prolog

8.1K 624 30
                                    

.
.
.
.
.
.
Hanya mengingatkan cerita ini tidak ada kaitannya dengan real life ya.
Hanya sebuah ide yang tiba tiba melintas dan taraaaa jadilah cerita ini..
.
.
.
.
Jungkook
x
Taehyung

.
.
.
.
.

SELAMAT MEMBACA

.
.
.
.
.
.

" Bukan aku ayah pelakunya. Aku tidak pernah melakukan hal itu." Isak Taehyung.

" Diam! Anak pembawa sial sepertimu harusnya tidak pernah lahir. Seokjin harusnya masih hidup jika kau tidak lahir sialan." Bentak Namjoon sang raja sekaligus ayah dari Taehyung.

" Dan sekarang kau kau mencoba membunuh permata ku?"

Taehyung menggeleng kencang . Tidak dia bersumpah ia tidak pernah meracuni Jimin.

Namjoon menatap tajam Taehyung yang terlihat mengenaskan. Wajahnya sembab dan penampilannya sangat berantakan. Tidak mencerminkan bahwa ia seorang pangeran.

" Penjaga seret penjahat ini ke tempat hukuman. Dia akan di hukum penggal siang nanti!"

Begitu perintah raja turun dua orang penjaga segera menyeret Taehyung menuju ke tempat hukumannya.

Taehyung semakin meronta ronta, namun apa daya tubuhnya sudah sangat lelah. Baik fisik maupun jiwanya sudah sangat lelah.

18 tahun ia hidup dalam pengabaian. Tidak pernah ada yang memberinya kasih sayang dan cinta. Sosok ayah yang harusnya mencurahkan itu semua malah berpaling darinya.

Bahkan ketika ia berteriak memanggil ayahnya, Namjoon hanya memberikan punggungnya.

Meninggalkannya dalam jurang luka yang tak akan pernah sembuh sekalipun ia menangis darah sampai kering.

Taehyung akhirnya memilih menyerah. Menyerah akan nasib nya. Menyerah akan hidupnya.

Selama ini ia berjuang untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya tapi apa? Hanya luka dan luka yang selalu diberikan oleh sosok yang ia panggil ayah.

Sorot matanya tampak kosong. Bahkan ia tak bergeming ketika penjaga menyeret tubuhnya ke tempat eksekusi.

" Bunuh dia.."

" Penjahat seperti dia tak pantas untuk hidup."

" Mati saja kau penjahat."

Hinaan yang terlontar dari warga pun tak membuat Taehyung bergeming. Ia seolah tuli dengan penghinaan mereka.

Tahu apa mereka dengan hidupnya yang menyedihkan. Tahu apa mereka jika ia bahkan tak pernah mengecap kebahagiaan seperti yang mereka rasakan.

Suara teriakan warga langsung terhenti ketika Namjoon sang raja berdiri di balkon tempat eksekusi hari ini.

" Ada kata kata terakhir, pembunuh?" Pertanyaan Namjoon membuat Taehyung langsung mendongak menatap kosong ke arah ayahnya.

Pantas kah ia di panggil sebagai ayah?

" Kuharap kau mati bersama dengan hancurnya kerajaan ini." Lirihan Taehyung itu terdengar seperti sebuah kutukan bagi mereka yang menyaksikan.

Namjoon yang mendengarnya bertambah marah, " Penjaga penggal kepalanya sekarang!"

Begitu kepala Taehyung di tundukkan di atas papan Guillotine, mantan pangeran itu tak memberontak sama sekali.

Tepat ketika mata tajam pisau Guillotine hampir memotong lehernya, Taehyung bersumpah.

Sumpah yang akan membawa kehancuran untuk kerajaan Westerlund. Sumpah untuk membalaskan dendamnya.

Kepala Taehyung terpenggal. Menggelinding tak jauh dari jasadnya.

Sorakan bahagia rakyat Westerlund mengudara, memenuhi tempat eksekusi. Penjahat telah mereka musnahkan.

Senyum tak nampak sedikitpun dari paras rupawan raja Westerlund. Namun sorot matanya berkata lain.

Ia sangat puas karena sosok yang membunuh istrinya dan melukai permata kerajaan telah mati terpenggal.

Bahkan Namjoon memerintahkan ksatria nya untuk memajang kepala Taehyung di tengah alun alun kota.

Di pertontonkan sebagai contoh, siapa saja yang berani melukai permata kerajaan akan berakhir sama seperti Taehyung.
.
.
.
.
.
.
.

" Jika aku hidup lagi aku akan memusnahkan kalian semua bahkan jika harus berdiri dengan iblis."
.
.
.
.
.
.
.
.

Tes~
.
.
.
.
.
.

Bunyi gemerincing rantai  terdengar di sebuah ruangan yang nampak kosong dan gelap. Rantai itu mengikat seseorang yang memiliki sepasang sayap putih yang indah.

Kepalanya di hiasi surai hitam. Wajahnya sangatlah rupawan. Hidung mancung. Bibir tipis berwarna merah yang sangat menggoda.

Namun jika kalian melihat matanya kalian akan merasakan ketakutan. Matanya berwarna merah darah dengan pupil lurus di tengah nya.

Dialah sang Lucifer. The fallen Angel. Putra sang fajar yang terjatuh dari timur. Begitulah manusia menyebutnya.

Perlahan rantai itu mulai menghilang satu persatu. Setiap kali telinganya mendengar tetesan seperti air menetes itu, rantai rantai yang mengikat tubuhnya memudar lalu menghilang tak meninggalkan jejak.

Sudah lama ia di kurung di sana. Sembari menunggu sosok yang telah di takdirkannya untuk membebaskannya dari sana.

Ratu yang akan berdiri mendampinginya dalam memimpin di neraka.

" Aahh.. jadi ratuku sudah mulai terbangun ya..?"

Suaranya sangat merdu sekali, sampai bisa membuat siapapun terlena. Tapi senyuman mengerikan tampak terpoles di wajahnya.

" Tunggu aku sebentar lagi ratuku.. Aku akan segera membawamu kembali."

Dengan sekali hempasan sayapnya rantai terakhir yang membelenggunya hancur. Kepalanya bergerak pelan ke kanan dan ke kiri. Melemaskan otot lehernya.

Sepasang mata merah itu kemudian berubah jadi hitam legam. Sebelum seringaian kejam terukir tuk terakhir kalinya.

Lalu kabut memenuhi ruangan itu. Membuat sosok itu kemudian menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Menyisakan ruangan hampa nan kosong yang gelap. Sunyi. Hingga kau bisa mendengar deru napas mu menggema seolah memantul.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa untuk terbiasa meninggalkan jejak vote dan komen ya para pembaca ku tercintaaaa..

Karena vote dan komen kalian itu semangat ku buat terus berkarya..

Sampai jumpa lagi..

👋👋👋👋💜💜💜💜💜💜

The BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang