Chapter 20

30 12 0
                                        

"Loh Lix? Elu ngapain?"
Changbin sedikit bingung melihat Felix yang terlihat sedang kehabisan nafas.

"E-eh Bin, elu ngapain disini? K-kok tumben banget elu kesini"
Felix mengatakan nya dengan nada yang bingung dan sedikit terbata-bata

"Gw sih lagi nge nyari angin aja, ilangin stress. Kalo elu?"
Changbin pun mulai memerhatikan Felix dari atas hingga kebawah, merasa ada yang aneh dari Felix.

"G-gw sih lagi pengen liat anjing gitu. Tadi abis lari² ngejar anjing"
Kepala Changbin pun langsung memutar memerhatikan kondisi taman itu.

"Eehhhh, Lix. Gw dari depan taman tadi sih gak ngeliat ada anjing sama sekali"
Changbin pun mulai mencurigai Felix, sepertinya dia sedang menutupi sesuatu.

"Lix elu-"
Belum selesai Changbin berbicara, Felix langsung memotong pembicaraan nya.

"A-ah, lu mau eskrim gak? Elu lagi stress kan? Gw juga kepanasan nih, mau gak? Gw yang traktir yah? Ayok ayok"
Felix langsung menarik tangan Changbin bahkan sebelum Changbin menjawab pertanyaan Felix.

































"Ha.........................................."
Changbin menghela nafas dalam² setelah berbaring di kasurnya.

Changbin baru saja kembali dari taman bersama Felix. Setelah mandi, Changbin pun mulai membayangkan hal² yang aneh dari perilaku Felix tadi.

"Katanya tadi dia ngejar anjing, tapi gw gak ngeliat ada anjing sama sekali. Terus gak mungkin kan dia kejar anjing orang? Kan disitu juga gak ada anjing liar"
Changbin pun mengganti posisinya dan duduk menyandar ke kepala ranjang.

"Terus kalo dia mau ngeliat anjing, kenapa bajunya pake baju olahraga? Mana dia ngejawab gw nya kayak aneh takut gitu lagi"

Bukannya menemukan jawaban, Changbin malahan semakin bingung dengan teori² konspirasi di otaknya ini.

"Dia nge nutupin apa yah dari gw.............................. "

































4 hari pun berlalu setelah kejadian antara Changbin dan Felix di taman. Semenjak hari itu, Changbin sudah tidak pernah melihat ataupun bertemu Felix lagi disekolah. Mereka hanya bertemu saat mereka latihan saja, selain itu, Felix tidak pernah terlihat oleh Changbin.

"Kok gw beberapa hari ini gak pernah ngeliat elu disekolah Lix? Elu kemana pas jam istirahat?"
Changbin bertanya sembari menyiapkan minuman untuk dirinya dan Felix.

"Gw sama Seungmin Bin, di dalem kelas aja gak kemana²"
Changbin hanya mengangguk² merespon jawaban Felix.

Kondisi pun kembali hening sesudah mereka berbincang singkat. Tak lama sesudah Changbin selesai dengan minumannya, tiba² Felix pun menepuk pundak Changbin.

"Bin"
Yang dipanggil pun menengok kearah Felix.

"Kenapa?"
Changbin bertanya dengan nada yang halus.

"Gw gak usah tampil aja yah"

Seketika, Changbin langsung terdiam di tempatnya. Kedua alisnya dikerutkan sebagai tanda bahwa ia bingung dengan kalimat yang baru saja Felix ucapkan

"Elu kenapa lagi Lix? Pasti ada problem kan? Gak mungkin semua hal fine² aja tiba² elu gak mau tampil. Kenapa?"
Changbin tentu emosi mendengar Felix pasti ada sesuatu hal janggal yang membuat Felix tidak ingin tampil sekarang.

"Gw tiba² kayak malu aja Bin kalo gw mikirin"
Changbin pun langsung memegang pundak Felix dengan erat.

"Yah kalo gitu gak usah dipikirin, simple. Elu yang tampil, ngapain harus mikirin mereka? Mereka juga bukan temen lu kan? Emang mereka bisa tampil kayak lu? Enggak kan, maka dari itu, stop malu and just do your things, ok?"
Changbin mengakhiri kalimatnya dengan sebuah tepukan ringan di pundak Felix.

"Daripada stress, mending kita relaxing dulu. Nonton atau dengerin musik dulu di kamar gw yah, yok naik"
Felix pun mengekori Changbin menaiki tangga.

Felix dari awal perbincangan hingga akhir bahkan tidak membuka mulutnya lagi sama sekali. Kata² itulah yang sekarang butuh ia dengar untuk menenangkan kecemasannya yang sudah menumpuk.































"Kring~, Kring~, Kring~"
Dering HP Felix tiba² berbunyi, hampir saja dia ketiduran karena terlalu ngantuk.

"Halo kak"

"Halo Lix, gimana keadaan kamu? Sehat kan?"

"Iya kak, aku sehat² saja disini. Kakak gimana?"

"Ah, kakak juga sehat. Kalau ibu?"

"Ibu juga sehat kak"

"Baguslah"

Felix pun tiba² terhening membayangkan sosok kakaknya. Dia benar² membutuhkan kakaknya untuk kondisinya yang seperti ini.

"Halo Lix?"

"Kak, kakak kapan pulang?"

"Ah itu, kakak baru mau kabarin kamu, kakak ternyata bakalan pulang lebih lama dari perkiraan. Mungkin ditambah kira² 10 hari lagi Lix"

Felix yang mendengar nya pun terasa jauh lebih stress lagi mendengar kabar kakaknya barusan.

"Apa kau selalu meminum obat mu Lix?"

"A-ah, iya. Kakak disana rajin makan kan? Kakak enggak lewatin makan pagi kan?"

Chan pun hanya tertawa kecil mendengar bagaimana adik satu²nya ini mengkhawatirkan kondisinya.

"Pasti Lix, kakak selalu makan pagi kok"

"Jangan makan terlalu dikit kak, aku gak mau kakak terlalu kurus. Tapi jangan makan terlalu banyak juga, nanti gendut kayak Felix"

Chan tentu terkejut mendengar ucapan Felix barusan. Gendut? Sejak kapan Felix gendut? Bukannya Felix sudah cukup kurus?

"Maksud kamu Lix? Sejak kapan kamu gendut, jangan² pas kakak pergi kamu mesen makanan online terus lagi"

Felix tentu tidak akan mengganggu kakaknya dengan memberitahu nya apa yang sebenarnya terjadi, jadi Felix memutuskan untuk berbohong "sedikit" kepada kakaknya.

"Haha, iya kak, Felix jadi sering beli makan. Soalnya kan gak ada yg bakal mintain makan Felix"

"Kamu yah. Yah udah deh, kamu tidur yah abis ini, nanti besok sekolah gak bisa bangun lagi'

"Ih orang aku emang tadi udah mau tidur, tiba² kakak nelfon"

"O-ohhhh jadi kakak ngeganggu. Yah udah kalo gitu, kakak matiin yah"

"Iya, kakak semangat yah"

"Ehm, bye Lix"

"Bye kak"

Chan pun akhirnya mematikan telfon nya. Lalu Felix pun bersiap² untuk tidur dengan mengetahui hal buruk apa yang akan terjadi pada besok.


















-Last Note-

Last Note (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang