Malam telah berganti pagi, tanpa permisi cahaya mentari masuk disela-sela gorden yang sedikit terbuka karena tertiup angin.
Membuat seorang pemuda yang tengah tertidur dengan bertelanjang dada terbangun dari tidurnya. Mendudukan dirinya dan bersandar di kepala ranjang.Matanya beralih ke jam di dinding, lalu ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Setelah itu ia keluar dengan mengenakan kaos yang terlihat pas di tubuh atletisnya. Lalu berjalan keluar kamar menuju gym yang ada di mansionnya.
Sudah 1 jam lebih berada di ruang gym, dengan peluh bercucuran ia berjalan menuju kursi yang berada di dalam ruangan, mendudukinya dan meluruskan kakinya ke depan. Ia mengambil minuman yang sudah disediakan, lalu meneguknya hingga tandas. Kemudian ia berdiri dan pergi ke kamarnya untuk menyegarkan tubuhnya yang terasa lengket.
—
"Al belum bangun Ma?" tanya Marlon setelah menyesap kopinya.
"Udah dari tadi. Kayak biasa dia ngegym dulu," jawab Maya yang tengah menyiapkan makanan.
Tak lama kemudian, Al turun dengan tubuh yang terlihat segar. "Pagi." Seraya berjalan menghampiri Maya dan menciumnya.
"Pagi juga Al." Maya menjawab dengan tersenyum lembut. Tidak dengan Marlon yang hanya menjawab dengan dehaman dan jangan lupa wajahnya yang berubah menjadi kusut.
"Pagi-pagi muka udah kusut aja," cibir Al yang ditunjukkan pada Marlon.
"Pagi-pagi bibir udah main nemplok istri orang aja," balas Marlon dengan mata yang menatap Al sinis.
"Pagi-pagi kok udah ribut aja," sahut Maya.
"Al yang duluan."
"Papa aja yang lebay orang cuma cium pipi Mama," kata Al malas, "Masih untung yang cium anaknya sendiri, coba kalo tetangga depan pasti Papa udah kayak reog kerasukan," lanjutnya dengan akhir kata yang lirih tapi masih dapat di dengar oleh Marlon.
Sontak Marlon mendelik tajam, "Enak aja, cih duda genit itu? Mamamu mana mau dicium sama dia."
"Pasti mau, orangnya juga lumayan."
"Gantengan juga gue kemana-mana," kata Marlon memegang dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Hingga terdengar suara panci di pukul, yang mampu menghentikan perdebatan antara ayah dan anak itu.
"Terossss ae ayoo, sampek tuh mulut berbusa. Heran deh kalo ketemu kerjaannya gelud mulu," seru Maya dengan berkacak pinggang.
"Sekarang ayo doa dan makan!"
Meskipun Alsheiraz orang yang dingin, datar, irit bicara, dan cuek terhadap sekitar tetapi ketika berada di mansion dia akan sedikit banyak bicara, suka menjahili orangtuanya apalagi kepada sang Papa yang sudah menjadi langganannya.
Setelah sarapan pagi, mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Apa selama ini ada masalah di markas Al?" tanya Marlon. Ya meskipun ia sudah tau dari orang suruhannya, tapi ia ingin menanyakan sendiri kepada putra tunggalnya itu.
"No, todo sigue siendo seguro." jawab Al datar.
"Keduanya?" yang hanya di jawab dehaman oleh Al.
"Kamu nggak ke markas Al?" tanya Maya yang sedari tadi fokus ke tv sambil mendengarkan pembicaraan suami dan anaknya.
"Habis ini," jawab Al kemudian ia berdiri dari duduknya.
"Kalo Papa mau pergi hati-hati Mama di bawah kencan sama tetangga depan." Setelah mengatakan itu ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang keluarga.
"GAUSAH MULAI KAMU AL!!" teriak Marlon dengan raut yang terlihat sangat kesal. Al yang mendengar teriakkan Papanya pun tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSHEIRAZ
Teen FictionBercerita tentang seorang pemuda bernama Alsheiraz, seorang pemuda tampan namun memiliki sifat yang irit bicara, dingin, datar, dan cuek dengan sekitarnya. Lalu apa jadinya jika kedatangan seorang siswi baru gadis cantik dengan segala tingkah lakuny...