*****
Bunyi pintu terdengar di dobrak paksa sampai berdentum, sepuluh orang yang tengah duduk di dalam sampai terlonjak kaget. Mereka serempak menatap dipelaku yang sudah pasti akan membuat keributan sebentar lagi, mereka tampak kaget melihat kedatangan Khalish dengan wajah memerah menahan emosi.
Beberapa merasa cukup takut, sebagian lagi tampak acuh lalu kembali tenang.
"Khalish, kau tidak bersikap sopan!" tegur Liam menegur putranya.
Khalish tak menanggapi tegur ayahnya, matanya menyorot tajam pada para tetua yang tampak tenang. Tampaknya peringatan pertamanya dulu tak digubis oleh mereka, dan sekarang malah bertindak sesuka hati mereka.
"Meski kau seorang pemimpin kaum tapi kau tak diundang di sini." ucap Qiyas berdehem tak suka dengan sikap Sang pemimpin.
"Khalish keluarlah!" perintah Liam melihat aura para tetua mulai tak suka dengan sikap Khalish.
Khalish tak menggubis perintah ayahnya, "Apa aku harus memberi peringatan pada para tetua yang begitu lancang ikut campur urusanku?" ucapnya dengan rahang mengeras.
"Khalish Aleda!" tegur Liam dengan nada tinggi ia bahkan menatap peringatan pada putranya.
"Kau berani menentang para tetua? Dimana rasa hormatmu sebagai pemimpin!" geram Fahad menatap dengan mata beriris yellow nya.
Ghauts yang melihat perubahan mata Fahad langsung menahan lengan pria itu, "Fahad kendalikan dirimu!" tegurnya, ia tentu tak ingin ada kekacauan dalam pertemuan kali ini.
Fahad menepis tangan Ghauts, mencoba mengontrol jiwa lainnya. Mengalihkan pandangannya pada Attar Sang pemimpin semua para tetua, pria bersurai putih itu tampak tenang itu yang membuat pembicaraan beberapa waktu lalu membuatnya geram.
"Terserah," jengahnya.
"Kau tidak bisa membuat keributan di sini Khalish Aleda, kami sudah memutuskan semuanya." ucap Esam.
Khalish semakin geram, "Kalau begitu aku tidak akan membiarkan kalian." ucapnya dengan mata beriris goldnya melesat maju dengan cepat.
Mencekram kerah baju Attar sampai pria bersurai putih itu terhantam dinding, kedelapan tetua yang melihat itu kaget sampai mereka berdiri.
Esam melihat itu ingin bertindak tapi Attar mengangkat tangannya memberitahu agar tak perlu, pria bersurai abu-abu itu tampak geram mengepalkan tangannya.
"Kau sudah terlalu lancang, Khalish!" bentak Ghadi.
"Aku tidak main-main meski kalian tetua sekali pun." peringatan Khalish menekan tubuh Attar dengan keras.
Attar tampak tak menunjukkan kesakitan, meski mungkin ada bekas lebam di punggungnya. Sebagai pemimpin para tetua ia harus tetap tenang, ia juga sudah tau hal ini akan terjadi.
"Khalish! Kuperintahkan kau melepas Tetua!" perintah Liam geram dengan sikap kurang ajar putranya.
Attar menatap ke dalam manik gold yang menampilkan bayangan buruk yang tengah pria itu alami, ia tak bisa menyalahhkan tapi ia juga harus mencegah Sang pemimpin bertindak di luar taqdir.
"Kau sudah cukup membuat semuanya berubah dari takdirnya. Kali ini kau tidak boleh lagi melewati batas Khalish, kesakitanmu itu tidak akan membuat Sang malaikat kembali. Alyena bukan lah pengantinmu dia ditakdirkan bersama Alarice, jangan membuat kesalahan kedua kalinya. Atau kau ingin melihatnya hidup dalam kutukan yang tak berkesudahan. Kau yang tentukan." ucap Attar.
Khalish semakin geram cekramannya sudah membuat leher Attar memanas, "Aku tidak akan membiarkan Alyena dimiliki Si brengsek Alarice. Akan kuhabisi siapa pun itu jika berani mengambil Alyena ku." peringatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL LULLABY
Romance❄ SeQuel The Angel ❄ ==== Sinopsis ==== Sepuluh tahun bukan lah waktu yang sebentar menahan rasa sakit yang bahkan Alarice tak tau karena apa. Ia hanya tau setiap malam rasa rindunya semakin menggebu saat gadis itu muncul, gadis yang kecantik...