Page 14

102 14 3
                                    

"KAK SILVANNA! AWAS!"

Brukk

Silvanna menatap terkejut dengan kejadian yang terjadi tepat dihadapan nya itu. Saat ini ia terduduk di pinggir jalan karena didorong oleh seseorang dari belakang.

"Wanwan." Lirih nya menatap kosong tubuh Wanwan yang tergeletak bersimbah darah di tengah jalan setelah terpental cukup jauh karena tertabrak truk saat sedang berusaha untuk menyelamatkan nya.

Seketika tubuh tidak sadarkan diri Wanwan dikerumuni oleh banyak orang yang berlalu-lalang di daerah sana.

Dan setelah itu Yin membantu Silvanna untuk berdiri, sedangkan Silvanna hanya bisa pasrah sambil terus menatap Wanwan yang dibopong oleh Alucard yang kebetulan berada disana bersama Miya, untuk dibawa ke dalam taxi dan dibawa ke rumah sakit.

Ketika sadar dari lamunan nya, Silvanna menepis kasar tangan Yin dari pundak nya. Lalu dengan cepat menyambar kunci mobil yang berada di genggaman Yin dan berlari memasuki mobil mereka meninggalkan Yin yang terbengong di sana.

"Shit! Dia meninggalkan ku?"

Karena tidak mau tertinggal oleh kakaknya, dengan sigap Yin menghampiri salah satu pengendara motor scoopy dan meminjamnya.

"Bang, saya ijin ya pinjem motornya. Ntar dibalikin kok." Pintanya berharap pemilik motor scoopy itu mau meminjamkan kendaraan nya untuk Yin.

Dan tanpa menunggu jawaban dari pemilik motor itu, Yin mengambil alih motor serta helm yang dipakai oleh sang pemilik motor. Lalu bergegas menstater motor dan pergi dari sana.

"WOI! ITU BARU NYICIL PEMBAYARAN NYA!"

***

Suasana diluar ruang IGD kini sangat kacau balau. Disana terdapat kedua orang tua Wanwan beserta Xavier, Silvanna dan Alucard serta Miya, tak lupa Granger yang datang karena di jalan ia berpapasan dengan Silvanna yang mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Dari arah kanan, datang Melissa dan Julian yang baru sampai. Entah bagaimana bisa keduanya bersama, karena tadi Miya hanya sempat mengabari Melissa tentang kecelakaan Wanwan karena Melissa adalah sahabat Xavier, kakak Wanwan.

Siapa tahu Xavier butuh sahabatnya. Pikir Miya tadi, sebelum menelfon Melissa.

Melissa menatap Xavier yang duduk dilantai bersandar di dinding dengan wajah kacau. Dan Fanny, ibu Wanwan dan Xavier yang terus menangis histeris dalam pelukan Tigreal.

Ia berjalan mendekati Fanny, dan duduk disamping wanita itu. Dengan gerakan lembut, satu tangan Melissa menggenggam kedua tangan Fanny dan tangan yang terbebas lainnya ia gunakan untuk mengusap punggung Fanny yang bergetar karena menangis.

"Bunda, udah jangan nangis. Percaya deh, pasti Wanwan bakalan baik-baik aja. Secara kan, Wanwan anak bunda yang paling kuat! Wanwan pasti ga akan kenapa-kenapa." Hiburnya

Ya, Melissa memanggil Fanny dengan sebutan bunda karena disuruh sendiri oleh wanita itu, katanya biar makin deket. Meski Melissa baru mengenal Xavier selama satu tahun, Melissa sudah sangat dekat dengan lelaki itu, bahkan keluarganya.

Fanny beralih menatap Melissa. Dengan derai air mata, Fanny mendekap erat tubuh Melissa dalam pelukan nya. Ia sudah menganggap Melissa seperti anak kandung nya sendiri.

"Wanwan, dia-dia..." Melissa mengusap punggung Fanny.

Suara langkah kaki mendekat, itu Yin. Lelaki itu berhasil  menyusul kakaknya ke rumah sakit. Dan berdiri diantara Julian dan Granger yang juga berdiri.

The School : MLBB Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang