Page 3

149 19 17
                                    

"Alice! Kau gila? Dia seorang adik kelas! Dan kau mau menjadikan nya korban pembullyan mu selanjutnya?"

Floryn, itulah nama perempuan yang membantu Angela berdiri. Bila kalian lupa, Floryn adalah murid yang menjadi primadona sekolah tahun kemarin dan primadona sekolah tahun ini adalah Miya.

Floryn dikenal sebagai murid yang memiliki hati yang lembut dan baik ditambah dengan nilai akademik nya yang selalu sempurna dan tidak sombong membuat nya menjadi salah satu most wanted perempuan di LOD High School ini.

Alice menatap Floryn penuh amarah, kenapa perempuan itu terus saja ikut campur kedalam urusan nya?! Sungguh ingin rasanya Alice melenyapkan perempuan itu bila bisa, bukan karena lemah dan tidak mampu namun karena Floryn memiliki perlindungan dari berbagai sudut.

"Kau! Kenapa kau terus saja ikut campur kedalam urusan ku hah?! Hal ini tidak ada urusan nya dengan mu!" Bentak Alice geram namun ditenangkan oleh Hanabi.

Floryn tak mau kalah, ia juga menatap tajam Alice dengan berani. "Ini jelas urusan ku! Kau temanku. Alice, kumohon berhenti membully para murid!"

Tangan kanan Alice melayang, siap untuk menampar pipi mulus milik Floryn. Namun seseorang menghentikan kegiatan nya dengan cara memegang pergelangan tangan Alice.

"Silvanna!"

Silvanna, itulah nama perempuan yang mencegah tamparan Alice yang ditujukan kepada Floryn. Silvanna adalah mantan wakil ketua Osis tahun lalu yang dikenal sebagai wakil ketua yang tegas dan disiplin, dan jangan lupakan bahwa Silvanna adalah sahabat dari Floryn.

Silvanna menatap datar Alice, "Bisakah kau tidak membuat drama murahan lagi? Barang satu hari pun?"

"Sungguh memuakkan." Lanjut Silvanna. Alice segera menarik kembali tangan nya dari cekalan Silvanna dan balas menatap tajam Silvanna.

Alice mencoba tetap santai dan bersedekap dada menatap rendah ketiga perempuan dihadapan nya itu. "Kalian? Sungguh kolaborasi yang sangat baik. Manusia miskin + rendahan + pahlawan kesiangan."

"Ingin menggertak ku? Hahahaha! Sangat lucu. Namun sayang, aku tidak takut dengan kalian bertiga." Balas Alice menunjuk ketiga nya bergantian.

Silvanna memutar bola matanya malas mendengar ucapan perempuan gila dihadapan nya ini. "Hei, apakah dirimu sedang mabuk? Hingga terus melantur dan mengucapkan kalimat yang tidak jelas?"

"Baiklah, sekarang coba jelaskan bagian mana nya kami menggertak mu, Nona?" Tanya Silvanna sambil bersedekap dada menatap malas Alice.

"Tadi! Kalian mengomentari apa yang ku lakukan dan berani menyuruhku! Kalian menentang ku! Jadi, bukankah sudah jelas? Apa kalian masih belum paham? Aku tidak tau bila kalian sebodoh itu." Ujar Alice kelewat santai disertai unsur ledekan.

Silvanna terkekeh sinis, "Dan bukankah kau juga bisa membedakan mana yang memberi saran dan mana yang menyuruh? Aku tidak tau bila kau sebodoh itu." Balas Silvanna sengaja mengulang apa yang diucapkan oleh Alice.

"Cih!" Alice berdecih, setelah itu ia pergi keluar dari area kantin dengan perasaan kesal yang tidak bisa dibendung. Diikuti Hanabi yang daritadi hanya bisa diam karena takut salah bicara.

Silvanna tersenyum puas karena Alice kalah adu bicara dengan nya. Floryn yang melihat senyuman miring sahabatnya itu hanya bisa menggeleng kan kepala merinding.

"Vanna, hentikan senyuman gila mu itu. Kau tampak mengerikan." Ujar Floryn bergidik ngeri.

"K-kak, t-terimakasih sudah m-membantu ku." Ucap Angela berterimakasih berkali-kali sambil membungkukkan badan kearah Floryn dan Silvanna.

The School : MLBB Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang