"Olivia maukah kau menikah denganku?" lamar Theo.
Theo De La Gardie jatuh cinta pada pandangan pertama pada Olivia yang tidak sengaja ia temui di sebuah acara amal dan ia melamar wanita berparas cantik itu tidak lama kemudian.
Tapi di malam pernika...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepulang dari bertemu Olivia, Theo berenang dirumahnya.
Untuk menjernihkan kepalanya, ia pun berenang sampai tengah malam.
"Theo!" Panggil Peter di sisi kolam.
Theo tidak mendengar suara Peter yang berdiri di sisi kolam, ia berjalan mengikuti arah berenang Theo yang masih berlanjut.
satu jam kemudian Theo baru berhenti berenang dan keluar dari kolam renang, perut kotak kotak Theo terlihat indah.
Theo di sambut oleh Peter yang sudah siap dengan handuk ditangannya. ia menyerahkan handuk itu kehadapan Theo.
Theo menerimanya dan langsung ia taruh diatas kepala untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
"Ponselmu berbunyi dari tadi." Lapor Peter pada Theo yang masih mengusap rambut basahnya dengan sebelah tangan sambil berjalan menuju kursi dan duduk di diatasnya.
Tanpa membalas ucapan Peter, Theo mengambil ponselnya dengan sebelah tangannya yang lain dan melihat siapa yang menelponnya.
"Tidak ada namanya." gumam Peter. Ia lanjut membuka pesan masuk dan membacanya sebuah pesan masuk.
Senyum tipis terlihat di bibirnya, ia pun langsung melakukan panggilan telpon.
"Kau menelponku?"
"uhm, yah."
"Ada Perlu apa kau menelpon malam malam Angelina?" tanya Theo, ia menjatuhkan handuk di tangannya kemudian bersandar pada kursi.
"Uhm, ada yang ingin aku bicarakan tentang yayasan, apa kita bisa bertemu besok?"
"Apa uang yang kuberikan kurang?" tanya Theo pandangannya lurus kedepan melihat langit malam diatas kepalanya.
"Ini bukan soal uang, maksudku, ini tentang yayasan tapi bukan soal uang." jawab Angelina berputar putar membuat Theo curiga.
"uhm, besok aku dan teman teman akan mengadakan acara, apa kau ingin ikut bersama kami?"
"Maksudmu?" Theo tersenyum mulai mengerti maksud Angelina.
"Mr. De La Gardie-" ujar Angelina yang dipotong oleh Theo, "Panggil saja Theo."
"Okay Theo, temanku membuka sebuah bar di pusat kota, aku ingin mengundangmu sebagai tanda terimakasih sudah berdonasi untuk yayasan." Angelinakembali basa basi.
"Dimana tempatnya?" tanya Theo, matanya melirik Peter memberi isyarat untuk menyalakan rokoknya.
"Dijalan Birdys, apa kau akan datang?" tanya Angelina ragu.
"Ah maaf, aku ada janji bertemu seseorang besok." tolak Theo, sambil menyesap rokok yang disodorkan Peter padanya.
"Apa kau akan pergi dengan Olivia?" Tanya Angelina terdengar sinis.
