Happy Reading!
"Jangan terlalu buru-buru Arkan."
Seorang wanita datang dari arah pintu dan berjalan dengan gaya anggunnya, kemudian duduk di kursi yang telah di sediakan oleh Arkan tepat di hadapan Nadya.
Nadya spontan membebelakkan matanya, tidak bukan dia, ini bukan dia apakah matanya sedang rabun, apa minus?
Di hadapannya adalah Alya! Nadya belum bisa mempercayai penglihatannya.
"Hai Nadya." Sapa Alya dengan senyum manisnya.
Kerongkongan Nadya tercekat, ya di hadapannya adalah Alya. "K-kak Alya?"
Alya tersenyum kemudian menyentuh luka Nadya yang sudah banyak darahnya yang mengucur di sana.
"Akhh!" Ringis Nadya ketika luka pipinya di sentuh, sungguh ini sangat sakit.
"Ya, aku Alya." Ujar Alya lalu kembali duduk seperti semula.
Arkan pun menatap kedua mata Alya lalu berucap. "Kapan kita akan memulainya Alya? Bahkan aku sudah tidak sabar membunuh gadis pembangkang ini!" Arkan pun menoleh ke Nadya menatap kedua mata Nadya dengan tajam.
Tebakan Nadya benar! Bahwa Arkan berkerja sama dengan Alya untuk menyakiti dirinya.
Nadya takut berada di sini, bahwa sekarang Nadya sedang di kelilingi oleh 2 orang jahat dan mematikan, sungguh Nadya tidak percaya jika Alya bisa melakukan penculikan seperti ini, bahkan di dalam hutan sekalipun.
"Kak Alya, aku ingin bebas tolong bantu aku untuk keluar dari sini..." Pinta Nadya begitu lirih, dan berharap Alya bisa menolongnya.
Bukankah dia perempuan?
"Maaf Nadya...waktumu terlambat untuk keluar dari sini, bahkan aku yakin jika kamu tidak bisa lagi bertemu dengan orangtuamu dan pacarmu itu." Kemudian Alya mengintruksikan pada Arkan untuk menggoreskan pipi kirinya yang masih terlihat mulus di mata Alya.
"Tolong bantu aku..."
Lalu dengan senyum miringnya yang tercetak di bibir Arkan, Arkan pun mengangkat pisau itu dan melihat berisi setetes darah di pisau itu, Alya mengangguk menyetujuinya bahwa dirinya harus melakukan itu.
Pisau itu pun mendarat tepat di pipi Nadya, goresan yang di berikan Arkan adalah goresan karena Nadya telah berani melawan dirinya.
"Akhhhhh!!" Teriak Nadya penuh kesakitan, bahkan air matanya tidak bisa di tahan lagi dan jatuh tanpa minta di suruh olehnya.
"Itu belum cukup Nadya, itu barulah pembukaan untukmu!" Protes Alya penuh keemosian, yang akan di luapkan sekarang.
"Alya...tolong hentikan permainan ini, aku ingin keluar dari tempat ini, aku berjanji aku tidak akan memberitahu siapapun hal ini." Isak Nadya dengan air mata yang terus menetes ke pipinya dan membuat lukanya menjadi perih.
Wajah Alya seketika berubah menjadi perihatin. "Kasihan sekali dirimu Nadya, tapi aku tidak akan melepaskanmu begitu saja, karena aku ingin bermain-main denganmu sedikit."
"Aku mohon padamu..."
Alya berdecak malas, lalu beranjak dari duduknya kemudian mengambil pisau kecil itu dari tangan Arkan.
Kali ini Alya yang akan melakukannya.
"Oh, aku tidak sabar untuk mencincang daging mu itu jalang." Lalu Alya mendaratkan pisau itu ke setiap inci wajahnya.
"Aku tidak sabar ingin melihat wajahmu hancur Nadya, sehingga wajahmu itu tidak berbentuk dan Nicholas segera meninggalkanmu." Kata Alya masih memainkan pisau itu di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Litte Nadya (End)
Teen FictionRia menyatukan kedua tangan Nicholas dan Nadya, Ria menatap mereka dengan sangat dalam dan mempererat tangan mereka. "Ria pengen kalian berdua menikah..." Kata Ria tersenyum. Lalu Ria berhamburan memeluk kedua orang yang Ria sayangi tetapi Ria sela...