-1.02

40 8 6
                                    

Awalnya memang hanya sebuah paksaan. Namun lama kelamaan, Eric pun berfikir. Tak ada salahnya juga sih, berteman dengan tuan muda seperti Juyeon. Jadi... tak apalah. Juyeon juga nampak senang bersama dengan Eric. Jadi Eric tak ingin menghancurkan kebahagiaan tuannya.

Dan karena Juyeon yang sangat ingin diperlakukan seperti makhluk biasa lainnya, jadi Eric melakukan hal yang diinginkannya. Yang awalnya Eric memanggilnya tuan muda. Sekarang menjadi Juyeon-hyung. Meski diawal kadang ia lupa untuk memanggil Juyeon dengan namanya, namun sekarang malah jadi kebiasaan Eric.

Juga dengan sifat Eric yang tak bisa diam, ia sudah bisa ceplas-ceplos dengan Juyeon. Dan Juyeon tak mempermasalahkannya. Ia malah senang diperlakukan begitu.

"Juyeon hyung.."

"Hem.. ada apa Eric?"

"Sepertinya aku akan jarang datang ke istana.." ujar Eric yang dibalas tatapan sedih dari Juyeon.

"Kenapa?" Tanya Juyeon.

"Aku harus bersekolah. Sebagai penyihir waktu.. cukup berbahaya jika tak bisa mengontrol kekuatan kami. Jadi.. kami harus bersekolah untuk tes penyihir waktu nanti," jelas Eric.

"Hmm.. sekolahnya harus di sekolah tempatmu tinggal kah?"

"Tidak juga. Tapi kalau bersekolah disana, biayanya gratis. Kalau sekolah umum perlu membayar dan itu cukup mahal. Aku kasihan pada eomma.."

Juyeon menepuk kedua tangannya. Sepertinya terbesit sebuah ide di benaknya.

"Sekolah umum saja. Aku yang bayarkan–"

"Tidak perlu.. aku.. terlalu banyak merepotkan–"

"Ahh.. tidak merepotkan sama sekali. Kita bisa mengambil sekolah khusus laki-laki. Dengan begitu, aku tak perlu bertemu gadis-gadis yang berusaha mendekatiku..!" Ujar Juyeon dengan tampang bangga dengan idenya sendiri.

"Kalau begitu, aku akan tanyakan pada eomma dulu.." Eric pasrah. Tuannya sangat keras kepala juga ya..

"Bagus! Aku juga akan beritau aboeji.."

○●○

Tepat keesokan harinya.

Eric dipanggil oleh raja. Hanya Eric dan raja disana. Tak ada Juyeon. Bahkan pengawal disuruh untuk keluar dan berjaga diluar. Tak ada yang boleh masuk selain keduanya.

Membuat Eric cukup gelisah dan takut. Apa ini berhubungan dengan rencana Juyeon yang ingin bersekolah bersama dengan Eric? Entahlah.. pokoknya Eric takut.

"Sohn Eric.."

Eric menunduk sopan. Menyembunyikan rasa takutnya, "ya.. Baginda raja?"

"Kemarilah mendekat.."

Sesuai perintah, Eric mendekat pada raja. Bahkan raja menyuruhnya mendekat sampai pada meja kerjanya. Apakah ini sesuatu yang benar-benar tak bisa dikatakan dengan suara keras?!

"Sepertinya anakku sangat memfavoritkan dirimu. Kau pasti anak yang sangat baik.."

Eric meneguk salivanya. Dan mengangguk pelan. Mencoba memberi respon.

"Untuk rencananya bersekolah. Aku tau ini pasti keinginannya. Jadi kalau menyuruhmu menghalangnya sekolah, aku tau kau takkan sanggup."

Lagi-lagi Eric mengangguk. Kali ini bukan anggukan kecil. Tapi satu anggukan mantap. Rajanya sangat mengerti dirinya.

"Jadi.. aku memintamu untuk menjaga dengan baik. Juyeon melarangku memberi pengawal padanya. Ayolah.. aku tak bisa melawan seberapa keras kepalanya dia. Maka dari itu, aku meminta tolong kepadamu dengan sangat. Jaga anakku dengan baik."

-4 || •°•THE BOYZ•°•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang