Celestial Realm, beribu tahun yang lalu.
Hari ini entah mengapa terasa sangat melelahkan bagiku. Seharian ini aku ditugaskan untuk menjalani tugas-tugas yang cukup berat, seperti contohnya mendata buku-buku kehidupan para manusia, memetik berbagai macam bunga, menebar keberkatan yang diberikan oleb Tuhan untuk para manusia, dan tugas-tugas yang lain.
"Gue gak abis pikir sama Michael, dari sekian banyak malaikat disini kenapa harus gue yang ditunjuk buat ngerjain tugas-tugas berat gini?" celetukku. Asmodeus menoleh ke arahku dan menghela nafasnya, "Ya gak ada cara lain, mau gak mau lo harus tetep kerjain tugasnya. Kecuali lo mau dengerin Lucifer ngamuk-ngamuk dan Michael yang ngehukum lo".
Play : Taylor Swift - Enchanted.
Perkataan Asmodeus benar. Sudah menjadi tugasku sebagai malaikat untuk patuh dan tak membangkang terhadap tugas yang diberikan Tuhan dan Michael. "Bener... Gue ini malaikat. Kalo gue sampe ngelanggar kode etik, bisa-bisa gue ditendang dari Celestial Realm..." batinku. Tak terasa, kini keranjang ku sudah dipenuhi oleh berbagai macam bunga yang telah ku petik. Aku pun segera mengantarkan ini kepada Leviathan lalu bergegas pergi menuju ke perpustakaan untuk membantu Lilith, Beelzebub, dan Belphegor.
Setibanya di perpustakaan, aku sama sekali tak melihat ketiga Adikku. Aku berteriak, "Lilith! Beel? Belphie! Lo pada dimana?". Nihil, tak ada satupun yang menjawab panggilan ku. Aku pun terbang dan mengecek satu persatu ruangan yang berada di perpustakaan ini.
Lavenders blue, dilly, dilly
Lavender's green
When I am king, dilly, dilly
You shall be queen
Who told you so, dilly, dilly
Who told you so?
'Twas mine own heart, dilly, dilly
That told me so
Merdu sekali nyanyiannya... Siapakah malaikat yang tengah menyanyikan lagu ini? Tanpa sadar, suara merdu itu mampu menghipnotis ku dan mencari-cari siapakah malaikat yang menyanyikannya. Hingga pada akhirnya, aku tiba di ruangan kehidupan manusia. Terlihat seorang malaikat wanita yang tengah bernyanyi seraya menyusun buku-buku baru itu pada raknya. Aku terdiam memperhatikannya dari belakang, nampaknya ia terlihat sangat fokus hingga gadis itu tak sadar bahwa seseorang tengah memperhatikannya.
Krak!
Aku membelalak kedua mataku ketika melihatnya kehilangan keseimbangannya dan terjatuh dari tangga yang ia naiki. Dengan cepat, aku terbang ke arahnya dan menangkap tubuh mungilnya. Ia memejamkan matanya, tubuhnya kini bahkan terasa dingin karena ia ketakutan. Dengan nafas yang terengah-engah, aku pun menggendongnya dengan erat.
"Lo gapapa? Ada yang luka atau sakit?" tanyaku khawatir. Perlahan, ia membuka kedua matanya dan terkejut karena melihatku. Aku pun segera turun dan membiarkannya duduk di sofa. Ia memijat dahinya dan mengatur nafasnya yang berantakan. "Enggak, aku gapapa. Cuman masih agak kaget aja tadi, tapi gapapa. Terima kasih, Mammon." Mendengar jawabannya, aku mengernyitkan dahi ku kebingungan.
Aku bertanya, "Lo tau darimana nama gue? Gue bahkan belom kenalin diri gue ke lo dan bahkan gue gak tau lo siapa". Ia terkekeh dan menjawab, "Haha maaf-maaf, sepertinya aku terlalu lancang. Perkenalkan, nama ku Isabella Marie Annora. Aku sahabatnya Lilith dan si kembar, karena mereka aku tau kamu siapa".
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Hourglass ¦¦ Mammon [Obey Me!]
Hayran KurguMammon tak pernah menyangka bahwa program pertukaran pelajar tahun ini akan membawa kembali kenangan masa lalunya. Perlahan-lahan, petunjuk dari masa lalu gadis itu mulai terkuak. ─────────────────────────────── [FIN] ㅡMammon × OC/You. ㅡBahasa Semi...