BAGIAN 10

1.4K 147 7
                                    

YANG BERBAHAYA itu bukan cintanya melainkan harapan berlebih yang timbul didalam nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YANG BERBAHAYA itu bukan cintanya melainkan harapan berlebih yang timbul didalam nya.

Ketika memutuskan untuk mencintai seseorang dalam diam, terkadang hati juga dipenuhi dengan harapan-harapan yang terus melambung tinggi. Padahal belum tentu takdir berjalan sesuai keinginan hati.

Mencintai dalam diam, mengajarkan kita untuk siap menerima apapun takdir yang akan terjadi di depan. Kalau akhir kisah nya berakhir dengan indah ya Alhamdulillah, kalau berakhir tidak indah? Ya tetap ucapkan Alhamdulillah. Sebab, Allah yang maha tau baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.

Selalu ada alasan dibalik kata 'mengapa'.

Sebab, Allah sempurna dalam segala hal. Kita tidak selalu bisa memahami kebijaksanaan dibalik ketetapan Nya, tapi kita harus belajar mempercayainya.

Itu adalah apa yang dikatakan oleh ustadzah Ana, guru liqo ku saat di jogja. Rasanya, saat ini aku memang harus kembali mengingat pesan-pesan nya.

“Kalau disiram terlalu banyak, bunganya bisa layu Ra.”

Aku tersentak begitu mas Abdul merebut selang air dari tangan ku. Ya, pagi ini aku tengah menyirami tanaman sembari menunggu tukang sayur yang biasa lewat depan rumah.

“Eh, m-maaf mas ndak sadar.”

“Ya ndak sadar lah, orang kamu nyiram nya sambil ngelamun.” Ucap mas Abdul, datar.

“Yuuuur sayuuur.. Sayuurr yuuur..”

Nah, Kebetulan sekali tukang sayur lewat, aku jadi bisa menghindar dari mas Abdul. Rasanya, aku masih belum siap untuk bersikap seperti biasa dengan nya.

“Aira beli sayur dulu mas.”

Dia mengangguk. “Mas temani, tunggu sebentar. Mas matikan keran dulu.”

Aku melotot. Piye sih orang mau dihindari malah ngintili.

“Eh, ndak usah mas. Aira bisa sendiri, mas lanjut siram tanaman saja.” Kataku.

“Tidak apa-apa biar Mas temani, sekalian bantu milih sayuran, kamu kan ndak bisa milih. Nanti malah sayuran layu yang kamu beli.”

Aku mendengus. Mode menyebalkan nya itu kumat lagi!

“Dih, ngejek banget. Ndak sayuran layu juga kali mas! Gini-gini Aira juga tau mana sayuran yang bagus mana yang nggak.” Jawabku sensi.

Dia malah terkekeh. “Kok emosi? Santai kali Ra, mas kan cuma becanda.”

Aku berdecak malas. “Please deh mas, mas tu nggak bakat becanda! Sudah cukup Aira saja! Mas tuh kalau becanda ndak ada lucu-lucunya. Yang ada malah bikin Aira naik darah.”

Ternyata Kamu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang