ASMARALASKA 00.00

2.1K 355 468
                                    

•Jangan lupa follow akun. Tinggal tap-tap Nanaarayaaa•






•selamat membaca Cerita ASMARALASKA.

Ara perlahan mendorong pintu di hadapannya, dan ia melihat seorang wanita sedang melihat ke arah luar jendela rumah sakit. Seketika senyumnya merekah dan kakinya melangkah untuk lebih dekat ke sana.

"Uma udah baikan?"Wanita itu mengangguk dan tersenyum manis pada gadis di hadapannya."Udah sayang," ucapnya dengan lemah.

Ara menaikkan tangannya ke arah dahi wanita itu dan mengecek langsung dengan tangannya sendiri. "Oh iya, panasnya udah turun hihi," Ara terkekeh sekaligus lega.

"Uma tau gak, aku kaget pas liat Uma ga sadarkan diri di ruang tamu kemarin." Ara menjelaskan sambil tangannya mengupas buah yang dia bawa sedari tadi.

Wanita itu diam memperhatikan gadis yang sibuk menceritakan dengan sungguh-sungguh,"Oh ya?" Tanyanya memastikan.

Ara mengangguk. "Iya, aku takut. Pikiran aku aneh-aneh semalam. Untung aja ga kenapa-kenapa." Ara berpikir sejenak,"Sebenarnya Uma sakit apa sih, Kok Ara perhatikan belakangan ini sering pingsan. Uma punya penyakit serius ya? Atau Uma sengaja sembunyikan dari Ara?" Ara bertanya sambil menyipitkan matanya membuat wanita itu terkekeh.

"Enggak Ara. Uma ga kenapa-kenapa. Cuma kecapekan aja,"

Nadira, lebih tepatnya wanita yang berumur sekitar 40'an itu Nadira arsila.

Ara sangat menyayangi Nadira, walaupun sepenuhnya ga ada sama sekali hubungan darah.

Awalnya, ia memanggil Nadira dengan sebutan Tante, namun entah kenapa, wanita itu memintanya untuk ia memanggil dengan sebutan Uma atau bunda. Artinya sama aja dengan ibu.

Tapi, satu bulan yang lalu ibu kandung dari gadis ini meninggal dunia.

Ara mengangguk, kemudian tangannya mengarahkan suapan buah ke mulut wanita yang disayanginya itu."Manis banget," ucap Nadira ketika Ara menyuapinya dengan anggur,"Kamu harus coba," Nadira mengambil potongan buah lalu menyuapi Ara juga.

"Nah iya, Uma bener. Manis banget kayak Uma." Ara memperlihatkan deretan giginya.

Nadira gemas sendiri melihat Ara, gadis ini selalu membuatnya senang. "Huss,... Uma udah tua. Umur Uma udah 42, yang ada udah mulai keriput."

Nadira memperhatikan Ara yang antusias mendengarkan kan,"Nah, kalo kamu. Cantik, manis, imut, walaupun kamu pendek tapi Uma yakin cowok-cowok pasti gemes banget sama kamu." Nadira menyipit kan matanya membuat Ara bingung,"Pasti kamu jadi incaran di sekolah kan?"

Sontak, Ara tertawa. Nadira selalu berhasil membuatnya bahagia.

"Apaansi, Ara jadi malu nih," Ara tersipu mambuat Nadira ikut terkekeh.

Nadira sangat tau jika Ara ini mudah bullshing.

Bisa ia lihat, pipi gadis ini sudah memerah."Oh iya Ra, Uma udah boleh pulang loh hari ini. Kamu bantu Uma kemasin barang-barang ya, soalnya-,"

Ara langsung berdiri,"Iya Uma sayang, Ara bisa kok." Ara mulai mengemas semua barang-barang Nadira, gadis itu sangat telaten membuat wanita tua itu tersenyum
hangat.

Namun, pergerakan Ara terhenti kala suara pintu terbuka. Disana seorang laki-laki tengah menatapnya tersenyum tipis.

Dan sedikit berantakan.

Laki-laki itu melangkah mendekat,"Bunda....."lirihnya sambil memeluk Nadira, ibunda tercintanya.

Laki-laki itu memang pergi olimpiade saat Nadira sakit.

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang