00. Prolog.

34 5 0
                                    

"Kalo kalian nggak datang ke acara itu, jangan harap kalian masih bisa liat matahari terbit besok!" tegas Ayah selaku kepala keluarga yang memegang kendali penuh di rumah ini.

Ketiga anak laki-lakinya yang berdiri sejajar itu geming. Mereka tau hal ini akan berbuntut serius jika mereka benar-benar tidak datang ke jamuan bisnis nanti malam.

"Sekali lagi Ayah tanya. Kalian bakal datang ke jamuan bisnis nanti malam, kan?" tanyanya menuntut jawaban. Semua anaknya mengangguk malas. Tapi Ayah belum puas, ia ingin mendengar kata 'iya' keluar dari mulut anak-anaknya.

"Iya kan Daniel?"

"Iya." Seperti biasa, Daniel adalah anak yang paling penurut.

"Elang?"

"Insyaallah."

TARRR!!!

Semua orang berjingit kaget. Ayah memberi sabetan yang cukup kuat ke meja menggunakan rotan andalannya. Ya, semuanya dibuat kaget, termasuk pengawal dan asisten pribadinya yang kini sedang sibuk mengelus dada dan menetralkan detak jantung.

"Iya-iya." Jawab Elang kemudian. Dengan terpaksa ia menyetujui karena mendapat sikutan yang cukup kuat dari Daniel.

Bukannya apa-apa, Daniel hanya tidak mau kena imbas kemarahan sang Ayah hanya karena abang laknatnya itu.

"Bagus! Bilal?"

"Iya, Yah." Bilal pasrah. Anak Ayah yang paling susah dikendalikan itu sepertinya sudah mulai bertobat sejak kemarin.

>>>>>>*<<<<<<

Bagi sebagian orang yang memiliki keluarga harmonis, keluarga adalah definisi dari segalanya. Keluarga adalah rumah dan punya banyak makna berarti yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Tapi jika anak-anak Pandu diberi pertanyaan "Apa definisi keluarga bagi kalian?"

Maka si sulung Elang pasti akan menjawab "Family is doesn't exist. Udah lama kata 'Keluarga' hilang dari kamus kehidupan saya."

Ya, Elang punya luka hati yang belum bisa disembuhkan sejak kecil. Ia belum bisa berdamai dengan keadaan.

Sementara itu, Daniel si anak tengah pasti akan menjawab dengan, "Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul di dalamnya. Keluarga tercipta karena adanya ikatan perkawinan, hubungan darah, dan proses adopsi."

Yap! Wikipedia sekali bukan? Bukannya ia tidak punya definisinya sendiri, hanya saja ia tidak tahu keluarga macam apa yang ia miliki saat ini. Ia sendiri pun bingung. Jadi ia masih belum bisa memberikan jawaban yang tulus dari hatinya.

Beda lagi dengan si bontot Bilal. Meski ia dicap sebagai orang paling beringas dan kasar di rumah, bisa dipastikan ia akan menjawab sambil menerawang ke langit. "Keluarga itu kekuatan sekaligus kelemahan buat gue." Ya begitulah. Baginya bisa menjadi anggota di sebuah keluarga adalah hal yang ia dambakan sejak dulu.

ADIWIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang