Felix telah berkeliling sekitar 15 menit. Felix sepertinya telah naik turun lantai 2 dan 3 sebanyak 5 kali untuk mencari kamar Changbin. Bahkan Felix telah beberapa kali memanggil nama Changbin secara pelan, tapi tidak ada respon dari orang yang ia panggil.
"Ini gw tanyain mama nya aja kali yah? Tapi gak enak ah"
Felix pun sekarang telah merasa pasrah untuk mencari kamar Changbin.
Felix baru saja menginjak anak tangga pertama untuk kembali turun dan tiba² ia mendengar suara decitan pintu dari belakangnya. Felix memiliki insting kalau suara itu berasal dari ruangan Changbin.
Felix pelan² mengintip kedalam kamar tersebut dan tiba² dia melihat Changbin yang sedang berganti baju.
"Bisa² nya gw ngintip dia ganti baju, eh tapi kok badannya buff gitu, bagus juga badannya"
"Siapa?"
Changbin tiba² memanggil "seseorang" yang sedang mengintipnya berganti baju.
"Duh, ketauan kan gw"
Felix pun mulai membuka pintu itu dan perlahan berjalan masuk.
"Hehe, sorry ganggu"
"Loh, lu ngapain kesini Lix?"
"Gw mau balikin botol minum lu, kemaren lu titipin ke gw tapi gw lupa balikin"
"Oohhh iya iya, gw inget, makasih yah"
Changbin mengangguk dengan antusias dan mengambil botolnya dari Felix.
"Oh iya, gak mungkin kan elu langsung pulang, mama gw lagi masak tuh, ntar makan malem bareng, gimana? Tanda terima kasih gw lah, elu udah semangat balikin botol gw"
"Hah, gak repotin nih?"
"Enggak lah, ini kita nongkrong di kamar gw dulu aja sambil main kartu. Ntar bakal dipanggil kalau makanan nya udah"
"Ok deh"
Felix pun menerima tawaran Changbin.
Saking antusiasnya Felix, bahkan dia sampai lupa kalau dia belum mengkabari keluarga nya.
"Ma, Felix ikut makan malem yah"
"Oh iya, sini Lix, duduk dulu"
Felix pun mengambil tempat duduk tepat disebelah Changbin.
Felix masih belum menyadari kalau data di HP nya sudah habis, bahkan dia tidak menanyakan password wifi rumah Changbin.
Jam telah menunjukkan pukul 18.00, yang dimana itu sudah melewati batas Felix untuk keluar dari rumah.
"Makasih tante makanannya, maaf jadi repotin"
"Iya Lix gapapa, tante juga seneng kamu suka makanan tante"
Felix tiba² terkejut saat ia mengetahui kalau sekarang waktu telah menunjukkan pukul 19.00.
"Oh iya tan, aku mau pulang dulu yah, udah jam 7 nih"
Felix pun mulai membereskan barangnya dan siap untuk pulang.
"Mau pulang? Kalo gitu minta Changbin anterin aja. Bin, anterin temen kamu ini"
Ibu Changbin mulai mendorong² tubuh Changbin.
"Eh saya bisa sendiri kok tan, gak usah repotin Changbin"
"Gak mau gw anter nih Lix?"
Felix menggeleng² kepalanya menandakan penolakan.
"Gak usah bin, makasih yah, makasih tante"
"Hati-hati Lix"
Sehabis Felix keluar dari pagar rumah Changbin, dia langsung berjalan cepat menuju rumahnya.
"Ini gw pasti bakal dimarahin sih"
Felix membuka pintu rumahnya dengan pelan² sebisa mungkin tidak membuat suara.
Saat ia berbalik badan, dia langsung bertatapan dengan kakak nya yang telah menunggu nya di lorong pintu. Sepertinya Chan sedang tidak berada di mood yang bagus.
"Abis darimana kamu, sampe lupa waktu"
Sekarang Felix merasakan hawa yang tidak begitu baik.
"A-aku, abis dari rumah Changbin, balikin botol minumnya"
"Rumahnya dimana, jauh banget? Sampe jam 7.30 baru nyampe rumah, iya?"
"Gak kok, cuman tadi, dia ngajak makan malem aja sama keluarganya"
Felix tetap mempertahankan nada suaranya dengan aura yang positif, agar tidak memperburuk kondisi.
"Hmmmm, kamu makan sama keluarga mereka tapi kamu lupa sama keluarga kamu sendiri? Sampe ditelfon aja gak masuk. Kamu tau gak sekhawatir apa kakak sama mama? Sampe mama aja tadi pengen jalan kaki pergi nyari ke sekolah kamu"
Felix tetap terdiam mendengar pernyataan kakaknya yang sebenarnya cukup menyayat hatinya.
"Kamu sekarang coba cek HP kamu, ada berapa misscall dari kakak, bahkan kakak ampe cari Seungmin buat minta tolong"
Felix pun langsung membuka HP nya langsung sudah otomatis terhubung dengan wifi rumahnya, dan benar saja
*6 unread messages from Kak Chan
*10 unread messages from Seungmin
*36 missed voice call from Kak Chan
*5 missed voice call from Mama
*14 missed voice call from Seungmin
"Kakak kan udah bilang, kamu kalau pergi itu harus pulang sebelum jam 6. Kalaupun emang kamu bakal pulang lebih malem, kamu itu harus kabarin"
"Maaf kak"
"Kakak tuh takut kamu gak kabarin kayak gini tuh kamu kenapa² diluar. Kakak juga gak tau rumah Changbin dimana"
Felix tetap terdiam dengan kedua tangannya yg terlipat didepan badannya. Felix tau dia salah, tapi Felix juga tak pernah melihat Chan semarah ini.
"Kalau kamu diluar tiba² sesak kamu kambuh gimana? Atau tiba² lemes terus gak ada yg tolongin gimana?"
"Kalau emang udah waktunya aku mati yah mau gimana"
Chan langsung terdiam mendengar ucapan Felix.
"Mau aku diluar atau dirumah, kalau emang udah waktunya aku mati yah mau gimana-"
"Felix! Stop bilang kalau emang waktunya mati"
Chan langsung memotong pembicaraan Felix.
"Kakak tuh cuman prihatin sama kamu, bukan gimana². Kakak juga sedih denger kamu bilang kalau kamu bakal mati atau apapun itu, kakak sekarang juga berjuang buat kamu Lix"
Felix tiba² terkejut melihat kakak nya yang sedang berdiri tepat didepannya ini meneteskan air mata. Setau Felix, kakak nya ini adalah salah satu orang terkuat yang pernah ia temui.
Felix juga ikut sedih melihat kakak nya, satu² nya saudara yang ia punya ini menangis. Felix pun langsung mendekati kakak nya dan memeluk Chan.
"Kak, maaf yah, Felix ngomong nya gitu terus"
Chan pun membalas pelukan Felix dan mengelus pundak Felix.
"Kamu jangan ngomong gitu lagi yah, sedih kakak dengernya, berjuang terus Lix"
"Iya, maaf yah kak"
Situasi antara kedua adik kakak ini tentu sedang disaksikan oleh ibu nya. Tak mereka ketahui, ibu mereka juga ikut menangis dengan diam melihat bagaimana hubungan baik antara kedua anaknya yang ia besarkan sendiri.
-Last Note-
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Note (Changlix)
Fanfiction"Hidup itu kayak musik tau, dan tiap² not nya itu tuh impian² kita. Dan gw mau not terakhir gw itu tercapai" Perjuangan Felix seorang pemuda pengidap penyakit jantung yang sangat menyukai musik dalam meraih impian terakhirnya sebelum "musik" yang ia...
