'Agh.. dimana kau diriku kecil?! Cepat, sebelum aku menangis disini..!'
Sunwoo terus berkutat dalam hati. Mencoba melakukan telepati dengan dirinya sendiri di masa lalu. Namun, apa guna. Ia tak memiliki kekuatan seperti itu.
Hingga beberapa saat kemudian, Sunwoo kecil datang. Sembari berseru, "ERIC HYUNG! ADA TEMANMU!"
Mendengar itu, dua manusia yang saling berpelukan itu melepas satu sama lain. Sebelum Sunwoo berbalik, ia sempat menunduk dan tersenyum lembut pada sang ibu.
Sunwoo membalikkan badannya. Mencoba melihat siapa yang datang bersama Sunwoo kecil. Siapa lagi jika bukan Eric. Lagipula siapa yang mengenal dirinya di tahun ini?! Hanya Eric. Penyihir yang mengirimnya kesini.
"Hai Eric.. Aku mencarimu kemana-mana, untung saja penduduk sekitar melihatmu kemari bersama anak ini.." ujar Eric. Wajahnya menahan tawa. Tentu saja. Bagaimana ia bisa tak tertawa saat namanya malah digunakan untuk nama samaran kawannya ini.
"Ahh.. Kau.. mencariku? Aku baru ingat aku pergi bersamamu.." Sunwoo berucap dengan agak ragu. Jika ia menggunakan nama Eric. Maka Eric harus menamai dirinya siapa?! Sunwoo merasa bodoh karena malah menggunakan nama Eric sebagai nama samarannya.
Eric pun mendekat ke Sunwoo. Kemudian menatap wanita paruh baya yang duduk di atas ranjangnya dan menundukkan badan.
"Permisi.. Mohon maaf telah mengganggu, nama saya Sohn Youngjae.. Saya hanya ingin mencari Eric. Jika kalian memang memiliki urusan, saya tak keberatan untuk menunggu beberapa saat," ujar Eric berusaha untuk sopan.
"Youngjae?" Tanya Sunwoo mendekatkan bibirnya pada telinga Eric agar dapat berbisik.
"Shhtt.. Jangan banyak tanya." balas Eric ikut berbisik.
"Kalau begitu saya pamit dulu ya.. Jika sudah selesai, saya ada diluar.." ujar Eric dan hendak pergi.
Melihat Eric yang sudah berjalan hendak meninggalkan ruangan, Sunwoo kecil menahan tangan Eric, "Youngjae hyung mau kemana? Bermain dulu disini!" Ujarnya memohon.
Eric yang melemah dengan anak kecil pun tak bisa menolak, "oke.. baiklah, kau ingin bermain apa?"
Senyum si Sunwoo kecil pun terbit. Bagaikan matahari yang bersinar. Eric menyipitkan matanya yang kesilauan menatap senyum Sunwoo kecil.
"Aaa.. kau manis sekali.. tak seperti hyung yang disana.." Eric menunjuk Sunwoo yang sudah menatap dirinya dengan sebuah delikan.
"Aaa.. tidak! Eric hyung adalah kembaranku. Jadi kalau Sunwoo manis. Eric hyung juga manis!" Ujar Sunwoo kecil makin menunjukkan giginya.
Sunwoo yang mendengar itupun tersenyum puas. Tapi, belum sempat ia mengeluarkan sepatah katapun. Eric sudah mendahuluinya.
"Iyaa! ERIC HYUNG juga manis!" Ujar Eric penuh penekanan di tiap katanya. Tak mau kalah dengan manusia itu.
"Cih!" Sunwoo berdecih. Memang yang dimaksud sang Sunwoo kecil adalah dirinya. Namun tetap saja itu adalah nama Eric. Dan saat ini, manusia itu sedang merutuki dirinya sendiri dalam hati. Menyesal menggunakan nama Eric sebagai samarannya.
"Ayo.. Youngjae hyung!" Sunwoo kecil menarik Eric keluar dari kamar tersebut. Membiarkan Sunwoo dan bundanya mengobrol berdua saja dikamar.
Sunwoo kecil merasa, Sunwoo hyung sangat senang bertemu dengan ibunya. Saat mereka sedang berdua, entah mengapa Sunwoo kecil merasa ia sebaiknya memang membiarkan mereka berdua sendirian. Maka dari itu, ia mengajak Eric. Jika tak ada Youngjae hyung nya disitu, maka apalagi yang harus ia lakukan? Ia tak mau mengganggu, ataupun menunggu sendirian. Apalagi jika hanya sekedar menonton. Jadi.. karena Eric yang kebetulan datang ketempat itu. Bukankah ini kesempatan terbaik agar ia tak perlu menjadi pengganggu?!
KAMU SEDANG MEMBACA
-4 || •°•THE BOYZ•°•
Fanfickisah fantasi tentang kelas -4. kelas terkutuk. tentu saja bagi makhluk mistis, kedatangan manusia untuk pertama kalinya bisa saja menjadi sebuah kebetulan belaka. tapi bagaimana dengan kedua kalinya? -the boyz fanfict -baku o semi baku, tgt -ignore...