ASMARALASKA 05.30

521 86 330
                                    

•hai semuanya, masih setia sama dong baca cerita ini.

•kalian setuju ga, kalo part selanjutnya aku update double? Jika iya, spam next disini aja ya.

•Cerita ini udah mulai masuk konflik yang rumit. Jadi, kamu datang kesini lalu baca dan rasakan sakitnya.






•selamat membaca ASMARALASKA.




Hari Senin adalah hari terkutuk untuk semua siswa diseluruh penjuru dunia. Tidak hanya itu, seluruh pekerja juga merasa jika hari Senin adalah hari paling membosankan di dunia.

Hari Minggu kemarin, ia menghabiskan waktu bermalas-malasan dirumah. Setelah Perdebatannya dengan Alex dan Tara dimeja makan, keduanya pergi entah kemana dan baru pulang jam 11 malam.

Entah kemana keduanya pergi, Ara tidak peduli.

Bicara soal hari Senin lagi, Ara sangat malas untuk hari ini, Tapi gadis itu sudah tiba disekolah dengan cepat. Jujur, ia sangat malas di rumah semenjak Tara disana.

Dan Arka, sepupunya. Laki-laki itu memilih tinggal di apartemen sendiri.

Ara menghela nafasnya pelan, ia menatap keseliling. Masih terhitung satu dua murid yang ada.

"Gara-gara Tara gue harus cepet-cepet kesini." Batin Ara kesal. "Gue kutuk lo Tara. Mamaku tersayang!!" Makinya.

Kakinya terus melangkah menuju kelas, sesampainya disana ia memilih membuang tasnya sembarangan dan menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Ia memilih tidur, lama kelamaan nafasnya teratur.

"Bangun lo!"

"Budek banget sih ini cewek!"

"Ini sekolah, bukan rumah!"

Sayup-sayup Ara mendengar seseorang, ia kemudian mengangkat kepalanya. Matanya melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 07.02. artinya ia tertidur setengah jam.

"Bangun juga lo!" Ucap seseorang membuat Ara memusatkan matanya pada gadis yang tidak asing di matanya.

Ara mengerutkan keningnya heran."Lo ada masalah apa sama gue?" Tanya Ara santai, "Mau gue tidur juga bukan urusan lo kan?" Tanya Ara lagi memastikan jika itu bukan urusan gadis didepannya saat ini.

Gadis itu terkekeh,"Urusan gue." ucapnya membuat Ara menaikkan alisnya. "Lo hidup aja, urusan gue Naraya putri Alexander!"

Ara menyipitkan matanya membaca nametag gadis itu. "Te-ya Ge-ral-di-ne!" ucapnya Ara mengeja namanya. "Bukannya lo anggota PMR yang-,"

"Iya itu memang gue, kenapa?"

Ara mengangguk, "Ya gapapa, mau bilang makasih aja." Ucap Ara tulus.

"Jauhin Alaska!"

What

Apakah Ara tidak salah dengar? Teya menyuruh untuk menjauhi Alaska.

"Iya, lo ga salah dengar!" Tambah Teya memecahkan pemikiran Ara. "Gue mau lo jauhin Alaska."

Ara tidak ingin menanggapi Teya, ia justru tertawa renyah. Ekor matanya melirik Alaska yang melangkahkan kakinya kedalam kelas.

"ALASKA!!" Teriak Ara,

Alaska mengerutkan keningnya."Lo udah makan ga?" Tanya Ara ketika Alaska sudah sampai di hadapannya, laki-laki itu bahkan tidak melirik Teya yang berdiri di sampingnya.

Aku ulangi sekali lagi, Alaska tidak melirik Teya.

"Gue udah bawain bekal," ucap Ara."Sesuai yang lo minta beberapa hari yang lalu." Alaska tersenyum manis, sangat manis sekali di penglihatan Teya.

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang