Happy Reading!
"Arkan??"
"Kenapa kamu seperti orang takut setiap melihatku?"
"Nak...ajak teman kamu masuk, tidak enak jika kamu membiarkannya di luar." Teriak Diandra yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Cepat masuk!"
Arkan diam. "Apa begitu caramu menyuruh tamu masuk?" Tanya Arkan.
Nadya muak, sial kenapa dia harus datang kerumahnya, apakah ada sesuatu yang penting yang harus di bicarakan?
"Jika kamu tidak ingin masuk, yasudah lebih baik kamu pergi dari rumahku, karena aku memang tidak mengundangmu kerumahku!"
"Aku tidak akan pergi dari rumahmu sebelum kamu menyuruhku masuk dengan lembut." Ucap Arkan melipat tangannya santai.
Ini gila, sungguh gila!
Dengan tersenyum paksa Sandrinna berkata. "Silahkan masuk Arkan."
Kemudian senyumnya pun merekah. "Nah begitu dong." Ucap Arkan lalu masuk.
Sabar Nadya, sabar ini ujian.
"Hai tante." Sapa Arkan ramah.
"Hai, silahkan duduk." Kata Diandra tersenyum tipis.
"Nama kamu siapa nak?" Tanya Diandra.
"Nama saya Arkan tante."
"Nadya kamu temani temanmu, ibu akan membuat kalian berdua minum." Katanya lalu pergi ke dapur.
Dengan malas Nadya pun duduk di hadapannya. "Sebenarnya ada apa kamu kesini? Apa ada hal yang penting ingin dibicarakan?"
"Aku kesini mau berteman denganmu, dan tolong jangan usir aku, aku hanya ingin berteman denganmu saja." Arkan berkata dengan lembut.
Berteman?? Tidak akan.
"Aku tidak akan berteman.denganmu." Ucap Sandrinna penuh penekanan di akhir kalimat.
"Oh Nadya, jangan katakan itu aku berteman denganmu karena aku berniat baik bukan buruk." Arkan berucap seraya memberi gelang hitam itu.
"Kamu harus pakai gelang ini."
Dengan geram Nadya melempar gelang itu ke lantai. "Sudah berapa kali ku katakan? Aku tidak suka memakai gelang." Ketus Nadya menatap bola mata Arkan tajam.
Akran beranjak dari duduknya dan mengambil gelang itu di lantai. "Nadya, pakailah gelang ini, akan ku pastikan gelang ini akan cocok di tangan indahmu." Kata Arkan seraya memegang tangan Nadya.
"Ar-kan-
"Jangan membantahku!" Tegas Arkan dengan pelan-pelan memasangkan gelang itu di tangan kiri Nadya.
Baru saja Nadya ingin mengeluarkan suaranya, Diandra telah datang membawa nampan dan berisi 2 gelas minuman dingin. "Ini ya, silahkan di minum, Nadya ibu pergi dulu, ibu mau membeli beberapa sayur di supermarket."
Ini akan menjadi petaka besar jika Nadya berduaan dengan Arkan!
"Bu, biarkan Nadya saja yang membelinya lagipula di luar lagi panas." Beritahu Nadya, agar Diandra tidak pergi.
Diandra menggeleng. "Tidak, kamu temani temanmu, biar ibu saja yang beli."
Diandra pergi, dengan kesal Nadya menghentakkan kakinya kasar. "Kamu lebih baik pulang, tidak ada yang menginginkan dirimu disini!" Tukas Nadya lalu masuk ke kamarnya, dan membanting pintunya kasar.
Sampai kapan ini selesai? Nadya muak melihat wajahnya!
"Nadya, ini baru permulaan sayang, lihatlah rencanaku selanjutnya." Batin Arkan terukir senyum licik di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Litte Nadya (End)
Roman pour AdolescentsRia menyatukan kedua tangan Nicholas dan Nadya, Ria menatap mereka dengan sangat dalam dan mempererat tangan mereka. "Ria pengen kalian berdua menikah..." Kata Ria tersenyum. Lalu Ria berhamburan memeluk kedua orang yang Ria sayangi tetapi Ria sela...