💜 Part 19 END : Menggoda 💜

18 2 0
                                    

   

                       ****

    "Kenapa tidak kau biarkan aku membuka mataku." sungut Aliya tak suka saat kedua matanya ditutup kain, ia jadi tak bisa melihat.

    "Kalau matanya dibuka nanti bukan kejutan nanmanya, Sayang." senyum geli Alarice.

   "Masih jauh tidak? Kenapa belum sampai juga? Kamu tidak bermaksud mengajakku bunuh diri bersama kan?" tanyanya konyol dengan pikirannya.

    Alarice tertawa menggelengkan kepalanya, Ajaib sekali pikiran calon Istrinya untuk apa bunuh diri bersama kalau mereka sedang merencanakan pernikahan dan masa depan bahagia bersama.

  "Aku tertariknya membunuhmu di ranjang, sayang." kekeh Alarice.

   Bibir Aliya langsung cemberut. Kata ranjang sepertinya mulai merecoki otak calon Suaminya karena sedikit-sedikit kata ranjang yang terucap, mungkin ia harus membelikan Alarice ranjang baru biar tak bicara kata ranjang lagi.

    "Berhenti ya, sayang." ucap Alarice menahan langkah gadisnya.

  Aliya menghentikan melangkah. Ia semakin penasaran karena mendengar suara ramai, berbagai kemungkinan dari segala kejutan manis mulai bermunculan dipikirannya.

   Bibirnya tersenyum menunggu tutup matanya dibuka. Ia jadi tak sabar apa yang menunggu di depan matanya nanti.

   "Sudah sampai?" tanyanya gugup.

  "Iya, sayang. Aku buka dulu penutup matamu." jawab Alarice.

  Alarice beralih berdiri di belakang Aliya. Ia mulai melepas ikatan penutup mata gadisnya, dengan pelan ia melepasnya.

   "Sekarang kau boleh membuka matamu, sayang." perintah Alarice.

    Dengan jantung berdegup kencang, Aliya perlahan membuka matanya menunggu apa yang ia lihat dengan hati berdebar-debar. Begitu Iris cokelatnya terbuka, ia langsung disuguhi pemandangan paling indah.

   Di depan sana. Ia melihat sebuah biang lala raksasa yang begitu indah dengan lampu gemerlapan atraksinya, mulutnya terbuka dengan tangan menutupnya. Aliya terkejut dengan kejutan yang diberikan Alarice.

   Biang lala dengan tiap sangkar yang berbentuk hati itu bertuliskan huruf-huruf. Hingga, membentuk sebuah kalimat.

  Will you merry me.

     Belum sampai di situ lampu di bagian tengah biang lala menyala berwarna merah muda membentuk hati. Lalu di tengahnya bertuliskan I love you Aliya.

   Mata Aliya jadi berkaca-kaca menatap haru atas kejutan membahagiakan, hatinya membuncah bahagia mendapat lamaran begitu manis.

   Alarice tersenyum berlutut menyodorkan sebuah cincin, tak bisa menahan haru bahagianya sampai sudut matanya berair.

   "Kita sudah melewati semuanya penuh perjuangan. Hingga, Tuhan kembali mempersatukan kita kembali. Aku tak ingin kita kembali berjarak. Aku ingin kita bergandengan bersama untuk melangkah bersama sama menuju masa depan. ... Aliya Asthalry, Maukah kau menikah denganku dan menghabiskan sisa waktu kita untuk bersama sama?" ungkap Alarice.

    Aliya mengusap air mata di sudut matanya, bibirnya tersenyum begitu bahagia, ini adalah malam paling membahagiakan dalam hidupnya. Malam di mana ia memulai langkah untuk masa depannya dengan Pria yang ia cintai.

   "Ya. Aku mau. Aku mau menikah denganmu dan menghabiskan waktu bersamamu." angguk Aliya dengan yakin.

     Wajah Alarice seketika berbinar penuh rasa haru bahagia ia berdiri cepat dan langsung memeluk gadisnya, membawanya berputar-putar sambil berteriak senang.

ANGEL LULLABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang