Part - 4

262 44 4
                                    

||Selamat Membaca||



^•^

"Jadi gimana sama rencana perjodohan, kapan akan di laksanakan?" Tanya Yuda Pranata, ayah Karin.

Saat ini keluarga Abraham dan Pranata sedang mengadakan pertemuan keluarga. Lebih tepatnya di rumah keluarga Abraham.

Sebenarnya pertemuan itu di adakan di rumah keluarga Pranata, namun Jevan yang menolak untuk keluar rumah membuat tempat pertemuan antar keluarga itu harus di ganti.

"Yang jelas secepatnya" celetuk Bayu.

Mendengar itu lagi-lagi membuat Jevan menghela nafas pasrah, kenapa ia harus bernasib seperti ini, di jodohkan sama orang yang tak di cintai dan mengharuskannya meninggalkan sang kekasih.

Apa Jevan bisa?

Jawabannya tentu saja tidak.

Namun Jevan bisa apa?, bahkan ia sudah mengerahkan seluruh usahanya untuk menolak keputusan sang ayah namun hasil yang ia dapatkan apa?, nihil.

Berbeda dengan Karin yang kini diam-diam tersenyum, ia merasa menang sekarang, sebentar lagi Jevan akan menjadi milik nya.

"Maafin gue Jen, tapi gue harus lakuin ini demi kesejahteraan hati gue" batin Karin.

"Gimana kalau bulan depan?" Usul Iren, mama Karin.

Bayu menggeleng "Lusa pertunangan, dan minggu depan baru kita ada kan pernikahan mereka gimana?"

Mendengar usulan bayu membuat semua yang ada di ruang makan itu kaget.

"WHAT?!, Minggu depan?, ayah gila?, nggak Jevan gak mau!" Bantah Jevan.

"Mau gak mau kamu harus turutin ucapan ayah Jevan, jangan membantah!"

"Terserah, Jevan pamit mau ke kamar" Jevan beranjak dari duduk nya dan berjalan menjauhi ruang makan.

"Anak itu suka sekali pergi di tengah-tengah pembicaraan orang tua" ucap Yumna tak habis fikir.

Iren menatap putrinya yang sejak tadi diam "Karin, kamu samperin Jevan gih, hibur dia nak"

Karin mengangguk "Iya mah, kalo gitu Karin pamit"

Karin beranjak dari duduk nya lalu berjalan menuju lantai atas di mana kamar Jevan berada.

•••

  Tok.. Tok,. Tok

"Jen, ini gue Karin. Boleh masuk?"

Tak ada sahutan dari dalam kamar Jevan, gadis itu mencoba membuka pintu kamar Jevan dan ternyata pintu itu tidak terkunci.

Tanpa di persilahkan Karin langsung masuk ke dalam kamar Jevan, toh sejak kecil ia sering masuk tanpa izin ke kamar cowok itu hanya untuk memanggilnya bermain.

Suasana yang Karin dapati di kamar itu adalah gelap, hanya ada cahaya dari arah balkon kamar saja yang sedikit menerangi kamar itu, bau parfum khas Jevan pun menyeruak masuk ke hidung nya saat Karin sudah sepenuh nya berada di kamar Jevan, Karin suka.

"Jen, lo dimana?, kok gelap, lo tidur ya?"

Karin meneliti sekitaran kamar cowok itu yang gelap tanpa berniat untuk menyalakan lampu kamar, kemudian mata Karin melihat ke arah balkon, disana, terdapat seseorang yang berdiri membelakangi pintu balkon, tanpa melihat wajahnya pun Karin sudah tau kalau itu cowok yang sedari tadi Ia cari.

ANNOYING GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang