab Jeno seadanya.

Terdengar helaan napas dari Jaemin, "kau anggap itu mengkhianati? Jeno~ya, ada hal yang lebih buruk dari hal itu bahkan bisa berbahaya."

Jeno menatap Jaemin dengan lekat, "apa maksudmu?"

"Orang yang sangat kau percayai, terkadang bisa menjadi orang yang paling berbahaya untukmu. Aku tahu, kau selalu memendam semua kekesalan dan kesedihanmu sendiri, yang mungkin suatu saat hal itu bisa menjadi bom waktu yang tak terduga... Namun, aku hargai itu selagi kau belum siap bercerita itu tidak masalah. Aku hanya ingin kau berhati-hati, siapapun bisa menjadi pengkhianat."

"Termasuk kau?"

Jaemin tersenyum kecil.



"Kau yakin tidak memiliki masa lalu yang kurang baik dengan seseorang disini?" tanya Yuta, saat ini Taeyong diajak Johnny untuk menemui Yuta.

Taeyong menggeleng, "aku rasa tidak, aku tidak pernah mencari masalah atau terlibat masalah dengan siapapun."

"Kau pernah memiliki teman lama disini bukan? Terkadang musuh terbesar bukan orang yang kita anggap musuh, justru terkadang dia adalah orang yang paling kita percaya. Itu bisa saja terjadi," jelas Yuta.

"Itu benar," timpal Johnny. "Kau pernah curiga dengan teman lamamu?"

Taeyong berpikir sejenak, sejauh ini dia tidak punya masalah dengan teman lamanya. Taeil? Dia baik-baik saja dengannya. Apa jangan-jangan... tapi Taeyong sendiru tidak pernah tahu, karena ia menjauh dari Taeyong saat dulu dirinya pindah ke Jepang. Semenjak itu dia sudah tidak berkomunikasi dengannya.

Taeyong ingat, tempo hari dia bertemu dengan teman lamanya itu. Seringai khasnya menunjukkan gigi kelinci miliknya.

"Sepertinya aku tahu siapa dia...," ujar Taeyong. Dia menatap Yuta dan Johnny bergantian, "aku tahu dimana kita harus menemui dia."



"Ssaem!"

"Ini untuk kebaikan tim basket sekolah kita Jeno~ya, jika kau diteruskan menjadi tim utama. Sedangkan rekaman video kau berkelahi tersebar, itu bukan hanya merusak nama baik dirimu tapi juga tim basket sekolah ini," jelas pelatih Park.

Jeno menghembuskan napasnya kasar, "jika itu untuk kebaikan tim basket kita, tak apa... aku tahu aku bersalah karena berkelahi. Maafkan aku," Jeno membungkukkan tubuhnya dengan sopan.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang