||Selamat Membaca||
^•^
"RIN!"
"KARIN MANA LO!" Suara Jevan menggelegar di seluruh penjuru rumah, cowok itu kelihatan marah terbukti dari wajah nya yang sudah memerah.
"Jevan kenapa sih pake teriak-teriak segala" ucap Karin baru saja menuruni tangga, Ia baru saja selesai menenangkan hati nya akibat melihat adegan ciuman Jevan dan Lana tadi.
Dengan cepat Jevan mendekati Karin lalu mencengkram tangan gadis itu.
"Auu.. Jevan sakit!"
"Lo harus ikut gue, jelasin sama Lana kalau pertunangan itu bukan gue yang mau!" Desis Jevan tanpa sadar menyeret tangan Karin dengan kasar.
"Jevan lepasin tangan gue, sakit"
Jevan menulikan pendengarannya, Ia terus menarik tangan tunangannya itu keluar rumah.
Ayah dan bunda Jevan tidak berada di rumah, mereka sedang keluar, sedangkan para pelayan sedang beristirahat, jadi tak ada yang tau apa yang terjadi pada Karin dan Jevan.
"JEVAN.. LO NYAKITIN GUE BEGO!!" Bentak Karin membuat Jevan tersadar dan langsung melepaskan cengkramannya pada tangan Karin.
Jevan menatap pergelangan Karin yang sudah memerah membuat rasa bersalah Jevan timbul seketika.
"Karena dia lo udah berani nyakitin gue Jev?!" Ucap Karin menatap Jevan tak percaya.
Jevan mengusap wajahnya dengan frustasi "Lana marah sama gue Rin, ini semua karena lo, kenapa sih lo harus ngomong sama Lana kalo kita udah tunangan?"
"Biar dia tau secepatnya Jevan, semakin lo sembunyiin soal pertunangan kita, semakin dia banyak berharap sama lo, dan gue gak suka itu!" Karin tidak bisa mengendalikan diri nya lagi, ia benar-benar muak pada Lana.
"Lo gak berha-"
"Lo tunangan gue, jadi gue berhak atas lo sekarang Jevan!" Teriak Karin membuat Jevan terdiam.
Jevan menatap Karin kecewa "Lo berubah Rin, kemana Karin yang selalu dukung hubungan gue dengan Lana-"
"Itu dulu!!, dulu pas gue dengan bodoh nya ngebiarin perempuan itu milikin lo, tapi sekarang-" Karin menarik nafas nya sejenak sebelum melanjutkan ucapan nya kembali "Sekarang tidak lagi, Karin yang dulu selalu mengalah dan berlagak sok ngedukung hubungan lo dengan Lana udah gak ada lagi, yang ada sekarang hanya Karin yang egois dan gak mau mengalah!!"
Jevan terdiam di tempatnya, otak nya serasa tiba-tiba kosong mendengar ucapan Karin, ia seperti tidak mengenali Karin sekarang.
Karin memejam kan matanya lalu menghela nafas pelan, ia kembali menatap Jevan "Jangan minta gue jelasin apa-apa ke Lana, mau tuh cewek sakit hati karena ucapan gue tadi pun gue gak bakal peduli, karena tujuan gue hanya satu, yaitu bikin dia sadar diri kalo pacarnya yang selalu dia bangga-banggakan bakal jadi milik gue"
Setelah mengatakan itu Karin langsung mengambil tas selempang nya di atas meja ruang keluarga lalu berjalan keluar rumah tanpa pamit pada Jevan, ia sangat marah pada cowok itu.
Jevan menatap dalam punggung Karin yang perlahan menjauh "Lo berubah Rin... LO BERUBAH!!"
Jevan menendang meja dengan kuat hingga menimbulkan bunyi nyaring "ARGHHHHHH SIALAN, GUE BENCI SEMUA ORANG, GUE BENCI LO KARIN, BANGSAT!!" Ia mengacak rambutnya dan menarik nya kuat.
Benar-benar seperti orang yang sudah sangat frustasi.
•••
Karin memasuki rumahnya dengan mata yang sudah sembab, ia mengusap matanya yang kembali berair dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING GIRL
Fanfiction[CERITA HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI] [On Going] • "Dari kecil gue udah suka sama lo, bahkan gue berharap besar nanti lo bakal bales perasaan gue, tapi apa?, sekarang gue harus ngeliat lo sama cewek lain, prioritasin cewek lain Dan seakan lupa sama...