Dua Lelaki

49 8 4
                                    

Disetiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Tapi jangan pernah ada perpisahan, hanya untuk mengakhiri sebuah pertemuan.

Dengan rangkaian kata-kata yang bijak seperti itu, kau memberanikan diri untuk mengambil sebuah keputusan besar. Yang sebetulnya terasa berat dan menyakitkan, sebab pada dasarnya memang perpisahan selalu berakhir menyakitkan.

Kau memutuskan meninggalkan laki-laki yang amat kau cintai. Tidak ada orang ketiga menenangahi. Tidak bila faktanya kalian bukan sepasang kekasih. Namun setidaknya jutaan gadis diluar sana tidak begitu berpengaruh untukmu karena kau pikir, kau punya pegangan yang kuat dalam mencintai. Tapi dari dalam cinta itu sendiri ternyata terdapat dilema yang menciptakan genangan luka.

Lebih terluka karena dia membentengi dirinya sendiri, antara tenang atau tertutup, kau tidak mengerti. Terkadang begitu menyentuh hati, terkadang menghancurkannya setengah mati. Entah tulus atau berpura-pura, kau tidak mampu membedakan lagi. Ketidakpastian sikap yang kerap ia tunjukkan, membuatmu tak sanggup untuk terus mentoleransi.

Kau yang sering kali merasakan krisis percaya diri, harus berhadapan dengan laki-laki yang berpredikat sempurna namun dingin. Akibatnya kebimbangan, kesepian dan putus asa, semuanya mendominasi jiwa.

Jadi mulai saat ini, kau mengikat hatimu yang berantakan hanya untuk dirimu seorang. Sepenuhnya hanya memikirkan dirimu dan harapan-harapan yang akan kau capai sendirian. Kembali lelap dalam duniamu saja. Hingga kurun waktu yang kau pun tak dapat perhitungkan.

.

Kau bertepuk tangan lantas mengangkat dua jempolmu kala proses syuting video cover lagu yang dilakukan kedua teman laki-lakimu selesai.

"Kerja bagus teman-teman."

Kau menghampiri mereka lalu merangkul keduanya dengan mengambil posisi ditengah-tengah.

"Anak ini sering kehilangan kesopanan padahal kita berdua jelas lebih tua darinya."

Kau tertawa karena komentar salah satunya, Lee Juyeon. Sedangkan temanmu satunya ikut tertawa, Kim Younghoon. Memang benar apa yang Juyeon katakan, kau lebih muda dari mereka berdua. Meski begitu, baik Juyeon maupun Younghoon tidak mempermasalahkannya.

Selama kau bahagia, tidak apa-apa.

"Ini namanya mengakrabkan diri, Oppa."

Elakmu sambil menyalakan kamera ponselmu, bersiap mengambil foto dengan mereka.

"Satu, dua, tiga..."

Beberapa foto berhasil diambil.

"Aku akan mengunggahnya di media sosialku sehingga penggemar kalian akan jantungan."

"Oh. Semacam spoiler?"

Younghoon menyahut dan kau respon dengan anggukkan. Kedua temanmu itu adalah idola di bawah agensi yang sama sebagai rekan satu grup. Namun  kini mereka telah mengakhiri kontrak sebagai sebuah grup. Dimana Juyeon menjadi solois, sementara Younghoon menjadi aktor.

Kalian bertemu karena sebuah project film dimana kau menjadi penulis naskah sementara keduanya menjadi aktor utama dan mengisi soundtrack untuk film tersebut. Setelah film berakhir, kalian tetap berteman dekat sampai sekarang dan sering menghabiskan waktu bersama. Penggemar mereka juga tahu itu.

Dan untuk ide video cover ini adalah idemu melalui game truth or dare yang kalian lakukan beberapa minggu yang lalu. Benar-benar iseng.

"Terserahlah. Ayo berburu makanan, aku sudah lapar."

Juyeon menaruh gitarnya lalu berjalan keluar ruangan. Kau dan Younghoon pun menyusul.

END

Ini bener-bener beda ya dari aslinya. Murni karangan belaka😁

Lee Juyeon Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang