Ara menghembuskan nafasnya lesu, ia menatap pagar rumahnya. Dulu, sebelum Papanya menikah pulang sekolah langsung ke rumah adalah hal yang menyenangkan untuknya.
Tapi karena Tara, ia benar-benar malas untuk pulang. Tangannya perlahan mendorong pagar yang tidak terkunci, matanya pokus ke sebuah mobil putih yang terparkir disana.
Kakinya melangkah mendekat,"Buset, mobil baru." Gumam Ara entah kesiapa."Tapi untuk siapa? Gue ga pernah minta mobil. Apalagi warna putih gini." Omel Ara melihat keseluruhan mobil warna putih.
"Gue kan jorok ya, kalo putih gini cepet kotor!" Ara sibuk mendumel sambil mengelilingi mobil.
"Non Ara ngapain?!" Ara terkejut mendengar ucapan Bi Aliyah."Astaga, Bibi!" Ara melototkan matanya sambil mengelus dadanya yang berdetak kencang karena terkejut.
Bi Aliyah hanya cikikikan."ini mobil untuk siapa Bi?" Bi Aliyah mengerutkan keningnya.
"Ini kan mobil orang lain Non! Bukan mobil untuk siapa?"
Ara melongo mendengar ucapan Bi Aliyah,"Iya Non, Bibi ga bohong. Ini mobil tamu yang ada di dalam. Tuan Alexander sama Nyoya Tara lagi ada tamu di dalam. Cewek Non, tapi Bibi agak heran deh." Bi Aliyah menjelaskan sambil memikirkan sesuatu.
Ara juga ikut bingung,"Emang kenapa Bi?"
"Itu Non, kayaknya itu saudara Tiri--"
"Apa!!" Ara melototkan matanya,"Bibi ga salah lihatkan? Astaga, jadi beneran aku ada saudara tirinya,Bi!?" Bi Aliyah mengangguk membuat Ara prustasi.
"Lebih baik Non cek sendiri di dalam. Biar lebih jelas atuh Non." Ara mengangguk meninggalkan Bi Aliyah.
Ini ga benar!
Saudara Tiri! Oh my God! Ara pusing memikirkan kejutan mendadak setiap hari di dalam kehidupannya.
Kakinya melangkah memasuki rumah, matanya langsung menangkap Papanya dan Tara duduk berbincang diruang tamu.
Dan seorang gadis.
Jangan bilang itu saudara tirinya!
Astaga!
"Papa!" Ara berseru sedikit berlari mempercepat langkahnya, ia tidak sabar.
Alex yang melihat kedatangannya langsung berdiri."kamu udah pulang sayang?" Tanya Alex basa-basi. Ara memutar bola matanya malas.
Jelas-jelas ia sudah disini, berarti udah pulang dong. Masa iya, Ara yang berdiri disini adalah arwahnya. Kan ga mungkin.
"Aku mau tanya sesuatu sama Papa?!" Ara mendudukkan diri di depan Tara dan Alex. Ia melirik sedikit gadis di samping mereka, tapi ia tidak peduli.
Tara dan Alex saling melihat satu sama lain."Papa sama Mama juga mau ngasih sesuatu hal penting sama kamu." Ucap Tara tersenyum hangat.
Ara menyipitkan matanya,"Yaudah,Papa sama Mama duluan aja." Ucap Ara semakin tidak sabar.
Tara berdehem sejenak,"Kamu ingat kan, Mama pernah jelasin waktu itu kamu ada saudara tiri." Ara menggeleng menolak pernyataan Tara, ia melirik Papanya.
"Dia akan tinggal dengan kita." Final Alex.
Ara melihat ke arah lain, lalu ke gadis di samping Tara."kenalan dulu ya sayang, dia saudara tiri kamu sekarang!" Ucap Tara dengan gadis di sampingnya.
Gadis itu mengangguk,"Kenalin, Gue Triska Yuswandari." Ucap Triska sambil mengulurkan tangannya ke arah Ara.
Ara sedikit terkejut mendengar nama Triska, tadi siang ia dan Tesa selalu membahas yang namanya Triska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALASKA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA, ADA CHAPTER YANG DI PRIVATE. "Senyum dong, dikit aja." Alaska memaksa Ara tersenyum. ""Losetreak di Ml memang membuat stress, tapi kita tidak pernah membencinya" . . . "Menjadi cantik itu adalah sebuah berkah. Orang-orang...