Kekanakan

40 8 8
                                    

"Aku dengar dari Ibumu kalau kau bertengkar dengan Ayahmu."

Kau mengambil dasi berwarna hitam bergaris putih yang sebelumnya telah kau siapkan di atas ranjang. Kemudian memasangkannya pada leher suamimu, Lee Juyeon.

"Memang."

Jawabmu singkat. Sementara Juyeon menatapmu lekat. Sedikit tertegun sebab jarang sekali istrinya bertengkar dengan mertuanya kendati mereka seringkali berbeda pendapat.

"Masalahnya apa?"

"Sangat menyebalkan ketika dibandingkan dengan seseorang yang terburu-buru menikah. Beliau hanya tidak tidak tahu, saat temanku sibuk berpacaran, aku sibuk dengan buku-buku. Saat temanku hamil di luar nikah, aku sibuk dengan pekerjaan. Bahkan saat temanku telah menikah tiga kali, aku masih sibuk mempelajari bagaimana menghadapi masa depan. Keterlaluan."

"Saat kau sudah menikah, apa yang temanmu sudah lakukan?"

Karena pertanyaan beruntun Juyeon, kauntanpa sengaja menarik kuat dasi pria itu. Sehingga Juyeon sempat terbatuk-batuk beberapa saat, lantas kau mengendurkannya secepat mungkin.

"Maaf. Maafkan aku, Juyeon."

Juyeon menggeleng. Mungkin dia juga merasa tak seharusnya terburu-buru melemparkan pertanyaan yang demikian. Padahal dia tahu, kau termasuk sosok yang sensitif.

Melihat wajah bersalahmu, Juyeon mengajukan senyumnya.

"Jasnya?"

Terakhir, kau membantu Juyeon mengenakan jas warna hitamnya. Setelah selesai, kau diam seraya menaruh salah satu tangannya di dada Juyeon.

"Aku kekanakan, ya?"

Ini juga merupakan kecemasan yang acapkali diungkapkan olehmu. Dia terlalu sensitif dan pemikir. Hal itu pula yang membuatmu kadang-kadang merasa membebani Juyeon. Sedangkan pria tersebut tidak mempermasalahkannya, toh dia mencintaimu apa adanya.

Segala kurang maupun lebih yang kau miliki, Juyeon menerimanya.

"Kau hanya mencoba menjadi dirimu sendiri. Tetaplah begitu, Sayang."

Kau tersenyum. Juyeon paling mengerti dan lihai menenangkannya. Satu kecupan di dahi didapatkanmu dari Juyeon.

"Aku berangkat."

END

Jelas bedo yen dibandingke...

Ini lumayan sensitif jadinya aku jadikan tulisan😄

Lee Juyeon Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang