Happy Reading!
"HENTIKAN SIALAN." Teriak Nicholas menggema ke seluruh pabrik itu, dan diikuti oleh Rafael di belakang.
Kegiatan Arkan dan Alya terhenti kala mereka berdua spontan terkejut saat mendapati Nicholas dan Rafael, Arkan hanya memasang wajah biasa saja atas kedatangan Nicholas, sedangkan tubuh Alya tiba-tiba kaku dan panas dingin di tempat. Sial rencana malam ini tak akan berhasil.
"Hai Nicholas, apa kabar?" Sapa Arkan tersenyum seolah tidak terjadi sesuatu.
Nicholas mengepal tangan kuat dan rahangnya mengeras saat melihat kedua orang yang Nicholas sayangi harus menerima ini semua, dan orang yang di depannya ini malah tersenyum manis.
"Lepaskan mereka berdua, sebelum gue yang bunuh lo di tempat!" Geram Nicholas menarik kerah baju Arkan kasar dan penuh rasa benci yang mendalam.
"Oh tenang bro." Ucap Arkan santai.
Di saat seperti ini Rafael pun memutuskan untuk menghampiri Nadya yang masih tertidur pulas, sedangkan Ria bibirnya di bekap pakai kain dan tangannya sudah mengeluarkan darah segar hingga menetes ke celananya, Ria menangis.
"Kalau lo ngelapasin tali mereka berdua, lo yang gue tembak Rafael, jadi jangan macam-macam!" Kata Alya geram dan menodongkan pistol itu tepat di jantung Rafael.
Rafael terkekeh sinis. "Gue enggak takut di tembak Alya, lo bahkan berani nembak gue di depan cowok yang lo suka, apa lo enggak malu?" Lalu Rafael menoleh ke Nicholas sekilas.
Alya masih menodongkan itu pistol dengan keringat dingin, Alya menoleh ke arah Nicholas laki-laki yang begitu Alya cintai, hingga sampai-sampai Alya harus melakukan rencana ini.
Lamat-lamat Nadya membuka kedua matanya, kepalanya pusing dan hingga kedua matanya terbuka dengan sempurna, Nadya kaget dan terkejut bahwa di tempat ini ada Nicholas, Rafael dan Ria.
Nadya pun menoleh ke samping dan melihat Ria yang juga tengah diikat sama sepertinya, namun kali ini tangan Ria mengeluarkan darah yang cukup banyak.
"Riaaa...." Batin Nadya.
"Aku cinta sama kamu Nicholas, tapi kenapa kamu malah menyukai Nadya?!" Tanya Alya penuh emosi saat menunjuk telunjuknya ke arah Nadya.
Nicholas yang mendengar pengakuan cinta dari Alya tersenyum getir. "Apa lo bilang? Lo cinta sama gue? Kalau lo memang cinta sama gue ngapain lo ngerencanain ini semua, bahkan lo dengan berani menculik kedua orang yang gue sayang!"
"Aku terpaksa melakukan ini semua Nicholas, ini demi kamu!"
"Stop Alya, lo enggak pernah cinta sama gue dan hentikan semua permainan ini."
"Aku tidak mau sebelum kamu menikah denganku hari ini juga!" Kata Alya dengan emosi dan egois yang menyelimuti dalam dirinya.
Nadya, Rafael dan Ria yang berada di sana membelalakkan matanya lebar, tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Alya.
"Nikah lo bilang?"
"Ya, kamu harus menikah denganku, dan tinggalkan pacarmu itu!" Marah Alya menunjuk wajah Nadya muak.
"Jangan lancang Alya!"
Alya jalan ke arah Nadya lalu menodongkan pistol itu tepat di kepalanya. "Jika kamu tetap tidak menikah denganku, aku akan pastikan pacar kamu meninggal hari ini juga."
Nicholas diam saat melihat Nadya sudah menitihkan air matanya, Nicholas bisa lihat bahwa sekarang Nadya hanya pasrah dan menerima apa yang akan terjadi.
Rafael pun berhasil melepaskan ikatan Ria, Ria langsung mendekati Alya untuk memohon padanya, tapi sebelum itu terjadi...Arkan terlebih dahulu menembak Ria tepat di bagian perutnya, Ria pun terjatuh lemah ke tanah dan darahnya pun keluar dengan banyak di perutnya hingga membasahi baju yang di kenakannya.
"RIAA!" Teriak Nicholas dan Rafael berbarengan dengan suara lantang.
Sedangkan Nadya yang melihat itu menangis sejadi-jadinya yang masih diikat, dan hanya bisa berteriak dalam hati.
Nicholas dan Rafael pun segera bersimpuh tepat di hadapan Ria yang sudah terkapar lemah, dan sirine polisi pun terdengar di telinga mereka semua bahwa polisi akan datang. Saat Alya dan Arkan akan kabur, Rafael dengan cepat memberikan bogeman mentah tepat di wajah Arkan.
"Bangsat lo, lo memang enggak punya hati, lo sudah bunuh orang yang enggak pernah punya salah sama lo!" Bentak Rafael masih memberikan tonjokan ke wajah bajingan ini dan ke tubuhnya hingga tersungkur ke tanah.
Bugh!
Bugh!
"Anjing lo!"
"Bangsat!"
Polisi datang kemudian melerai Rafael yang masih memukuli Arkan yang sudah babak belur di buatnya, polisi pun membantu Arkan bangun dan memakaikan borgol pada kedua tangannya.
Satu polisi lagi langsung berlari ke arah Alya yang sudah tidak bisa berbuat apapun, dan ingin lari tapi tak bisa karena dengan cepat polisi mendekati Alya lalu memborgol kedua tangan Alya.
"INGAT, AKU AKAN KEMBALI MENGHANCURKAN KAMU NADYA!" Teriak Alya.
Setelah Alya dan Arkan sudah di tangani oleh polisi, Rafael pun melepaskan ikatan pada Nadya lalu Nadya pun lari bersimpuh di hadapan Ria yang tengah lemah dan tersenyum tipis.
"Kak Nicho....kakak jangan nangis ya, Ria baik-baik saja..." Lirih Ria menatap wajah Nicholas yang sudah mengeluarkan air mata.
"Ria...bertahanlah sebentar, ambulan akan datang sebentar lagi..." Isak Nadya memegang wajah dingin Ria.
Ria mengangguk, lalu Ria menyatukan kedua tangan Nicholas dan Nadya, Ria menatap mereka dengan sangat dalam dan mempererat tangan mereka.
"Ria pengen kalian berdua menikah..." Kata Ria tersenyum.
Nadya dan Nicholas yang mendengar itu dengan senang hati menerimanya mereka berdua mengangguk cepat.
"Tapi Ria harus kuat ya..." Kata Nadya sambil merapihkan rambutnya.
"Kak Nicho dimana Rafael...Ria ingin bicara dengannya..."
Rafael datang lalu menatap wajah terluka Ria, baru kali ini Rafael melihat wajah polos itu penuh dengan luka dan sakit.
"Kak Rafa...aku ingin mengatakan sesuatu penting padamu..."
"Katakanlah..." Senyum Rafael berusaha menutupi kegugupannya.
"Aku suka sama kak Rafa..."
Rafael tersenyum tipis saat dia mendengar pengungkapan Ria. "Gue juga suka sama lo, bahkan saat pertama kali gue ketemu."
"Ria senang, ternyata kak Rafa juga suka sama Ria..."
Rafael mengecup kening gadisnya penuh rasa kasih sayang. "Kalau Ria suka sama kak Rafa, lo harus kuat."
Ria hanya bisa tersenyum. "Maaf, mungkin aku tidak bisa bertahan hidup lagi, waktu ku sudah habis..."
"Tidak Ria, jangan katakan itu, kamu harus kuat ya? Aku tidak ingin dengar apapun."
Ria masih tersenyum dan menatap ketiga orang yang Ria sayangi. "Maaf..." Ria pun menutup kedua matanya.
Nicholas, Rafael dan Nadya seketika diam di tempat tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Selamat tinggal Ria.
TAMAT
Vote and Comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Litte Nadya (End)
Teen FictionRia menyatukan kedua tangan Nicholas dan Nadya, Ria menatap mereka dengan sangat dalam dan mempererat tangan mereka. "Ria pengen kalian berdua menikah..." Kata Ria tersenyum. Lalu Ria berhamburan memeluk kedua orang yang Ria sayangi tetapi Ria sela...