XII. Change

3.7K 418 43
                                    

.
.
.
.
.

Jeongguk

x

Taehyung

.
.
.
.
.....

Selamat Membaca

.....
.
.
.
.

Entah hanya perasaan Jimin saja atau memang belakangan ini Namjoon seperti mencuri pandang pada Taehyung setiap mereka melakukan tea time atau di sela waktu kebersamaan mereka.

Sial. Tidak bisa di biarkan. Dia tidak akan pernah membiarkan Taehyung merebut posisi yang sudah ia gapai dengan susah payah.

" Ayah apa ada yang mengganggu pikiran ayah? " Tanya Jimin lembut di tea time yang sekian kalinya.

" Tidak nak. Ayah hanya berpikir saja bagaimana caranya agar ayah bisa berbaikan dengan Taehyung."

Jimin mengepalkan tangannya. Ternyata apa yang ia pikirkan memang benar. Tidak bisa begini terus. Bisa bisa dirinya akan tersingkirkan dari sini.

" Wahh benarkah? Itu bagus ayah aku akan mendukungmu." Ujar Jimin ceria. Aura positif yang menguar dari diri Jimin membuat Namjoon optimis.

" Terima kasih Jimin. Kau memang kesayangan ayah. Ah tidak kesayangan Westerlund." Puji Namjoon.

" Ayah biasa aja ihh.." Namjoon tergelak kencang melihat Jimin yang menutup wajahnya malu.

Tawa Namjoon terhenti ketika melihat pelayan Taehyung yang berjalan ke arah istana tempat Taehyung tinggal.

" Lisa Halley, siapa yang mengikutimu? "

Lisa membungkuk hormat di ikuti seorang pria muda di belakangnya.

" Salam untuk matahari Westerlund. Saya ingin mengantarkan tamu pangeran Taehyung yang mulia." Jawab Lisa.

" Salam untuk matahari Westerlund. Saya Hoseok Hesperos menyampaikan salam untuk anda."

" Bukankah anda Duke Hesperos sekaligus tangan kanan pangeran Jeongguk? Ada gerangan apa kemari? "

Jimin yang mendengarnya langsung berbinar. Apakah dia membawa pesan dari Jeongguk untuknya.

" Benar. Dan saya kemari ingin menyampaikan hadiah dari pangeran Jeongguk untuk pangeran Taehyung yang mulia." Hoseok tersenyum formal.

Senyum Jimin runtuh seketika. Binar di matanya menghilang tergantikan iri dengki yang menusuk ke nadi terdalamnya.

Lisa yang memperhatikan sedari tadi tersenyum sinis dalam hati. Sungguh ia sangat muak dengan muka bertopeng Jimin.

" Saya permisi yang mulia." Namjoon mengangguk. Matanya tak pernah lepas dari punggung Hoseok.

Beralih menatap Jimin yang memandang sendu Hoseok. Ahh sepertinya putra kesayangannya itu tengah bersedih, dan ia tahu caranya agar putra kesayangannya itu bahagia.

The BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang