Dengan Cintamu

37 12 0
                                    

Kau terbangun ketika dirimu menyadari pergerakan seseorang pada tubuh ayahmu. Tapi pergerakan yang ditangkap matamu sangat tidak biasa dan mampu membuatmu tersentak.

"Apa yang kau lakukan?!"

Dengan refleks, kau menyingkirkan tangan bibimu yang terlihat panik tersebut.

"Me-memangnya apa? Aku hanya ingin menyentuh wajah Appa-mu."

"Tapi kau memegang selang oksigen, bukan menyentuh wajahnya."

Jelas sekali kalau tadi kau memergoki bibimu menarik selang oksigen yang dipasangkan pada hidung ayahmu. Lelaki enam puluh tahun itu sedang tidur.

"Jangan bicara sembarangan jika tak ada bukti. Aku bisa melaporkanmu ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik."

Dalam hatimu terbahak.

"Laporkan dan CCTV akan membuktikan apakah aku bicara sembarangan atau tidak."

Kau nyaris menerima tamparan jika saja sosok dari arah samping tak segera menahannya. Kau dan bibimu terkejut melihat kehadiran Lee Juyeon, suamimu yang memegang tangan bibimu yang terangkat.

"Jangan coba-coba untuk menyakiti istriku lagi. Kau akan tahu akibatnya nanti."

Kau memanggil Juyeon pelan lantas bibimu menarik tangannya yang dicengkram hingga terlepas.

"Kalian berdua sama saja!"

Bibimu segera keluar masih dengan tampang kesalnya. Sementara Juyeon menuntunmu untuk duduk di sofa tak jauh dari sana.

"Jangan menjadi durhaka karenaku."

"Aku juga tidak ingin, tapi melindungi istri adalah kewajiban seorang suami."

Kau tersenyum.

"Tapi kau bisa melakukannya dengan lembut."

Sekarang Juyeon yang dibuat tersenyum. Dia memegang tanganmu.

"Jika ada penghargaan untuk perempuan tersabar, aku yakin kau akan menjadi pemenang."

Kalian terkekeh.

"Kata siapa? Aku juga ingin menunjukkan emosiku. Aku ingin bicara kasar, aku ingin membanting sesuatu, aku ingin memukul seseorang. Tapi aku tak bisa. Karena aku selalu melihat dia sebagai orang yang lebih tua, dia seorang perempuan. Ibuku juga perempuan, begitu juga denganku. Jadi aku-"

Juyeon menabrakkan bibirnya pada bibirmu. Lelaki itu seolah dibuat jatuh cinta setiap saat pada kebaikan hatimu. Namun dengan segera, kau mendorong dada Juyeon supaya tautan mereka terlepas.

"Ada Appa, Juyeon."

Juyeon tertawa.

"Baiklah. Aku anggap nanti, ya."

END

Menang banyak si Juy😆 eh nggak deng, readers juga menang sih 🤣🤣🤣

Lee Juyeon Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang