💜 Part 16 : Sosok Mengerikan 💜

6 2 0
                                    


                           💖💖💖

    "Kau terlalu lamban bertindak manusia serakah!" ucap seseorang beranjak keluar dari balik horden.

   Afra tersentak menoleh cepat ke arah suara. Di sana ia melihat seseorang keluar dari horden ke tengah agar terlihat meski nyatanya sosoknya tetap bersembunyi di balik jubah hitam kelamnya. Hanya melihat bibir ungu yang menyeringai dengan tatapan tajam. Tak melihat seperti apa wajah itu karena tertutup tudung jubahnya.

    "Jangan memerintahku makhluk sialan!" umpat Kix angkuh.

    Tak ingin diperintah, Kix langsung menyerang Aliya dengan cepat. Aliya terpukul mundur beberapa langkah tapi ia masih mampu menangkis, sosok tertutup jubah itu sungguh membuat fokusnya kacau.

   Aliya atau pun Afra tak bisa menebak siapa sosok itu, tapi insting mereka sama. Sama mengatakan orang itu lebih berbahaya dari seorang Kix.

   "Kau tak akan bisa melawanku dalam keadaan seperti itu. Menyerah saja, aku akan buat kau tak terlalu merasakan sakit saat kematianmu nanti." seringai Kix.

   Afra tak menjawab ia menggeram kesal dan mencobo mendesak. Tapi lukanya membuat pergerakannya terbatas, ia akan kalah dari Kix lebih tangkas bergerak ia berhasil memukul Afra tepat di dada wanita itu dengan keras sampai tubuhnya tersungkur, memuntahkan darah sekatika. Meski sakit tapi ia harus bertahan demi melindungi Aliya.

  "Sudah kubilang perlawananmu sia-sia jadi menyerah saja." seringai Kix.

   "Brengsek!!" umpat Afra tak terima ia menatap sadis pada Kix yang menyeringai.

   Kalau saja tubuhnya tidak terluka tentu Afra dengan senang hati menguliti pria itu hidup-hidup, ia harus menahan rasa sakit dari luka yang terus berdarah.

   Afra mengusap darah yang meluncur bebas ke arah bawah, membasahi tangan kanannya. Ia harus mengakhiri pertarungan ini sebelum kesadarannya lenyap akibat lukanya.

   "Kau ingin bermain? Baiklah, ayo kita bermain." seringai Afra langsung menyerang dengan gerakan cepat, ayunan pisau bergerigi nan tajam nyaris mengenai sasarannya.

  Jantung Kix berdetak berkali-kali lipat, jiwa pembunuhnya meronta menginginkan setiap sayatan di tubuh gadis itu. Ia menahan serangan dan balik menyerang berkali-kali, semakin ia menyerang semakin keras tawanya.

Oh, ia sangat menyukai lawan yang tak mengenal takut akan genangan darah.

                           ****

   Alarice merasa perasaannya tak enak, bayangan istrinya tanpa henti membayang. Ia tak tenang meski di mansion banyak pelayan yang menjaga tetap saja ia khawatir, apa lagi istrinya beberapa hari ini terlihat gelisah dan cemas.

   Ia beranjak meninggalkan semua pekerjaannya, hatinya menyuruhnya pulang cepat. Melajukan mobilnya dengan cepat menembus jalan dengan hujan deras, perasaannya tak semakin tak nyaman.

     Tak butuh waktu lama ia sampai, keningnya mengeryit melihat mansion gelap harusnya meski listrik rusak masih ada cadangan. Merasa ada yang janggal ia bergegas masuk ke dalam mansion, ia semakin merasa aneh saat melihat tak ada seorang pun pelayan.

    "Sayang! Sayang!!!" panggil Alarice setengah berteriak.

   Tak ada jawaban, ia semakin cemas. Bergegas menaiki tangga menuju kamarnya. Di sepanjang jalan ia menyempatkan menyalakan lampu cadangan agar terang.

   Irisnya menangkap pintu kamarnya yang tampak ada yang janggal, tangannya langsung mendorong pintu kamarnya hingga terbuka. Matanya membulat melihat Istrinya terduduk dengan piyama yang berdarahnya, ia juga melihat dua orang sosok yang tak dikenal. Satu berjubah hitam yang menyembunyikan dirinya dan satunya seorang pria dengan pedang di tangannya.

ANGEL LULLABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang