Chapter 18

34 13 0
                                    

Setiap mereka pulang sekolah, Changbin dan Felix pasti akan selalu menyempatkan diri untuk latihan terus menerus. Entah itu dirumah Felix ataupun di rumah Changbin.

Waktu mereka sekarang hanya tersisa sekitar 1 bulan sebelum acara mereka dilaksanakan. Changbin dan Felix pun sudah memulai latihannya sejak 1 minggu yang lalu.














"Gw masih bingung Bin, nanti gak surprise dong kalau gw masuknya dari samping. Keliatan banget pasti"
Felix mengatakan nya sambil mengelus² rambutnya.

"Iya sih yah, apa mau elu yang naik duluan?"

"Kan elu yang nyanyi pertama Bin, masa gw yang naik duluan"
Felix dan Changbin sekarang sedang pusing memikirkan bagaimana posisi mereka saat tampil nanti.

Untuk menghafal lagu sih bagi mereka berdua sudah tidak ragu sama sekali, justru malah posisi tampil mereka lah yang sekarang membuat mereka sedikit bingung.

Tempat acara yang mereka ekspetasi kan dari pertama ternyata berbeda dengan apa yang telah sekolah mereka rencanakan.

"Lagian bukannya make aula yah, malah milihnya bikin panggung di outdoor"
Dengan kesal Changbin membanting dirinya ke atas ranjang.

"Aneh² panitia nya, emang ini buat acara apaan sih?"

"Lah? Elu lupa apa kagak tau? Kan waktu itu udah dikasih tau ini tuh buat acara ulang tahun sekolah kita"
Setelah Felix menjelaskannya, otak Changbin terasa langsung mereset banyak data² lama yang akhirnya ia ingat kembali.

"Oh iya 16 November yah. Sekarang tanggal berapa nih"
Changbin pun langsung mengeluarkan HP nya untuk mengecek kalender.

"25 Oktober yah hari ini, masih lama lah yah"
Changbin pun menaruh kembali HP nya.

"3 minggu lagi sih Bin kira², gak bisa dibilang lama juga"
Felix menatap Changbin dengan tatapan yang lemas.

"Bisa lah Lix kita"
Felix tidak merespon ucapan Changbin sama sekali.

"Elu kenapa Lix? Manyun² gitu?"
Changbin pun berdiri dan berjalan mendekati posisi dimana Felix duduk.

"Gw cuman mikir Bin, gw udah seneng banget ama penampilan kita ini, tapi malah gak sesuai ekspetasi gw. Apa kita batal aja Bin?"
Felix benar² khawatir sekarang, bahkan kebiasaan tangan Felix saat dia gugup itu pun kambuh kembali.

Changbin yang melihat Felix seperti itu pun langsung bangun dari tempat duduknya dan memeluk Felix dari sebelah dan mulai mengelus² kepala dan pundak Felix.

"Tenang Lix, gw bakalan coba ngomongin sama ketua pelaksana acara nya. Gw mau coba cari jalan keluarnya dulu, jangan langsung stress ke situ lah Lix"
Setelah Changbin menenangkan Felix, Felix pun merasa jauh lebih lega dibanding sebelumnya.

"Yah udah, besok kita gak usah latian dulu. Gw bakalan coba bincang² sama ketua pelaksana nya, ok?"
Changbin mengeluarkan tangan kanannya, berharap Felix memahami apa yang dia inginkan.

Felix hanya mengangguk kecil untuk menanggapi Changbin, tapi bukan itu respon yang Changbin inginkan dari Felix.

"Tepok tangan gw dong Lix. Mana nih Felix yang ceria? Jangan cemberut² mulu lah"
Felix yang mendengar nya pun akhirnya menepuk tangan Changbin dengan senyuman kecil di bibirnya.

































Ke-esokan harinya, Changbin pun berniat untuk bertanya kepada salah satu temannya yang juga seorang anggota OSIS di sekolahnya. Mungkin dia akan tau siapa ketua pelaksana acara kali ini.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Changbin langsung menuju meja temannya yang satu ini untuk berdiskusi.

"Ho, lu kan OSIS nih. Lu tau gak ketua pelaksana acara ultah sekolah kita siapa?"
Changbin bertanya kepada Minho salah satu teman dekatnya yang kebetulan adalah salah satu anggota OSIS di sekolahnya.

"Pas banget, kebetulan gw Bin ketua nya, emang kenapa?"
Changbin yang mendengarnya pun terasa cukup lega mendengar teman dekatnya inilah yang menjadi ketua pelaksana nya.

"Lah? Pas banget dah kalo gitu, gw pengen request sesuatu dong"
Minho yang sedang memasukkan barang ke tasnya itu pun tiba² terhenti.

"Hmmmmmmmm, mau request apaan?"
Minho mulai menatap Changbin dan bertanya dengan nada yang tidak senang.

"Kalau bisa nih, acara nya nanti kita di aula aja, bisa?"
Changbin mengatakan nya dengan penuh antusias.

Minho pun kembali memasukkan barang² nya lagi ke dalam tas nya dengan perlahan.

"Ribetin lah lu Bin. Ntar coba deh gw tanya dulu ntar sama si cewek bacot satu itu"
Changbin yang mendengar kata "cewek bacot" pun langsung terpikir ke 1 orang.

"Si ketos yeh?"
Minho hanya menaikkan alisnya sebagai tanda kalau tebakan Changbin benar.

"Siapa lagi Bin kalo bukan dia, mana ada cewek yang sebacot dia"
Minho pun akhirnya mulai berdiri dari tempat duduknya.

"Ok deh kalo gitu, makasih yah Ho. Mau pulang bareng gak? Sekalian gw jajanin dikit lah yok"












Disaat Changbin sedang berbahagia, ternyata disisi lain dunia sedang terjadi hal yang berbanting terbalik dengan Changbin.

Felix baru saja menerima kabar bahwa kakaknya, akan pergi keluar negeri karena pekerjaannya.

"Kakak kapan perginya?"

"Besok Lix. Kalau pulang kayaknya minggu depan, tapi belum pasti hari apa"
Bang Chan mulai menyiapkan barang² untuk perjalanan nya.

Kalau Felix berani, bisa saja dia akan menahan kakanya untuk tidak pergi ke Jepang sekarang. Tapi tidak mungkin Felix akan menahan kakaknya yang sedang bekerja, lagipula untuk apa dia menahan kakaknya.

"Jangan galau gitu dong Lix mukanya, senyum dikit. Nanti kakak beliin banyak oleh² yah"
Felix yang mendengar nya hanya dapat mengangguk² kecil.



"Haaaaaa, 1 minggu kedepan ini pasti gak bakal berjalan lancar"


















-Last Note-

Last Note (Changlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang