03.30
SETELAH selesai sholat malam dan kembali muroja'ah hafalan yang rasa-rasanya sudah banyak yang hilang, aku bangkit dan melipat sajadah.
Masih ada jeda sebelum adzan subuh terdengar, ku putuskan untuk keluar dari kamar. Hendak menengok dapur sebentar, memasak air untuk membuat wedang.
Ceklek
Pintu kamar kubuka, diluar tidak ada siapa-siapa, ya iyalah wong ini masih jam berapa? Aku berjalan menuju dapur, melewati kamar Mas Abdul tentu saja. Namun, langkah ku terhenti saat melihat pintu kamar Mas Abdul yang sedikit terbuka, tidak seperti biasanya.
Aku lihat sekilas, ternyata penghuninya sedang khusyuk berdoa. Entah setan darimana, aku merasa ingin mendekat mendengarkan doa nya.
“Ya Allah, sungguh pasti apa yang telah engkau janjikan kepada kami. Sungguh apa yang telah engkau tetapkan atas kami maka itulah yang akan terjadi.
Luaskan hatiku ya Allah, agar lapang menerima setiap ketetapan-Mu dan mengutamakan Mu diatas segalanya.
Lindungi aku dan keluargaku ya Allah, dari apa-apa yang engkau murkai, kuatkan bahu ini ya Allah, agar mampu memikul amanah yang diberikan kepada ku.
Tiada daya dan upaya selain dari pertolongan-Mu.”
Mas Abdul terisak-isak.
Aku yang melihat dan mendengar itu pun tak terasa ikut terisak. Merasa terharu pada kakak sepupu ku yang baik hati itu, laki-laki shalih yang selalu mengutamakan kebahagiaan keluarga diatas kebahagiaan dirinya sendiri.
Jaga dia agar selalu istiqomah dalam keshalihan nya.
Doaku dalam hati.
“Aira?”
Aku tersentak, melihat Mas Abdul sudah berdiri tepat di depan pintu kamar nya. Sejak kapan? Entahlah, aku sendiri saja baru sadar dari lamunan.
“Lha k-kok disini Mas?” Tanyaku, pura-pura polos.
“Ada juga Mas yang tanya, kok kamu bisa disini? Ini kan kamar Mas.”
Aku menyengir, seperti maling yang tertangkap basah. “Oh, s-sejak k-kapan disini Mas?”
“Kamu ini ditanya kok malah balik nanya to, Ra?” Mas Abdul mendelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Kamu [TERBIT]
General Fiction"Karena pada waktunya, tanpa kau rencanakan pun jodoh tak akan pernah tertukar" ••••• Humaira Gadis itu bahkan merasakan nya sendiri, tentang bagaimana hebatnya takdir Allah itu bekerja. Maka benar, Allah adalah sutradara terbaik kehidupan. Skenario...