XXII. Bersujud.

3.5K 341 14
                                    

Awas typo

.
.
.
.
.

Jeongguk

x

Taehyung

.
.
.
.
.....

Selamat Membaca

.....
.
.
.
.


Namjoon tak sanggup lagi berbicara. Lidahnya kelu. Dadanya sesak menahan kesakitan yang tidak bisa ia jelaskan.

Melihat anaknya membunuh Lisa tanpa memberikan maaf sedikitpun. Lalu bagaimana dengan dirinya yang terlalu amat banyak memberikan luka pada hati Taehyung?

Jadi inikah arti dari mimpi itu? Mimpi dimana Taehyung terjatuh. Sejatuh jatuhnya dalam jurang kegelapan.

Seokjin dengan baik hati memberikan peringatan untuknya. Peringatan akan kematian putranya ditangannya sendiri di kehidupan pertamanya.

Ahhh benar kenapa ia baru sadar sekarang kalau dulu dia pernah memohon ampun pada Tuhan. Memohon dengan tangisan darah agar ia dapat memutar waktu kembali ke masa lalu agar bisa memperbaiki keadaan.

Agar ia bisa merengkuh tubuh rapuh putranya yang selalu ia abaikan dalam diam dan nyata.

" Ayah tidak bisakah kau memohon pada Taehyung agar aku bisa bebas?" Pinta Jimin dengan tangisan hebat. Wajahnya sudah tidak karuan. Ketakutan terus menderanya. Seiring dengan telinga yang mendengar jeritan di luar sana. Lalu senyap dalam keheningan mencekam.

Sekali lagi, Namjoon mengabaikan Jimin. Ahh benar, kenapa lagi lagi dirinya harus terjebak dalam raut polos Jimin.

Kenapa ia harus mengalami kejadian sama, terperangkap dalam tutur kata manis Jimin sehingga melupakan tujuannya sendiri.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Meminta maaf pada Taehyung.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Hiks.. apa yang sudah ku lakukan? " Tanya Namjoon pada dirinya. Menatap tangannya yang tak henti bergetar. Ketakutan melanda hatinya. Kesakitan menerjang dengan hebatnya, ketika dengan matanya sendiri melihat kepala Taehyung terpisah dari tubuhnya.

" Seokjin.. aku gagal sayang. Aku gagal menepati janjiku padamu. Aku gagal sayang hiks.... Aku gagal hhhh.... Aku tidak bisa melindungi putraku sendiri hiks... Aku membunuh putraku sendiri.. hehe aku telah membunuhnya hiks..aku membunuhnya..hahahaha..."

Tawa berderai seiring dengan lelehan bening di pipinya mengalir deras. Tawa kesakitan Namjoon menggema dalam kamarnya.

Penyesalan menyeruak dalam darah menusuk tulang menebas nadi. Jantungnya berdetak tak karuan. Pikirannya kalut. Hatinya hampa.

Buah hatinya bersama dengan Seokjin kini sudah tidak ada lagi. Berlian yang di tinggalkan Seokjin untuknya lenyap di tangannya.

The BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang