Alyena bersenandung dengan wajah berseri-seri memasuki mansion keluarga Aleda, ia memang sedang bahagia. Tadi sebelum Alarice berangkat bekerja ia meminta diantarkan pulang ke mansion, awalnya Alarice tidak mau dan ingin ia ikut ke kantor saja. Tapi Alyena merengek mengatakan Mama papa nya menghubunginya mengatakan akan ke mansion Sang kakak, karena orang tua istrinya akhirnya Alarice mengantarkannya.
Alarice bilang tidak bisa menemuai orang tuanya sekarang tapi akan menemuinya nanti malam, Alyena tidak telalu memikirkan hal itu ia terlalu senang orang tuanya datang ada banyak hal yang ingin ia tanyakan terutama tentang pernikahannya yang ia tak tau.
Melihat mobil yang familiar terparkir di halaman Alyena tak bisa menyembunyikan rasa senangnya lagi, orang tuanya sudah datang ternyata. Ia bergegas masuk ke mansion, pandangannya mengedar menuju ruang keluarga karena biasanya tempat berkumpu memang di situ.
Seluit orang tuanya, dan Khalish terlihat sedang duduk di sofa. Mereka tampak bicara serius, niatnya Alyena ingin mengejutkan mereka tapi saat ia sudah hampir berada di ambang pintu kaca ia mendengar hal ganjil. Ia mengurungkan langkahnya, memilih diam saat orang tuanya dan Khalish menyebut-nyebut namanya.
Rasa penasaran tentu ada, Alyena memilih mendengarkan secara diam-diam apa yang tengah dibicarakan mereka.
"Lalu bagaimana dengan Aliya?" tanya Kalila dengan raut cemas.
"Khalish belum memberitahukannya, Ma." jawab Khalish.
"Lebih baik kita memberitahukan lebih dulu sama Aliya, dia akan jauh lebih mengerti." ucap Liam.
"Khalish juga pikir begitu, jika Aliya tau lebih dulu mungkin ia akan bisa mengatasinya." sahut Khalish.
"Siapa itu Aliya? Kenapa mama papa dan kak Khalish membicarakannya? ... Apa Alyena mengenalnya?" gumam samarnya masih setia menguping.
"Bagaimana dengan Arice?" tanya lagi Liam.
"Dia sudah tau semuanya, Pa. Khalish memberitahukannya." jawab Khalish.
"Mama lebih kepikiran Alyena. Sepuluh tahun ini dia hidup sebagai sosok Alyena, Mama takut dia akan tak bisa menerimanya jika dia dulu adalah Aliya." ucap Kalila merasa sedih terbayang wajah ceria Alyena berganti kesedihan.
Deg!
Jantung Alyena terasa tertikam saat mendengar ucapan Sang Mama, ia belum bisa mencerna dengan baik apa yang dimaksud mereka tapi hatinya sangat tidak nyaman mendengarnya. Ia butuh kejelasan, tanpa ragu ia langsung masuk dengan suara langkah terdengar.
Liam, kalila dan Khalish sontak menoleh, mereka cukup kaget dengan kedatangan Alyena.
"Sayang, kamu sudah pulang nak." seru Kalila menutupi kegugupannya dengan senyum bahagianya melihat putrinya, ia berajak menghampiri ingin memeluk.
Tapi Alyena menghindar, memberi jarak mundur. Ia menatap ketiga orang tersebut, "Apa yang kalian bicarakan?" tanyanya.
"Sayang duduk dulu, nak." sela Liam.
"Tidak. Alyena hanya butuh penjelasan kalian. Apa maksudnya Alyena tidak mengingatnya? Siapa itu Aliya!?" tanyanya menuntut penjelasan.
Ketiganya tersentak kaget mereka tidak menyangka Alyena akan mendengarnya.
"Sayang mama bisa jelaskan ..."
"Jelaskan sekarang!" nada tinggi Alyena menggema.
"Siapa itu Aliya? Kenapa kalian menyebut-nyebut namanya!?"
Sepertinya memang tak bisa dihindari lagi, tampaknya Alyena memang harus mengetahui semuanya sekarang.
Khalish berdiri, berjalan mendekat. Ia tak punya pilihan lain selain mengatakan yang sebenarnya, ia melihat Sang Mama menggeleng tak tega. Papanya hanya mengangguk memberikan izin padanya untuk mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL LULLABY
Romansa❄ SeQuel The Angel ❄ ==== Sinopsis ==== Sepuluh tahun bukan lah waktu yang sebentar menahan rasa sakit yang bahkan Alarice tak tau karena apa. Ia hanya tau setiap malam rasa rindunya semakin menggebu saat gadis itu muncul, gadis yang kecantik...