Kringg
Bel istirahat pun akhirnya berbunyi membuat murid bersorak kegirangan. Beberapa dari mereka bergegas membereskan alat tulis mereka, sebagian lagi ada yang masih setia menatap kearah papan tulis.
"Oke anak-anak pelajaran kali ini cukup sampai di sini, kalian boleh istirahat" ucap Pak guru seraya membereskan buku-buku serta spidol.
"Bapak pergi dulu, selamat makan siang"
"TERIMAKASIH PAK!!"
Haruto membereskan alat tulis nya kemudian bersiap pergi ke kantin, tapi baru saja ia melangkah kan kaki nya Jungwon dan Jeongwoo memanggilnya sehingga dengan terpaksa ia berjalan menuju bangku Jungwon.
"Apaan panggil-panggil mau nitip?" Tanya Haruto dengan malas.
"Lo pada masih punya tangan, punya kaki, punya mata masih berfungsi lagi, beli aja sendiri gak usah manja!" Lanjut Haruto panjang lebar kali tinggi.g
"Bacot lo, yang mau nitip juga siapa? Kita manggil lo buat cerita, bukan nitip" ujar Jeongwoo kesal.
"Cerita apaan? Cerita zaman dahulu? Suruh kakek nya upin ipin aja lah" kata Haruto tak kalah kesal.
Plakk
"Lo tuh ya, mana ada upin ipin punya kakek?" Geram Jeongwoo setelah memukul lengan Haruto.
"Ada, tuh si tok dalang" ucap Haruto acuh.
"Udah, kok pada bahas si kembar botak sih?!" Tanya Jungwon kesal.
"To katanya mau cerita soal bang Mashi" lanjut Jungwon.
"Oh iya"
"Jadi kemarin tuh gue ngeliat sesuatu di punggung bang Mashi" cerita Haruto dengan serius.
"Apaan?" Tanya Jungwon penasaran.
"Gue liat semacam asap hitam gitu pas bang Mashi nyuruh kita beresin pecahan piring" jelas Haruto menatap keduanya.
"Eh, gue juga liat kemarin, tapi gue acuh aja kiraiin itu halusinasi gue" celetuk Jeongwoo kaget.
"Bisa jadi asap hitam itu tanda bahwa hidup seseorang udah gak lama lagi" ujar seseorang
•
•
•"Anjir, bang Sunoo, bang Doy, Riki, Junghwan?!" Kaget Jeongwoo saat Doyoung berbicara di samping nya.
"Ngapain kalian disini?" Tanya Jungwon bingung.
"Tadi kita mau ke kantin bareng kalian." jawab Doyoung.
"Eh taunya kalian malah ngerumpi disini" sambung Doyoung seraya duduk di salah satu bangku kosong.
"Oh gitu, eh yang bang Doy bilang tadi itu maksudnya apa?" Tanya Jeongwoo mengingat perkataan Doyoung tadi.
"Jadi gini, lo semua tau kan kalau kita ini, beda?"
"Ya ya ya, kita tau, jadi hubungan nya apa junet?!!" Kesal Haruto.
"Jadi gini bang, dari buku yang pernah gue baca, kalau ada asap hitam di punggung seseorang kemungkinan besar seseorang itu sedang dalam bahaya dan hidupnya gak lama lagi" ujar Junghwan yang sedari tadi menyimak.
"Dan bisa jadi bang Mashi udah diincer sama seseorang, mungkin bang Mashi ada musuh?" Ucap Sunoo nimbrung.
"Gak mungkinlah bang Mashi ada musuh, dia kan orang ramah, lemah lembut juga, terus kiyowok gitu siapa coba yang mau jadi musuh dia?" Ucap Jeongwoo tidak setuju.
"Justru itu, bisa jadi ada yang gak suka sama sifat nya bang Mashi, mungkin dia.. iri?" Ujar ragu Riki.
"Atau bisa jadi dia gak mau bang Mashi hidup karena alasan lain?" Sambung Doyoung.
"Iya juga sih, oh iya bisa gak sih kita gunain sihir atau semacamnya buat nemuin pelaku nya?" Tanya Haruto berharap.
"Bisa, tapi beresiko" jawab Jungwon.
"Maksudnya?" Ucap Junghwan tak paham.
"Jadi gini, pertama sihir itu bahaya buat kita, kecuali yang emang keturunannya. Kedua bisa jadi yang bunuh bang Mashi punya sihir juga dan malah bisa jadi dia lebih kuat, takutnya kita yang kena. Ketiga, nyawa kita dan nyawa orang terdekat kita bisa jadi tumbal." jelas Riki.
"Bentar seret gue" ucap Riki, lalu dia mengambil minum Jungwon tanpa minta izin dan meminum nya.
"ANJING AIR NAPA LO MINUM MONYET?!" Seru Jungwon kesal.
"Dikit doang elah bang, pelit amat."
"DIKIT MATA MU, HABIS INI BABI."
"UDAH ANJIR PERKARA AIR DOANG!" Teriak Haruto menyela.
"Ck, lanjut Rik" kata Jeongwoo.
"Yaudah lanjut, terakhir kalian tau kan kalau gal semua penyihir itu baik. Bisa aja penyihir itu ambil nyawa kita semua dan gak cari pelaku pembunuhan bang Mashi." Jelas Riki.
Mendengar penjelasan Riki, mereka pun membuang jauh-jauh ide untuk menggunakan sihir untuk menemukan si pelaku.
"Oh iya jangan kasih tau para abang lu ya?" Pinta Sunoo.
"Kenapa?" Tanya Junghwan.
"Karena, pelaku nya kan di antara para abang lu pada." jawab Sunoo.
"Eh, kok lo tau?" Tanya Junghwan, lagi.
"Gobl- tau ah" pasrah Sunoo.
"Dih"
"Karena gue baik hati, ganteng, dan tidak sombong gue jelasin" kata Jungwon dengan percaya diri melebihi tinggi si Haruto.
"Apaan, gantengan gue kali" ujar Haruto percaya diri.
"Bacot, nah kan tadi si Haruto udah jelasin kalau pelaku nya pasti di antara kalian kan? Gak mungkin para termuda pelakunya" ucap Jungwon.
"Karena kalian itu masih dibawah umur dan kekuatan kalian pasti belum terlalu kuat." lanjut Jungwon.
"Hubungan nya?" Tanya Junghwan lagi dan lagi.
"Ngajarin anak tk emang susah ya" kata Jungwon dengan senyum yang tulus (paksa).
"Ihh hwan bukan anak tk ya" ucap Junghwan sambil melotot lucu.
"Iyain, lanjut hubungan nya itu pembunuh bang Mashi pasti menggunakan sihir dan sihir nya pasti sihir yang kuat gitu" jelas Jungwon.
"Nah sedangkan abang lo pada udah dewasa, kekuatan mereka pasti lebih besar ketimbang kita" sambung Jungwon.
Mereka pun mengangguk tanda setuju dengan perkataan Jungwon.
"Oh iya kalian ada curiga gak sama seseorang?" Tanya Sunoo.
"Ada" ucap Doyoung, Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan serempak.
"Siapa?" Tanya Taehyun dan Beomgyu secara bersamaan.
"Bang Yedam" ucap Doyoung dan Jeongwoo.
"Bang Asahi" ucap Haruto dan Junghwan.
Tbc..
Ceritanya aneh gak sih? Nggak nyambung gituu.
Oh iya disini author mau jelasin umur mereka ygy.
Hyunsuk- 21 tahun
Jihoon, Yoshi, Junkyu- 20 tahun
Mashiho, Jaehyuk, Asahi, Yedam- 19 tahun
Doyoung, - 18 tahun
Haruto, Jeongwoo, - 17 tahun
Junghwan- 16 tahun
Ini author pake umur palsu ya gak sesuai dengan umur asli mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is The Impostor? || Treasure✓
Mystery / Thriller❝Pembunuh Nya Salah Satu Dari Kita❞ Start: 06-07-22 Finish: 02-01-23