ASMARALASKA 04.00( 15+)

1.1K 174 357
                                    

•Warning : Hanya untuk 15+ tahun ke atas ya.
setelah part ini mulai masuk konflik cerita ya, tetap enjoy dan nikmati alurnya teman-teman.




Selamat membaca ASMARALASKA.

"Tidak ada cinta yang tulus kecuali diikat dengan pernikahan. Itu kata mereka, kataku pernikahan sekali pun belum tentu menjamin akan terus bersama. Itu akan ku buktikan nanti setelah kasus perceraian tidak tinggi di Indonesia."




"Ka, gue ga bisa na-nafas," lirih Ara.

Tangan gadis itu meremas kuat kaos Alaska dan nafasnya yang tersengal-senggal membuat Alaska takut bukan main.

Rasanya oksigen di paru-paru Alaska menipis saat ini juga.

"G-gue takut mati, Ka." Ucap Ara disela-sela pernapasannya."T-tapi gue mau t-tidur."

Jantung Alaska mencelos,rahangnya mengeras menahan tangis.

"Ga, Ara. Lo harus tetap bangun. Jangan tidur."

"Dada gue s-sakit," Terang Ara tanpa suara,hanya gerakan mulut yang dapat di tangkap Alaska.

Batin Alaska berteriak, ditambah matanya semakin memburam karena air matanya perlahan menetes.

Glek

"Ara---"

"Ara!"

Alaska terbangun dari tidurnya dengan nafas yang saling memburu. Ia syok atas mimpinya yang terasa sangat nyata sekali.

Ia dengan segera mendudukkan dirinya di atas kasur. Tangannya naik menyentuh dadanya yang terasa sesak dan peluh yang membasahi dahinya.

"Apa tadi, kenapa Sangat nyata--" batin Alaska

"Ara..." Guman Alaska entah ke siapa.

Dengan segera, Alaska meraih ponselnya yang terletak di atas nakas.

Tangannya dengan lincah mensearch nama Ara, dan memilih langsung menelpon.

Panggilang terhubung dan menunggu untuk di angkat, jantungnya ikut berdegup dengan kencang.

Jam menunjukkan pukul 00.00, udara yang dingin dan suasana malam yang sunyi menambah ketakutan Alaska.

"Ha-halo---" jawab seseorang di seberang sana, suaranya sedikit serak. Khas dengan yang baru bangun tidur."lo ngapain telpon jam segini?"

Alaska tersenyum hangat."Gapapa, gue cuma mau mastiin kalo lo udah tidur atau belum.."

Terdengar kekehan hangat dari sana,"Gue udah tidur,Ka. Dari jam sembilan tadi udah tidur. tapi karena ponsel gue berdering jadi mengganggu tidur nyenyak gue." Jawab Ara serak.

Alaska tersenyum,"Gimana sama dahi lo? Masih sakit ga?" Tanya Alaska mengingat kejadian tadi siang di sekolah.

"Udah gapapa,Ka. Khawatir lo berlebihan tau." Jawab Ara menyakinkan Alaska.

Diam-diam Alaska bernafas lega, ia juga tidak menyangka akan se'khawatir itu sama Ara.

Sulit untuknya mengatakan jika ia menganggap Ara bukan lagi sekedar sahabat. Tapi, mengingat jika ia masih sering merindukan gadis yang pernah ditemuinya  beberapa tahun lalu, Alaska menolak keras perasaannya.

Ia masih mencintai gadis itu, entah kemana gadis itu pergi. Alaska selalu menunggunya.

Alaska memilih diam, alhasil Ara juga ikutan terdiam. Suara jarum jam yang berputar sudah menunjukkan angka 00.10.

"Lo kenapa?"

"G-gue t-takut---"

"Takut? Alaska, lo takut kenapa?" Terdengar suara Ara yang khawatir dari sana membuat hati Alaska menghangat.

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang