||Selamat Membaca||
^•^
Lana menekan bel rumah keluarga Abraham untuk yang ke-2 kali.
Kemarin dan hari ini Jevan tidak sekolah, dan sama sekali tidak menghubungi nya juga membuat Lana merasa khawatir dan memutuskan pergi ke rumah Jevan sepulang sekolah.
Dan disinilah dirinya, berdiri dengan cemas di depan rumah Jevan.
Ceklek.
Senyum Lana pun merekah saat melihat pintu rumah Jevan terbuka.
"Kak Karin" Lana kaget melihat Karin lah yang keluar dari dalam rumah Jevan.
Kening Karin berkerut bingung "Lana?, ngapain lo kesini?!"
"Eeee.... Aku pengen ketemu sama kak Jevan, ada?"
"Ketemu Jevan?"
Lana mengangguk "Iya, soalnya kemarin kak Jevan gak sekolah, jadi aku mutusin buat samperin kak Jevan, dia baik-baik aja kan kak?"
Karin berdecih, ia menatap wajah Lana lamat-lamat, wajah itu menyiratkan kekhawatiran yang amat dalam "Dia baik-baik aja kok"
Lana bernafas legah "Kalo gitu boleh panggilin kak Jevan nya?"
"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" Karin melipat kedua tangannya di depan dada, matanya menyorot Lana dengan tajam.
Kini giliran Lana yang terlihat kaget "Kak-"
"Kalo gue ngelarang lo ketemu sama Jevan gimana?" Ucap Karin dengan angkuh.
Lana terkekeh "Walaupun kak Karin sahabatnya kak Jevan, tapi kak Karin gak punya hak buat ngelarang aku ketemu sama kak Jevan, inget kakak itu cuman sebatas sahabat, sedangkan aku?, aku PACARNYA kak Jevan, dan bagi aku kedudukan sahabat akan kalah sama pacar, jadi cukup sadar diri aja"
Karin tertawa mengejek sambil bertepuk tangan dengan keras "Wow wow wow, berani juga lo sama gue, jadi ini sifat asli lo?, begitu lo ya di belakang Jevan, ck gak nyangka gue"
Lana memutar bola matanya malas "Mending kak Karin panggilin kak Jevan dari pada buang-buang waktu aku kayak gini"
Karin langsung mendorong tubuh Lana menjauh "Sampai kapan pun gue gak bakal nurutin ucapan lo, dengerin baik-baik ya adik manis, untuk sekarang Jevan emang musih jadi pacar lo, tapi bentar lagi pacar lo itu bakal jadi milik gue!"
Mata Lana membulat sempurna "Ap-"
"Lana sayang, kamu kesini?" Celetuk Jevan yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah.
Jevan langsung memeluk tubuh mungil kekasihnya, melihat itu membuat hati Karin merasa terbakar.
Lana membalas pelukan Jevan dengan melingkarkan tangannya di pinggang cowok itu, ia menyandarkan dagu nya di bahu lebar kekasihnya sambil matanya melirik ke arah Karin, seolah ia mengatakan pada Karin lewat matanya bahwa Jevan adalah milik nya.
"JEVAN!" Bentak Karin membuat pelukan kedua orang itu terlepas.
"Apaan sih Rin, lo gak usah ngomong macem-macem sama cewek gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING GIRL
Fanfiction[CERITA HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI] [On Going] • "Dari kecil gue udah suka sama lo, bahkan gue berharap besar nanti lo bakal bales perasaan gue, tapi apa?, sekarang gue harus ngeliat lo sama cewek lain, prioritasin cewek lain Dan seakan lupa sama...