•Apa kabar? Maaf lama update ya hihi. Target komen makanya lama up:')
•Semoga kalian masih stay ya di lapak ini dan masih nungguin cerita ini update hihi.
•jangan lupa follow akun aku Nanaarayaa
dan juga Ig aku @Nana_estra.•Say something to me, Boleh?
•
•
•
•
•Selamat membaca ASMARALASKA.Semua orang sibuk kesana kemari mempersiapkan acara, dari ruang tamu yang sibuk di dekor dan banyak lagi.
Ara duduk terdiam di balkon sambil merilik orang yang berlalu lalang sambil menyesap teh hangat.
Hari di ganti dengan minggu, lalu di ganti dengan bulan. Semua upayanya untuk menggagalkan acara pernikahan Papanya dengan Tara gagal.
Semuanya berlalu begitu saja, tanpa ada persetujuan darinya pernikahan tetap berjalan.
"Pa, aku ga siap---," Gumam Ara lesu.
Lagi-lagi ia harus menghembuskan nafasnya, suara pintu di ketuk membuatnya menoleh.
"Non, udah saatnya ganti baju." Ujar bi Aliyah sambil membawa sebuah gaun warna putih di tangannya.
Ara melirik sebentar,"Tamu undangan udah mulai berdatangan," sambungnya."Non Ara harus segera mungkin ganti baju."
Ara berdiri dan menatap sendu ke arah Bi Aliyah."Aku ga siap bi,"
"Bibi tau, tapi kan ga semua Mama sambung itu jahat non, kita gatau kan kedepannya kayak gimana?"
"Tapi firasat aku mengatakan jika ini awal dari sesuatu yang buruk Bi," ucap Ara khawatir,"Aku ga punya cara lagi buat gagalin ini semua."
Bi Aliyah menghembuskan nafasnya pelan."Bismillah aja ya non, semoga ga terjadi apa-apa," terang Bi Aliyah."Yaudah ganti ya non bajunya, kasihan para tamu nungguin non nantinya,"
Ara menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk.
Di sisi lain, Alaska sibuk memilih baju yang pantas untuk dia pakai.
Ia bingung harus memakai baju yang mana.
"Loh kakak!" Seru Nadira masuk ke dalam kamar."Ini udah mau siang, dan kakak belum siap-siap" ujar Nadira melongo.
"Dan--"
"Bunda diem dulu deh, kakak bingung mau pake yang mana." Ujar Alaska sewot.
"Bantuin kakak--"
Nadira menatap heran anak satu-satunya, kamar sudah dalam bentuk seperti kapal pecah.
Nadira meneliti seisi kamar, dan menghembuskan nafasnya pelan.
Kaos kaki yang sudah di atas meja, ikat pinggang di lantai, kolor di atas kasur, sepatu di atas kasur, dasi di gantungan tas.
"Bunda," panggil Alaska pelan,"kakak harus pake yang mana?"
Nadira meneliti penampilan anaknya,"Bukannya ini udah rapi?" Tanya Nadira memastikan.
Pasalnya anaknya sudah memaki jas sama celana warna putih.
"Tapi Bunda--"
"Udah, ini aja." Final Nadira.
Alaska menghembuskan nafasnya pelan dan tersenyum hangat.
"Sampaikan ucapan selamat Bunda buat mereka ya kak, bilang Bunda engga bisa datang sama Papa kamu," terang Nadira."Bunda sama Papa kamu ada urusan bisnis di luar kota dan engga bisa di batalin,"sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALASKA
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA, ADA CHAPTER YANG DI PRIVATE. "Senyum dong, dikit aja." Alaska memaksa Ara tersenyum. ""Losetreak di Ml memang membuat stress, tapi kita tidak pernah membencinya" . . . "Menjadi cantik itu adalah sebuah berkah. Orang-orang...