💜 Part 5 : My Angel 💜

13 2 0
                                    

💕 ANGEL LULLABY (PART 5 : MY ANGEL 💕

                            ****

  Mishael menghela nafas saat ia melihat sosok Sang Kakak tengah duduk sendirian diruang perpustakaan pribadinya, duduk di lantai sambil bersandar ke dinding memandangi rak buku yang memperlihatkan susunan buku khusus.

  Tangan kanannya memegang gelas kristal berisi wine yang sudah setengah, dilihat dari sikapnya pun Mishael sudah tau apa yang terjadi. Terlebih ia sempat mendengar perdebatan antara Sang kakak dengan Reyhan tadi siang.

  Menghela nafas Mishael menghampiri, dan langsung duduk di sampingnya. Khalish menoleh tersenyum memaksa, matanya terlihat sembab ada bekas jejak air mata yang mengering. Sejak acara makan malam tadi Sang kakak terlihat murung, hanya sesekali tersenyum saat menanggapi ocehan Alyena.

   Dan sekarang kakaknya itu mengurung diri sendirian.

   "Apa kakak orang yang kejam?" tanya Khalish kembali meneguk minumannya, lalu terkekeh miris.

   Mishael menoleh, "Kakak ... Shael pikir ..."

  "Tidak, Shael. Kakak tidak akan bisa melepasnya untuk kedua kalinya. Sepuluh tahun ini kakak pikir kakak sudah memilikinya, tapi nyatanya ... takdir lagi-lagi mempermainkan." ucap Khalish menatap adiknya, tersenyum gentir, "Aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa. Ini juga menyakitiku." sambungnya.

  Mishael mengusap lengan Sang kakak, ia memang tidak setuju dengan perasaan cinta Sang kakak pada adik mereka. Mereka dari dunia yang berbeda, sampai kapan pun mereka tidak bisa bersama.

   Cinta mereka terlarang.

    Tapi, Mishael juga merasa tidak rela membiarkan Alyena bersama Alarice, ia takut kejadian Aliya kembali terulang pada Alyena. Jika itu sampai terjadi lagi mereka akan kehilangan gadis itu selamanya.

    "Dia bertanya kapan bisa melihat matahari ...," Khalish tersenyum miris pada dirinya, "Dia ingin berjalan-jalan di bawah sinar matahari, dia bertanya ... apa siang hari itu sangat menyenangkan ...," ia menatap adiknya kali ini mata itu mengembun, sebelum jatuh ia kembali menatap ke deretan buku.

  "Kakak tidak bisa menjawab satu pun pertanyaannya. Tidak bisa ... kakak terlalu kejam bukan." sambungnya dengan suara bergetar.

  Bayangan jantung Aliya berhenti begitu membekas diingatannya, itu membuatnya selalu takut jika harus kehilang kembali. Air matanya menetes, meski ia coba tak menangis tapi tetap saja rasa sakit itu yang memaksanya untuk menangis.

   Kenapa dia tak bisa memiliki cintanya.

    Kutukan ini sangat menyiksanya ....


                            ****

    Surai hitam itu tergerai begitu indah membaur dengan cahaya temaram, gaun tipis putih itu begitu kontras dengan kulitnya yang seputih salju.

    Melangkah kan kakinya yang pelan menaiki tiap anak tangga, jemarinya menyusuri tepinya seiring langkahnya yang bergerak naik. Iris cokelat indah tersebut menatap satu arah, sebuah pintu kamar berwarna abu-abu yang jadi tempat favorite nya setiap malam.

    "Apa dia sudah tidur? Ini bahkan belum terlalu malam?"

    Alis hitam tipis itu mengeryit merasa heran sejak datang ke Mansion mewah itu semuanya terlihat sepi, bahkan beberapa penerangan sudah dipadamkan. Apa karena ia datang tengah malam dan semua penghuni sudah terlelap, termasuk pemiliknya.

ANGEL LULLABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang