Page 23

83 14 13
                                    

Xavier menatap datar seorang siswa yang kini tengah menjalani masa hukuman nya, mencabuti rumput liar yang tumbuh banyak di halaman belakang sekolah.

Dapat ketua Osis itu lihat, siswa yang sedang ia hukum masih terus menggerutu kesal disertai sumpah serapah yang ditujukan padanya.

"Ketos sinting! Padahal cuma ga sengaja pecahin pot, tapi hukuman nya cabutin rumput yang jumlahnya tak terhingga kayak rasa cinta ku ke Kagura."

Ya. Siswa yang sedang panas-panasan di halaman belakang sekolah itu bernama Hayabusa. Sang budak cinta si polos Kagura yang sayangnya si doi tidak pernah peka.

Ia melirik tajam kearah Xavier yang memandangnya dengan tatapan datar. Hal itu membuatnya tambah kesal saja.

Padahal dari rumah sudah menyemprotkan minyak wangi sebakul, niatnya mau ngapelin (calon) ayang Kagura.

Eh sampe sekolah malah disuruh panas-panasan cabutin rumput. Mana bau keringet lagi, dah ga wangi lagi kan dia.

'Duh, nanti kalo ayang Kagura ilfeel gimana?' Batin nya risau.

Tapi ya salahnya sendiri sih. Saat ia baru saja datang di sekolah, tiba-tiba langsung lari ke tempat Gusion yang lagi duduk sembari mendengarkan musik.

Dan karena terlalu bersemangat sampai tak sadar jika di depan nya ada kulit pisang, hingga ia terpeleset lalu menduduki pot bunga yang tidak terlalu besar hingga dapat pecah.

Itu adalah kejadian paling memalukan yang ia lakukan seumur hidup. Mana ditertawakan seluruh murid yang menonton lagi. Huh, memalukan sekali.

Ingin rasanya ia menjadi Ketua Osis, agar bisa menghukum balik orang yang telah membuang kulit pisang sembarangan.

Terkutuklah kau si pembuang kulit pisang sembarangan!

Tapi yah... itu hanya angan nya saja. Karena tidak mungkin seorang Hayabusa ditunjuk untuk mendapatkan posisi Ketua Osis.

Bisa-bisa bukan nya mengajarkan kedisiplinan, malah menjerumuskan anak orang ke dalam kesesatan. Hadeh.

***

"WOY! MUSUHNYA ADA DI DEPAN! Tembak! Yang sana! Yang sana! Ini si Nana nyebelin banget sih, dari tadi lempar boneka mulu! Kalah kan jadinya! Sialan emang!" Umpat seorang hamba Tuhan yang bernama Yin dengan merdu.

Puk

Seseorang menepuk kepalanya menggunakan sebuah undangan. Yin mengalihkan perhatian nya kepada orang itu.

"Besok malam kamu di undang ke pesta ulang tahun Ruby. Harus datang dan tepat waktu." Jelas Kimmy.

Anak kelas sebelah yang merupakan teman dekat Ruby, dan dikenal memiliki sifat lumayan pendiam. Yin saja hampir kaget karena di hampiri oleh seorang Kimmy.

Namun ia langsung mengubah ekspresi nya menjadi santai dan membalas ucapan Kimmy.

"Ruby, anak kelas sebelah yang kondang gegara anak sultan itu kan?" Tanya Yin yang dianggkuki Kimmy. Ia lantas membalas Kimmy dengan anggukan kepala.

"Okelah, besok i coming." Ucap Yin dengan bahasa campur aduknya.

Kimmy hanya mengangguk lalu pergi tanpa berpamitan. Yin dibuat kesal olehnya, tapi urung ketika mengingat rumor yang beredar bahwa Kimmy memang orang yang kaku.

Yin menatap undangan yang kini berada di tangan nya. Ia bergumam.

"Asik, makan gratis nih."

***

The School : MLBB Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang