💜 Part 17 : Alarice Galau 💜

10 2 1
                                    

   

                          💖💖💖

   Mata Aliya membulat kaget saat melihat pintu rumah kontrakannya terpasang gembok, berada di rumah sakit selama seminggu di rawat akhirnya hari ini ia bisa pulang. Luka-luka nya juga mulai sembuh, saat pulang tadi ia memang bilang pada Alarice untuk mengantarkanya ke rumah kontrakannya yang dulu. Ia ingin kembali tinggal di sana sementara, sedang Alarice tak menyetujuinya.

   Alarice bersikeras tak setuju meski Aliya bilang hanya sampai hari pesta pernikahan mereka saja, tapi suaminya itu tetap tidak mau dan berakhir tetap mengantar ke penthouse miliknya.

  Dan sekarang suaminya itu sudah berangkat ke kantor, jadi Aliya pergi sendiri ke rumah kontrakannya. Selama 10 tahun kehilangan ingatan sampai hidup dengan nama baru Alyena, Aliya sekarang merindukan kontrakannya yang penuh kenangan.

   Saat sampai, Aliya menatap haru rumah mungilnya yang masih berdiri kokoh. Namun ia merasa sedih juga melihat rumah mungil itu tidak terawat. Rumput liar yang merambati bercampur bunga mawar, menutupi hampir seluruh rumah mungil tersebut. Halamannya yang dulu hanya terlihat cantiknya bunga-bunga mekar kini harus berbaur dengan rumput liar yang tinggi, hanya jalan bersemen setapak yang memanjang sampai ke depan rumah saja yang masih bisa di lewati.

   Sepertinya Aliya akan menyewa tukang kebun untuk membersihkan rumah mungilnya, dulu rumah mungil ini memang kontrakan yang ia sewa perbulan. Tapi, sebulan sebelum tragedi sepuluh tahun lalu itu ia membelinya, jadi sekarang rumah mungil ini menjadi miliknya.

   Jauh dari kata mewah dari tempat tinggal Alarice, tapi rumah mungil ini begitu banyak menyimpan kenangan. Saat ia berada di dalamnya semua kenangan terasa begitu indah.

    "Baiklah, kita bersihkan bagian dalamnya dulu." ucap Aliya beranjak membuka pagar, lalu menapaki jalan semen.

  Begitu tiba di depan pintu matanya sudah disuguhi selembar kertas, menempel di pintu berwarna merah muda berbentuk hati juga tulisan.

     "Mohon maaf. Untuk selamanya rumah ini akan saya sita, biar istri saya tidak jadi durhaka lagi pada suaminya karna hobby meninggalkannya setelah tidur bersama. Jika ingin lebih jelas silahkan datang sendiri pada Mr. Alarice tampanmu ini. Tertanda kecup sayang dari suamimu yang panas."

   Wajah kaget Aliya sekarang sudah berubah memerah, bukan malu tapi mulai emsosi saat ia tau kalau pelaku kejahilan itu adalah Alarice. Prianya benar-benar gigih sekali memaksanya agar tinggal bersama.

  Alarice memang meminta nya untuk tingga bersama sampai hari penikahan mereka dan seterusnya, tentu saja ia tolak alasannya karena ia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan tanpa ada gangguan dulu. Kalau tinggal bersama yang ada Alarice akan setiap waktu menempel padanya, belum lagi larangan-larangannya yang tanpa henti.

   Alasan lainnya karena Alteg ego nya Si Afra, yang selalu memancing Alarice untuk khilaf. Karena itu lah Aliya bersikeras juga tetap tinggal di kontrakannya sampai hari pernikahan mereka. Sejak ingatannya kembali ia tak lagi menggunakan nama Alyena, nama tersebut akan ia simpan sebagai kenangan. Meski kadang-kadang sifat polos Alyena sering terbawa dikesehariannya.

    Dan lihat lah sempat-sempatnya Alarice menempel kertas pemberitahuan di pintu rumah mungilnya, seolah tau sekali Aliya pasti akan kemari. Antara mau kesal dan lucu melihat tulisan yang tertera itu ada emoticon kis juga. Kadang Alarice bertingkah kekanakan dan lucu itu lah yang disukai Aliya. Tapi kalau sedang mode posisif itu paling tak ia sukai.

     "Kelicikan yang manis. Bukan begitu, Al." kekeh Afra.

     Aliya diam berpikir apa yang harus ia lakukan, ia tak ingin menuruti keinginan Alarice dan ia juga sedang kesal dengan pria itu yang menggembok rumahnya. Memangnya ia punya hutang sampai rumah mungilnya di gembok.

ANGEL LULLABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang