ALSHEIRAZ 08

1.1K 27 1
                                    

Lima inti Aodra melangkahkan kakinya menuju rooftop, mereka tidak masuk ke kelas karena sedang malas saja ditambah jam pertama ada pelajaran sejarah wajib, dimana guru itu bukannya menjelaskan materi tetapi guru itu selalu menceritakan tentang sejarah masa lalunya.

BRAKK

Pintu rooftop ditendang oleh Al, untung saja pintunya tidak copot. Kalaupun rusak juga tidak masalah buat Al, tinggal menggantinya dan beres. Lagi pula pintunya juga sudah kebal dan kuat.

Kok jadi bahas pintu

Setelah pintu terbuka mereka pun masuk, tak lupa Bernad menutup pintunya kembali karena dia ada di belakang.

Mereka mendudukkan dirinya di kursi yang memang ada dirooftop. Bagaimana bisa di rooftop terdapat kursi, meja hingga sofa? Bukankah jika tidak terpakai, tak layak pakai, kelebihan, seharusnya diletakkan di gudang? Tentu saja bisa, itu karena mereka sendiri yang meletakkan di rooftop karena jika ingin membolos atau tidak ingin mengikuti salah satu mata pelajaran, mereka tidak perlu repot-repot keluar dari sekolah.

"Ehemm," deham Steve.

Bernad mengernyitkan dahinya, "Ceweknya mana?"

"Hah, maksud lo?"

"Kan biasanya lo kalau deham pasti lanjutannya ada ceweknya."

Steve semakin tidak mengerti apa maksud Bernad sebenarnya.

Bernad menghela nafas lelah, untungnya dia tidak irit bicara seperti Al dan Nathan, andai saja sama mungkin ekspresi konyol Steve akan terus terpasang.

"Lo biasanya kan gini ehem cewek. Nah, gitu. Tapi ini tadi kok nggak ada."

Steve mendatarkan raut wajahnya. Sepertinya membunuh Bernad juga tidak ada salahnya.

"Bacot Ber!"

"Kok lo malah ngegas sih?"

Steve, yang sudah terlanjur kesal dengan Bernad pun tak menghiraukannya. Ia menatap Nathan. "Nat."

Alis Nathan terangkat sebelah. "Sejak kapan lo punya sepupu cewek?"

"Sejak dia lahir."

Steve berdecak karena jawaban yang diberikan oleh Nathan. Tapi ya tidak salah juga jawaban Nathan.

"Kok lo nggak pernah cerita?"

"Nggak ada yang tanya."

"Ck, lo mah."

"Dia anak dari adik Papa," kata Nathan.

"Waitt.. berarti dia kakaknya Marcel kan?" sahut Bernad, yang diangguki Nathan.

"Pantesan."

"Kenapa?" tanya Nathan.

"Dulu gue pernah ke mansion Marcel soalnya mau ambil barang gue yang ditemuin Marcel karena hilang. Waktu di ruang tamu gue nggak sengaja lihat foto keluarga tapi yang menarik perhatian gue itu anak kecil perempuan. Gue yang saat itu mau tanya Marcel tapi nggak jadi, soalnya gue buru-buru mau pulang juga. Terus beberapa harinya gue juga ke sana lagi, tapi tetap nggak ketemu dia. Gue pikir, mungkin dia ada di kamarnya atau nggak ya main sama temannya."

Nathan mengangguk pelan, "Selama ini dia di LA."

"Sejak kapan?" tanya Bernad.

"Naik kelas 5 sd."

Bernad mengangguk pelan, pantas saja ia tidak pernah bertemu, ternyata orangnya sedang berada di luar negeri.

"Dia cantik banget, apalagi bodynya beuhh. Jadi ibu dari anak-anak gue sabi kali ya," ujar Steve seraya membayangkan.

ALSHEIRAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang