=== PART 2: SHE ===
'Tidak ada yang salah dengan hatinya. Karena hati selalu berkata jujur.'
****
"Kau demam. Di mana obatmu?"
"Obatku ada di hadapanku sekarang. Aku tidak butuh obat lain, selama kau berada di sampingku tertusuk seribu kali pun tak akan sakit." ucap Alarice.
"Tapi aku tak suka kau terluka."
Jemari tersebut menyentuh pipi Pria yang kini tengah terlelap, mengusapnya lembut. Iris cokelatnya tak ingin beralih sedetik pun, ia mencoba memuaskan rasa rindunya yang selama ini hanya bisa tahan dalam tidurnya.
Sentuhannya terhenti saat ia melihat kelopak mata tersebut bergerak kecil, bersiap terbuka menunjukkan iris biru mempesonanya.
Gadis bersurai ungu keperakan tersebut tak berniat pergi, ia masih tetap diposisinya. Berbaring miring menghadap Alarice yang tengah tidur, ia akan menunggu iris biru tersebut menatapnya .
Alarice merasakan sebuah sentuhan lembut di pipinya, sentuhan yang membuat dadanya berdesir hangat. Ia ingin tau siapa.
Meski kedua matanya begitu terasa kantuk yang berat, Alarice memaksanya terbuka. Perasaan rindu yang menyesakkan membuatnya ingin segera melihat sosok yang selalu muncul dalam mimpinya.
Seperti nyanyian malaikat yang penuh kerinduan.
Ekspresinya sama sekali tak terkejut melihat seorang gadis berada di hadapannya, wajahnya begitu cantik dengan rona alami di pipinya, kulitnya seputih salju dan gadis itu memiliki aroma wangi yang manis. Membuatnya begitu rakus menghirupnya sebanyak ia bisa.
Bibir gadis itu tersenyum saat melihat Alarice memejamkan matanya sesaat demi menghirup wangi darinya.
'Ia menyukai Alarice yang menggilai wangi dirinya.'
"Aku merindukanmu." ucap gadis beriris ungu indah tersebut.
Mata Alarice terbuka menatap ke dalam manik yang tanpa henti memikatnya, jantungnya berdegup dua kali cepat saat kalimat indah tersebut ditujukan untuknya.
Sepert jutaan bunga yang mekar, hatinya seolah sedang mekar saat mendengar kalimat penuh kerinduaan dari bibir gadis itu.
"Aku jauh lebih merindukanmu." sahut Alarice menikmati sentuhan lembut di pipinya.
Alarice membiarkan jemari tersebut menari indah di wajahnya. Ia tak berani menyentuhnya takut kalau ia sentuh sentuhan lembut itu akan lenyap seketika.
Gadis itu tersenyum ia menarik sentuhannya, beralih menggenggam tangan Alarice yang bertumpu di dekat wajahnya.
"Kau terlihat lelah. Apa kau tidak tidur dan istirahat?" tanyanya, serotnya terlihat sendu. Tangannya menyentuh pipi Alarice, menghantarkan rasa dingin yang seolah membuka.
Alarice tak suka melihat ekspresi sendu gadis bermata ungu tersebut, hatinya terasa tercubit. Rasa dingin itu seperti membekukan hatinya setiap kali sentuhan itu bersentuhan dengan kulitnya.
"Apa kau nyata ... atau hanya halusinasi mimpiku saja?" Alarice malah balik bertanya, pandangannya menatap ke dalam manik yang kadang berubah berwarna ungu terang kadang cokelat gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL LULLABY
Romance❄ SeQuel The Angel ❄ ==== Sinopsis ==== Sepuluh tahun bukan lah waktu yang sebentar menahan rasa sakit yang bahkan Alarice tak tau karena apa. Ia hanya tau setiap malam rasa rindunya semakin menggebu saat gadis itu muncul, gadis yang kecantik...