BAGIAN 11

1.3K 127 6
                                    

"Mas ingin bicara apa sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas ingin bicara apa sih?"

Tanyaku, begitu kami sampai di dapur.

Dengan tangan yang sibuk membersihkan sayur hasil belanjaan, aku menunggu dia bicara. Sebenarnya aku sudah tau akan kemana arah pembicaraannya itu, tapi biarlah. Lebih baik aku pura-pura tidak tau saja.

Mas Abdul menyenderkan tubuhnya dekat wastafel. Sejak tadi dia hanya diam memperhatikan ku tanpa mengeluarkan suara. Entah apa yang ada dalam pikirannya, aku juga tidak tahu.

"Apa yang kamu dengar waktu itu, Ra?"

Gerakan tangan ku yang tengah mencuci sayuran terhenti seketika, begitu mendengar pertanyaan nya.

Aku menoleh. "Dengar apa sih Mas? Bicara yang jelas, jangan setengah-setengah, sudah tau ad-"

"Tentang pembicaraan Mas dan Pakdemu kemarin. Apa yang kamu dengar?" Tanya Mas Abdul, memotong ucapanku.

Aku terdiam sejenak, memikirkan kalimat apa yang pas untuk kuberikan sebagai jawaban. "Aira tidak dengar apa-apa Mas, lagipula kenapa sih Mas tanya begitu."

"Jawab yang jujur, Aira. Mas tahu kamu berbohong." Katanya. "Abizar sendiri yang mengatakan pada Mas, saat itu dia melihatmu mendengarkan pembicaraan Mas dan Pakdemu. Jadi tolong, jawab saja apa yang kamu dengar saat itu." Sambung Mas Abdul.

Diam-diam aku mengumpati Abizar dalam hati. Anak itu memang harus di beri pelajaran!

Aku menghela nafas panjang sebelum bicara. "Iya, Aira memang ada disana kemarin. Tapi tidak mendengar semua pembicaraan Mas dan Pakde. Aira hanya dengar kalimat terakhir yang Mas katakan. Saat itu Mas mengatakan, bagi Mas Aira ini hanya adik sepupu. Sudah, itu saja yang Aira dengar." Jelasku.

Mas Abdul terdiam cukup lama, sebelum akhirnya kembali mengeluarkan suara.

"Jadi kamu hanya dengar itu?"

"Iya Mas."

Lirih kudengar dia mengucap hamdalah dengan tangan yang mengelus dada, entah apa yang tengah di syukuri nya.

"Syukurlah kalau begitu." Katanya.

"Sekarang giliran Aira yang tanya, boleh?" Tanyaku, ragu-ragu.

Dia mengangguk.

“Hmm, tentang jawaban Mas saat kita belanja sayur tadi. Maksudnya apa?" Tanyaku, pada akhirnya.

Ternyata Kamu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang