Page 2

192 23 12
                                    

Lesley, itulah nama gadis yang sedang meminum kopi di warung pinggir jalan dan tidak berhadapan langsung mungkin agak kearah samping sedikit dengan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat karena ini sudah waktunya jam pelajaran dimulai.

Saat ini gadis itu sedang membolos, itulah yang biasa Lesley lakukan bila gadis itu sedang malas sekolah. Apa Lesley tidak takut di Skors atau bahkan di Drop Out? Tenang, hanya dengan kekuasaan keluarganya para guru tidak bisa berkutik.

Ya, lagi-lagi tentang kekuasaan.

Di LOD High School ini Lesley dikenal sebagai bad girl kelas atas yang tidak ada yang bisa melawannya. Dan karena hal itu pula banyak yang takut terhadap nya dan tidak mau mengajaknya berteman. Namun meskipun begitu, Lesley masih memiliki seorang teman. Namanya Alucard.

Ia dan Alucard sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku SD hingga sekarang persahabatan mereka masih utuh. Bila pasa umumnya persahabatan antara laki-laki dan perempuan akan hancur karena sebuah perasaan dari salah satunya atau bahkan keduanya. Hal itu tidak berlaku dengan mereka berdua.

Mereka saling tidak memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat kepada satu sama lain nya. Meskipun ia dan Alucard sama-sama masih jomblo. Namun Alucard sudah memiliki seorang gadis yang berhasil mengambil hati nya, sedangkan Lesley? Entahlah, gadis itu masih belum memiliki perasaan lebih kepada siapapun.

"Woy! Ngelamun mulu! Mikirin apa sih?" Tanya Alucard yang baru saja datang sambil menepuk bahu Lesley.

"Mikirin hidup, yang dari dulu ga pernah lepas dari kejombloan seorang human yang bernama Alucard!" Jawab Lesley nyolot.

Alucard mengelus dada sabar, "Anjir, gini-gini aku banyak yang suka lah! Tapi emang dasarnya setia buat satu cewek aja."

"Dih! Katanya suka, tapi kok nggak sat set?" Ujar Lesley meledek sahabat lelaki nya itu yang terlihat kesal.

"Sumpah Ley, pengin banget kek nya aku buang ke laut?"

"Gini ya, aku tuh bukan nya nggak sat set, cuman takut kalo my crush risih!" Balas Alucard tak terima.

"Yayaya, sama aja kan? Nggak sat set." Lagi-lagi Alucard merasa benar-benar harus membuang sahabat nya itu ke laut.

"Kau juga jomblo jika kau lupa. Masih mending aku, punya gambaran siapa yang bakal aku tembak. Lah kamu? Gebetan aja gapunya, apalagi pacar? Bwahahahaha!" Alucard balik meledek Lesley.

"Jodoh ga akan pergi, jadi ngapain nyari jodoh kalo jodoh nya bisa datang sendiri?" Balas Lesley kelewat santai.

"Orang sinting!" Umpat Alucard.

"Situ miring!"

"Gak waras!"

"Gak guna!"

"Astaghfirullah! Kamu ini berdosa banget!" Keluh Alucard alay.

"Kau kristen bila kau lupa!"

***

Saat ini masih jam istirahat. Dan kini Yin dan Julian sedang menikmati pesanan mereka sambil menghibah ala lakik.

"Yan, tadi aku dihukum lagi coy! Mana gegara tuh bocah tengil lagi!" Celetuk Yin memecah keheningan dengan raut wajah sangat tidak ramah.

Julian mengernyit kan dahi bingung, "Bocah tengil? Siapa?" Tanya nya sambil menyeruput jus jeruk yang tadi sudah ia pesan.

"Itu adek nya si Xavier. Greget banget! Mana songong nya minta ampun! Mentang-mentang adek nya ketos!" Geram Yin dengan tangan terkepal dan memukul udara.

Julian menaikkan satu alisnya sambil menatap sahabat karib nya itu, "Tumben ladenin cewek selain Melissa?" Ujar nya yang membuat Yin terdiam.

Yin sendiri bingung kenapa ia mau meladeni gadis itu? Padahal dari kelas 10 ia hanya mengajak bicara,  menggoda serta sering berinteraksi dengan seorang perempuan hanya kepada Melissa karena gadis itu sudah menjadi gebetan nya sejak lama.

Tapi, kenapa akhir-akhir ini setelah kepindahan Wanwan dari sekolah nya yang dulu. Ia malah lebih sering berinteraksi dengan gadis itu? Ya, meski saling bermusuhan dan sengit-sengitan tapi sama saja berinteraksi bukan?

Atau jangan-jangan ia... Ah tidak mungkin! Ia meladeni Wanwan karena kesal dan hanya karena sebatas hubungan permusuhan saja! Ya permusuhan! Tidak lebih!

Saat Yin hendak menjawab, suara benda pecah mengalihkan perhatian nya dan Julian. Mereka berdua sontak menatap kearah tempat yang dimana terdapat dua orang perempuan dari kelas 3 yang sangat dikenali oleh keduanya sedang marah-marah kepada seorang  perempuan yang hanya bisa menunduk karena ia hanya adik kelas.

"Kau gila?! Sengaja ingin mencelakai ku hah?!" Bentak perempuan kakak kelas.

"M-maaf kak, s-saya tidak s-sengaja." Ujar si adek kelas meminta maaf.

"Julian, bukankah itu kak Alice? Kakakmu? Tapi kenapa ia berada disini? Dan marah-marah?" Tanya Yin beruntun dan ditujukan kepada Julian. Namun tak ada satupun pertanyaan dari Yin yang dijawab oleh sang empu.

Tanpa berbicara lagi, Julian tiba-tiba berdiri dan pergi keluar dari area kantin meninggalkan Yin yang sedang bertanya.

"Lah tuh anak kenapa? Kok malah nyelonong pergi gitu aja?" Tanpa babibu lagi Yin pun ikut-ikutan pergi dari area kantin mengikuti jejak Julian.

Ya, gadis yang sedang marah-marah itu adalah Alice, kakak dari Julian yang dikenal sangat kejam dan suka membully para murid LOD High School.

Tidak ada yang berani padanya karena takut dibully, sebab Alice dan sahabat nya yaitu Hanabi bila membully tidak tanggung-tanggung bahkan sebagian besar dari murid korban bullyan mereka masuk rumah sakit jiwa dan UGD. Tak jarang mereka ada yang rela pindah sekolah.

"Kamu punya mata gak sih?! Buta hah?! Lihat! Seragam Alice basah bego! Berani tanggung jawab?!" Bentak Hanabi menunjuk bagian baju Alice yang basah karena tumpahan minuman yang disebabkan oleh adik kelas nya itu.

"Gak berani kan?! Apalagi kamu miskin!" Lanjut Hanabi sinis sambil bersedekap dada angkuh.

Hal itu membuat sang adik kelas yang diketahui bernama Angela, menunduk takut. Demi apapun, Angela tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi karena jujur ia tidak sengaja menumpahkan minuman nya, apalagi tadi minuman nya tumpah karena tidak sengaja menabrak Alice.

Angela mengaku salah, ia menyesal karena mengangkat telfon sambil berjalan dan berakhir menabrak kakak kelas nya yang identik dengan sikap suka membully yang sudah melekat itu.

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kanan Angela, dari Alice. Tubuh Angela bergetar hebat akibat ketakutan terhadap kedua perempuan dihadapan nya ini.

Alice menunjuk wajah Angela, "Kamu! Dasar orang miskin! Berani-beraninya membuat basah seragam mahalku!"

Alice kembali menarik kembali jari telunjuknya dan bersedekap dada menatap Angela dari atas sampai bawah lalu memalingkan wajah.

"L-lalu aku harus g-gimana kak?" Tanya Angela bergetar dan terbata.

Senyum miring tercetak jelas dibibir Alice membuat Angela semakin ketakutan, "Gak perlu ganti seragam aku, karna aku tau pasti kamu gak mampu kan?" Angela mengangguk pelan.

Alice mengambil sebuah minuman dan menumpahkan nya kepada Angela dengan sengaja. "Baju kamu basah tuh, sekarang cepat lepas!"

Angela terkejut, apa kakak kelas nya ini sedang bercanda? Menyuruh nya membuka baju ditempat umum seperti ini? "T-tapi kak--"

Alice mendorong Angela hingga terjatuh, namun seorang perempuan cantik datang dan membantu Angela berdiri. Perempuan itu menatap tajam Alice.

"Alice! Kau gila? Dia seorang adik kelas! Dan kau mau menjadikan nya korban pembullyan mu selanjutnya?"

The School : MLBB Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang