ASMARALASKA 11.00

238 44 4
                                    

"jangan lupa bayar hutang. Inget!? Gue miskin!"

Ara mengangguk lesu setelah turun dari motor besar Cristian."Nanti gue ganti kok, maaf sudah ngerepotin." Pungkas Ara membuat hati Cristian sedikit kasihan.

Cristian sebenarnya bukan tipikal laki-laki yang miskin, dalam hal artian miskin keadaan. Tapi, Cristian tidak ingin menghambur-hamburkan uang.

Cristian adalah anak tunggal, bokapnya pengusahaan batubara. Jadi, ia akan jadi penerus disana nantinya.

"Ga ingin mampir dulu?" Tawar Ara untuk menyuruh laki-laki itu masuk. Cristian menggeleng, ia masih ada urusan."lain kali aja, gue masih ada urusan."

"Urusan apa?"

"Kepo lo kayak Dora!" Tukas Cristian menaikkan pedal gas motornya dan melaju meninggalkan Ara disana.

"Cristian kaya, bokapnya aja pengusaha batubara. Tapi pelit!" Gumam Ara.

Ara melangkah masuk menuju rumahnya, sebelum masuk ia melirik rumah Alaska.

Disana belum ada terparkir motor laki-laki itu, artinya dia belum pulang dan tentunya bersama Triska.

Jam sudah menunjukkan jam 5 sore, Ara menengadah ke atas langit. Rintik hujan mulai berjatuhan, Ara berlari kecil kedalam rumah.

Dilain sisi, Cristian tetap memacu kendaraannya. Jalanan kota yang basah membuatnya harus berhati-hati ketika mendapati belokan.

Ia akan menemui Aslan, entah kenapa laki-laki itu mencarinya.

Cristian menepikan motornya ditempat biasa, warung Mang Nanang.

Ia berjalan masuk dan mendapati Falan sudah ada disana."Mana dia?" Falan yang asik memegang stik Billboard dengan rokok di mulutnya  langsung paham.

"Di belakang." Falan menunjuk ke arah belakang warung membuat Cristian menganggukkan kepalanya.

Kakinya melangkah mendekat kesana dan mendapati Aslan."LO GILA!" pekik Cristian kala mendapati laki-laki itu mengiris pelan tangannya.

"ANJING!" Maki Cristian mengambil alih pisau di tangannya dan langsung membuangnya ke sembarang arah."Lo kenapasih njing!"

Aslan melirik Cristian sayu, ada rasa iba di dalam hatinya melihat Aslan kacau. Ia sudah tau penyebabnya.

"Lo cukup lupain dia dan mulai menerima keadaan,Lan!" Ucap Cristian sambil mengambil kotak p3k yang memang selalu ada disana."Nyakitin diri sendiri itu ga guna, cuma rugi sama diri sendiri." Cristian mulai menuangkan Alkohol untuk mengobati luka iris laki-laki itu.

Aslan tersenyum tipis,"Udah gausah di obatin. Cuma luka kecil." Aslan menarik tangannya yang ingin diobati Cristian."Setidaknya gue puas." Tukas Aslan sambil tersenyum puas.

Cristian menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu mau sampai kapan laki-laki itu sembunyi semenjak Tara dan Alex menikah."Mau sampai kapan lo kayak gini?"

Aslan menggeleng,"Gue belum bisa menerima keadaan."

"Sialan lo Aslan! Pengecut!" Cristian melangkah kakinya menjauh dari sana. Ia tidak menyukai sifat Aslan yang sekarang.

Aslan menarik rambutnya prustasi. "Triska minta selesai, alasannya karena dia udah jadi adik tiri gue."

Cristian mengusap wajahnya, ia bingung. Mengapa semuanya menjadi runyam seperti ini.

"Lo sama Triska masih bisa bersama, Lan. Kalian ga sedarah, kalo lo sama Triska sama-sama mau jalani masalah ini bersama  pasti akan berhasil. Percaya sama gue?" Aslan terdiam mencerna ucapan Cristian.

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang