Page 9

97 16 4
                                    

Melissa dan teman nya yakni Lunox, sedang berjalan di koridor berdua menuju toilet sekolah karena Lunox tadi mengajak Melissa untuk menemaninya pergi ke toilet.

Entah, emang harus ya? Cewek kalau pergi ke toilet sekolah ataupun tempat umum lain nya, harus dan pasti di temani oleh teman? Dan bila mereka tidak ditemani oleh salah satu teman nya, mereka akan hilang? Begitukah?

Koridor tampak sepi karena saat ini masih dalam jam pelajaran dan tentu nya para murid masih di dalam kelas masing-masing untuk belajar. Hanya ada mereka berdua di koridor.

"Sa, untung tadi Pak Yi Sun Shin bolehin kita ke toilet." Celetuk Lunox yang diangguki oleh Melissa.

"Iya, padahal biasa nya Pak Yi Sun Shin ga bolehin ke toilet barengan." Sahut Melissa merasa setuju dengan ungkapan Lunox.

"Emang nya kenapa sih kalo ada murid yang ke toilet barengan pas pelajaran?" Tanya Lunox bingung dengan pemikiran Pak Yi Sun Shin yang tidak memperbolehkan murid untuk ketoilet bersama saat jam pelajaran.

"Karena Pak Yi Sun Shin merasa kalo mereka yang ke toilet barengan pas jam pelajaran, bakal bolos atau pergi ke mana gitu." Ucap Melissa menjelaskan.

Lunox mengangguk, namun pertanyaan bodoh dari Lunox membuat Melissa geram. "Kenapa mereka bolos?" Tanya nya sambil menggaruk pipi nya.

"Ya Tuhan Lunox. Mereka bolos karena itu niatan mereka pergi kesekolah!" Balas Melissa geram.

"Kalo mereka pergi ke sekolah cuma untuk bolos, kenapa mereka harus sekolah?" Tanya Lunox sekali lagi, dan pertanyaan nya kali ini membuat Melissa tampak berpikir.

Tiba-tiba Lunox menjentikkan jari, "Ah, aku tahu! Pasti karena mereka ga niat belajar kan?!" Tebak gadis itu membuat Melissa kesal.

"Ya aku ga tahu lah! Aku aja ga pernah bolos!" Balas Melissa menyombongkan diri sambil membusurkan dada nya bangga.

"Lalu, apa kesimpulan yang kita dapat dari pembahasan mengenai larangan Pak Yi Sun Shin ini?" Dengan santai Melissa menjawab.

"Mana saya tahu? Saya kan ikan." Sekarang ganti Lunox yang merasa kesal dengan teman perempuan nya itu.

Namun tiba-tiba langkah Lunox berhenti sambil melihat kearah pembatas disamping kanan Melissa. Ya, saat ini mereka berdua berjalan di koridor lantai dua dan Melissa berjalan di samping pembatas.

Melissa mengikuti arah pandang Lunox. Ternyata yang dilihat oleh teman nya itu bukan pembatas nya, melainkan dua orang berbeda kelamin yang berada ditengah lapangan di bawah sana.

Dua orang itu tampak saling mencaci dan mengejek. Namun ketika si perempuan merasa pusing, yang laki-laki menutupi arah cahaya yang menuju si perempuan agar tidak kepanasan. Tanpa sepengetahuan si perempuan.

"Astaga! Yin dan Wanwan! Mereka dihukum lagi?!" Pekik Lunox menutup mulut heboh seolah tengah melihat idola nya yang berada di depan mata.

Melissa hanya diam, menatap kearah kedua nya lagi dengan tatapan yang sulit diartikan. Lunox sekarang tersenyum, gadis ini memang sangat cepat berganti ekspresi.

"Melissa bukankah mereka pasangan yang serasi?"

Melissa tersentak ketika mendengar penuturan teman nya itu namun ia dengan cepat merubah mimik wajah nya dan mengangguk sambil tersenyum seolah setuju dengan ucapan Lunox.

"Mereka sangat serasi." Balas Melissa melamun. Tangan Lunox diayun-ayunkan di depan wajah Melissa.

"Sa, aku harus buru-buru ke toilet nih. Kamu jadi ga temenin aku?" Tanya Lunox kebelet buang air.

"Maaf Lun, kayaknya ada yang lagi nelpon aku. Jadi aku gabisa anterin kamu." Lunox mengangguk lalu pergi dari sana dan segera menuju toilet.

Melissa tersenyum getir menatap kedua orang itu yang kini sedang dihukum di lapangan. Ia meremat dada kiri nya ketika ia merasa sesak saat mengingat sebuah fakta yang sangat menyakitkan. Ia mendongak untuk mencegah liquid bening yang akan turun.

"Dia mendapatkan sebuah kelebihan yang tidak pernah aku rasakan sebelum nya, bahkan usaha yang selama ini aku lakukan untuk mendapatkan nya rasanya akan sia-sia."

"Sepertinya, bersaing dengan nya hanya untuk seseorang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan ku adalah pemikiran yang sangat buruk."

***

Yin dan Wanwan kini kembali dihukum karena terlambat masuk sekolah. Dan sepertinya semesta sedang mempermainkan mereka.

Mereka kembali dipertemukan satu sama lain, padahal mereka saling bermusuhan dan membenci satu sama lain. Dan Yin tidak suka hal itu, karena ini ia tidak bisa bertemu dengan perempuan yang sudah ia sukai dari dulu.

Siapa lagi kalau bukan Melissa Paxley?

Lelaki itu mendesah kecewa mengingat hal itu. Kenapa ia harus bangun kesiangan dan membuatnya tidak bisa bertemu Melissa sih?! Dan kini? Ia malah dipertemukan dengan perempuan yang sudah ia cap gila dan menyebalkan dihidup nya.

"Wanwan! Bisakah kau berdiri dengan tegak?! Kau hampir membuatku jatuh karena hampir tertimpa tubuh mu!" Kesal Yin menatap sebal Wanwan dengan tangan kanan yang senantiasa memberi hormat kearah bendera.

Wanwan berdecak, apa-apaan lelaki itu?! Bukan nya ditolongin karena ia jatuh, eh ini malah dimarahi! "Heh! Kan masih hampir! Belum juga ketiban! Udah marah-marah!" Balas nya sinis.

"Dih! Yang marah tuh harus nya aku! Kok jadi situ?!" Geram Yin melirik sinis Wanwan.

Namun Wanwan tak menjawab karena saat ini gadis itu sedang menahan rasa pusing yang menyerang kepala nya. Terlalu lama berdiri di bawah panas nya pancaran sinar matahari, membuat nya pusing.

Yin yang melihat itu. Dengan sigap menutupi sinar matahari yang mengarah pada Wanwan, tentunya tanpa sepengetahuan Wanwan. Bisa-bisa perempuan itu akan baper nanti.

Yin terdiam saat melihat Wanwan. Tiba-tiba sebuah pemikiran yang tidak ia sukai melintas.

"Aku ... tidak mungkin menyukai nya, bukan?"

***

Kring ... kring ... kring

Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan dan saling berebut untuk menjadi pemesan di kantin. Suasana sekolah kini sangat ramai. Bahkan terlalu ramai, tidak biasanya.

Biasanya para murid hanya akan ramai di kantin. Tapi kali ini mereka bahkan membuat keramaian di lapangan indoor maupun outdoor sekolah dengan kegiatan-kegiatan mereka.

Saat ini Miya dan Kagura sedang bersama Floryn, Silvanna, Aamon dan Granger. Setelah kejadian di lantai dua kemarin, Kagura dan Miya diajak oleh keempat kakak kelas mereka itu untuk bergabung bersama mereka hari ini.

Sebenarnya Kagura dan Miya agak tidak enak terlebih Miya karena mereka yang memang tidak terlalu dekat dan berkumpul bersama, namun atas paksaan Floryn dan Silvanna akhirnya mereka mau.

Mereka memang pusing menentukan apa yang akan mereka lakukan setelah makan dikantin. Dan sekarang mereka sedang berjalan beriringan di lapangan menuju kelas.

Untuk menuju kelas dari kantin memang bisa lewat lapangan. Namun agak membutuhkan waktu yang lama karena mengingat lapangan sekolahan mereka ini sangat luas.

"Kak Flo, apa kelas XII IPA 1 lagi jam kosong?" Tanya Kagura pada kakak nya. Floryn mengangguk.

"Iy--

Brukk

"ADA YANG BUNUH DIRI WOI!"

Gimana part kali ini😎? Makin penasaran ga sih sama konflik nya nanti😥? Atau malah udah males gegara terlalu bertele-tele?

Huhuuuu, aku bingung sekaligus takut klo ngecewain kalian yang udah nunggu lama😭

Sama maaf banget kalo ga nge-feel😥 tapi aku udah berusaha semaksimal mungkin, namun sayangnya nyawa korban tidak dapat diselamatkan.

Dikira indosyar😂

Udah ya, abaykan kegajean author😂

See youuu..

The School : MLBB Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang