Part - 7

308 52 7
                                    

||Selamat Membaca||




^•^

"KAKAK GUE CINTA SAMA LO SIALAN!!"

Tubuh Jevan menegang seketika setelah mendengar ucapan Jaenan barusan.

"Kenapa diam?, lo kaget?, ck lambat bego!"

"Dari kecil dia udah naro perasaan lebih ke lo, gue paham saat itu kita masih kecil dan gak seharus nya dia suka sama lo, tapi semakin lama rasa Karin ke lo semakin besar seiring bertambah nya usia kita, lo fikir lah bego sesakit apa yang kakak gue rasain saat dia harus pura-pura kuat dan sok-sokan ngedukung hubungan lo sama Lana, ck Lana. Orang baru yang bisa bikin lo lupa sama seseorang yang udah lama bareng lo dari kecil, gue salut sama lo karena udah nyakitin kakak gue sedalam itu!"

Wajah Jevan semakin menegang mendengar penjelasan Jaenan, dia sangat tidak menyangka.

"Bagaimana mungkin" batinnya.

Jaenan melangkahkan kaki nya mendekati Jevan yang masih mematung.

Jaenan terkekeh geli saat sampai di depan sahabatnya itu, jari telunjuknya terangkat lalu mendorong kepala Jevan dengan pelan sambil mengucapkan "Bodoh!"

"Lo bodoh karena gak tau perasaan Karin yang sebenarnya, bertahun-tahun dia nyimpan perasaan itu dan bertahun-tahun juga dia harus nahan rasa sakit dia, gue adik nya, jadi gue tau apa yang dia rasain selama ini, baru aja dia ngerasa seneng karena pertunangan kalian, tapi tiba-tiba di jatohin gitu aja karena adegan ciuman lo sama si Lana itu, sakit bro. Gue rasa kalo lo jadi dia lo gak bakal kuat!"

Jevan teringat saat tadi ia mencium Lana di hadapan Karin, saat itu fikiran Jevan benar-benar blank, ia merasa takut saat Lana mengucapkan kata perpisahan membuat nya tak ada pilihan lain selain mencium Lana agar ucapan itu tidak keluar dari mulut gadis nya.

Jevan menatap Jaenan "Gue mau ketemu Karin, gue mau ngomong sama dia"

Jaenan berdecih "Lo fikir setelah lo nyakitin kakak gue, gue bakal biarin lo ketemu dia gitu aja?, nggak!, gue gak bakal biarin lo ketemu atau bicara sama dia sebelum acara pernikahan kalian di laksanakan!" Ucap Jaenan tajam lalu berjalan meninggalkan Jevan yang masih terdiam.

Jevan memejamkan matanya, kepalanya benar-benar penuh sekarang "Gue gak tau lagi, gue pusing"

Ia pun berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

•••

Karin sedang anteng di dalam kamarnya sambil menonton drakor kesukaannya di laptop, sebenarnya ia melakukan itu semata-mata hanya untuk melupakan masalahnya dengan Jevan untuk sejenak.

Tok.. Tok.. Tok

"Masuk" teriak Karin sambil menyuapkan cemilan kedalam mulutnya.

Ceklek.

Jaenan masuk ke dalam kamar kembarannya itu "Ngapain?"

Karin menatap Jaenan sekilas "Lagi nonton drakor"

"Nge'drakor mulu lo, belajar oyy udah kelas 3 juga"

Karin mendengus "Bacot lo"

"Makan apaan tuh, minta dong" tanpa permisi Jaenan langsung menarik cemilan Karin begitu saja.

ANNOYING GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang