BAGIAN 24

1.1K 111 11
                                    

POV 'Abdullah'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV 'Abdullah'

HATI KU miris, melihat keadaan gadis shalihah nan cantik yang kini terbaring tak berdaya diatas brankar rumah sakit.

Gadis yang selalu ramah pada siapapun, kini senyum nya redup entah kemana. Mata indah miliknya yang selalu memancarkan kedamaian bagi setiap yang melihat, kini terpejam begitu erat.

Ba'da maghrib tadi supir pribadi Pak Broto menjemputku lalu membawaku ke rumah sakit. Begitu sampai, Pak Broto memeluk ku sangat erat, beliau menceritakan keadaan anaknya yang kini berada di ruang ICU lalu mengajak ku untuk menjenguk nya. Betapa terkejutnya aku melihat kondisi Rita saat ini, tubuhnya lebih kurus dan terlihat lemah tak berdaya. Mata indah nya tertutup rapat, senyum ramah yang selalu gadis itu tunjukan lenyap berganti pucat yang begitu kentara di wajah sayu nya.

Ya Allah, ada apa dengan gadis ini?

Rasanya saat terakhir kali kami bertemu, dia masih terlihat baik-baik saja. Saat itu, Rita masih bisa tersenyum kearahku, masih sempat mengobrol dan wajahnya sama sekali tak terlihat pucat sayu seperti ini.

Memang benar, takdir itu rahasia Allah. Tidak ada satu pun dari manusia, yang mampu menebak setiap alur cerita hidupnya.

Aku yang sudah memakai pakaian pelindung lengkap, berdiri tepat di samping brankar nya. Mengangkat tangan untuk mendoakan kesembuhan nya. Doa yang diriwayatkan oleh Imam bukhori.

Allahumma rabbannaasi adzhibil ba’sa isyfihi wa antas syafi laa syifaa’a illa syifaauka syifaa’an laa yughadiru saqaman.

Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.”

“Aamiin.”

Pak Broto menepuk pelan bahu ku.

“Sudah tiga hari dia terpejam. Kami sudah berusaha menyadarkan nya, mengaji, melakukan kontak fisik, apapun asal dia bangun. Tapi rupanya dia masih ingin terpejam, mungkin dia sedang menikmati mimpi indahnya di sana.” Ucap Pak Broto, tersenyum getir. Matanya tak berpindah sedikit pun dari wajah putri kesayangan nya.

“Apa yang terjadi sebelum nya Pak? Kenapa bisa sampai seperti ini?” Tanyaku.

Pak Broto menghela nafasnya pelan. “Tumor otak. Kami baru mengetahui bahwa Rita menderita penyakit serius itu beberapa hari yang lalu Nak. Saat itu kami hendak membangunkan Rita sholat subuh, namun saat tubuhnya kami gerakan dia tidak merespon. Matanya juga terpejam. Karena panik kami langsung membawa nya ke rumah sakit lalu setelah dilakukan pemeriksaan, Dokter mengatakan Rita mengidap tumor otak. Hari itu juga Dokter melakukan tindakan operasi, lalu Rita mengalami koma pasca operasi tersebut.”

Ternyata Kamu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang