Awas typo
.
.
.
.
.Jeongguk
x
Taehyung
.
.
.
.
.....Selamat Membaca
.....
.
.
.
.Sudah 3 hari berturut turut perang itu belum kunjung reda. Kini daratan Westerlund tak lagi berbentuk. Istana indah Westerlund juga sudah hancur hanya tersisa reruntuhan bangunan saja.
Tidak peduli sebanyak apa yang gugur, pasukan iblis seakan tidak ada habisnya. Jujur para malaikat sedikit kelelahan menahan serbuan iblis kali ini.
Gabriel terengah engah menatap tajam Lucifer yang terbang di atasnya. Sayap putih itu membuat Gabriel mengerang jengkel.
Mengingatkannya pada masa lalu saat penciptaan sosok Lucifer. Dimana Tuhan menciptakan hanya satu malaikat dalam dengan segala keindahan melebihi apapun di alam semesta.
Penduduk langit berdoa dalam penciptaannya, sungai di surga mengalir lembut dengan aroma harum semerbak. Denting lonceng terdengar merdu.
Tapi semuanya berubah ketika hati Lucifer ternoda dosa. Kesombongan. Lucifer terlalu bangga dengan dirinya yang sempurna hingga menginginkan tahta Tuhan.
Tringgg
" Oww tidak ada waktu untuk mengenang masa lalu saudaraku. Tidak ada gunanya mengingatnya."
" Memang tidak ada Lucifer, tapi sangat di sayangkan kau berakhir seperti ini."
Wushh
Duarrr
Peperangan semakin mengganas. Semakin panas. Bahkan Belphegor dan Beelzebub dengan semangat bersenang senang. Setelah ribuan tahun menunggu dan menunggu. Kini mereka tidak perlu sungkan lagi.
" Ohoo aku tidak menyangka kau bisa segesit itu Bel. Kau kan malas sekali."
" Persetan. Lagi pula aku sudah lama tidak bergerak. Tentu saja aku akan bersenang senang setelah sekian lama."
Wushhh
Belphegor dan Beelzebub menghindar dari serangan anak panah yang di luncurkan. Lalu menghabisi malaikat itu dengan sekali serangan.
" Haa jangan membuatku tertawa. Pangeran pemalas seperti mu bisa bersenang senang juga? Waahhh apakah dunia akan kiamat?" Ledek Beelzebub terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
FantasyTaehyung Edelhard de Westerlund. Seorang pangeran yang terabaikan. Ayahnya membencinya karena menganggap ia telah membunuh sang istri di hari kelahirannya . Takdir seolah mempermainkan hidupnya ketika sang ayah mengangkat seorang anak yang katanya p...